Tuesday, July 22, 2014

Psikologi Sosial #2

Satu minggu berlalu, kembali berjumpa dengan pak Fauzan di kelas Psikologi Sosial. Di awal kuliah beliau kembali memberikan tips mengenai cara belajar yang baik. Beliau bertanya mana yang lebih baik? 7x1 atau 1x7 kalau dikaitkan dengan proses belajar? Maksudnya? 7x1 berarti membaca sejumlah 7 materi, masing-masing dicicil setiap 1 jam. Adapun 1x7 maksudnya membaca 7 materi sekaligus dalam 1 jam.

Selanjutnya beliau juga menyampaikan bahwa bisa disebut ilmu pengetahuan jika memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
- harus ada objeknya (kalau psikologi berarti objeknya adalah  perilaku yang merupakan manifestasi dari jiwa)
- ada metode untuk mempelajarinya
- ada sistematika (saat membahas hal ini beliau menceritakan mengenai konsep indigeneous psychology yaitu menggali unsur-unsur budaya lokal yang mengandung dari kaca mata ilmu psikologi. Yang terjadi, banyak nilai-nilai di budaya lokal yang belum di sistematisasi)

Dalam kuliah kali ini, pak Fauzan juga sedikit membahas mengenai psikoanalisa sigmund freud (terdiri dari Id --> Nafsu, selalu ingin dipuaskan, Ego --> diri, Super Ego --> kata hati atau norma

Psikologi Sosial #1

Setelah seminggu sebelumnya libur, akhirnya minggu berikutnya datanglah bapak dosen terhormat yang mengampu mata kuliah psikologi sosial. Beliau namanya pak Fauzan, sekilas mirip om Andi F Noya.. hehehe...

Pada awal kuliah beliau memberikan tips sederhana bahwa belajar psikologi itu tidak untuk dihafal. Cara mudah untuk belajar psikologi adalah dengan dihayati dan dimengerti kemudian diaplikasikan/ diamalkan. Psikologi juga terkait dengan satu kata yaitu dinamika.

Mengenai psikologi sosial, beliau menjelaskan bahwa pada intinya, adalah mempelajari pola interaksi antara individu dengan masyarakat. Paling tidak ada beberapa hal penting yang akan di bahas di psikologi sosial ini. Beberapa hal tersebut adalah persepsi sosial, kognisi sosial, atribusi, perilaku pro sosial (mementingkan kepentingan orang lain dan mengabaikan kepentingan pribadi) dan agresivitas. 

Saat membahas agresivitas ini, banyak teman-teman di kelas yang tertarik. Pak Fauzan pun sedikit membahas mengenai agresivitas ini. Ada beberapa jenis perilaku agresif yang ada di masyarakat. Beberapa diantaranya yaitu :
- Agresif langsung - tak langsung
- Agresif verbal - non verbal
- Agresif fisik - non fisik
- Agresif pasif (perilaku diamnya menyebabkan terganggunya sistem, dan ybs tahu akan resiko tersebut)

Bagaimana bisa menilai perilaku tersebut agresif atau tidak? Dilihat dari bagaimana respon dari orang yang mengalami tindakan tersebut. Perilaku agresif ini juga dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal diantaranya adalah suhu, kepadatan, luas atau sempitnya ruangan, dll. Sedangkan faktor internal diantaranya adalah kepribadian, toleransi terhadap frustasi, dll.  

Sunday, July 13, 2014

Catatan Kuliah : Psikologi Perkembangan #1

Setelah beberapa lama kuliah kosong (maklum dosennya lagi sibuk nyiapin buka puasa, hehe...) akhirnya di akhir minggu (Jumat tepatnya) datanglah seorang dosen bernama pak Singgih. Nah, pak Singgih ini akan mengajar mata kuliah Psikologi Perkembangan.

Awal-awal beliau buka dengan menanyai satu per satu nama mahasiswanya berikut asalnya dan alasan kenapa belajar di Psikologi. Saya hanya ditanya nama, kenapa? karena saya datang terlambat sodara-sodara. Kenapa saya datang terlambat? karena itu hari Jumat sehingga informasi lewat HP pun terhambat. Pulang jumatan berjalan ke kantor agak melambat. Lihat HP ternyata di HP ada info darurat, sebuah sms yang masuk jam dua belas lebih seperempat dan kemudian membuat saya terperanjat karena ternyata kuliah jam kedua dipercepat. Padahal saya sampai kantor sudah jam satu kurang seperempat... huehehehe....

Next...
Awal kuliah beliau menanyakan mengenai apa itu perkembangan? Apa bedanya antara perkembangan dan pertumbuhan? Jika Anda mendengar kalimat "Perkembangan Anak itu Cepat Sekali" maka apa saja yang ada di benak Anda? Teman-teman saya pun menjawab :

1. Perkembangan Fisik cepat
2. Daya tangkapnya tinggi
3. Intelegensinya tinggi
4. Perkembangan motorik baik
5. Pengambilan keputusan baik
6. Daya linguistiknya baik
7. Emosinya lebih stabil

Dari 7 opsi di atas, pak Singgih menanyakan mana saja yang bisa terukur? Ternyata hanya poin 1 saja yang bisa terukur dengan jelas. Poin 2 sampai dengan poin 7 tidak bisa terukur. Lho.. Intelegensi kok disebut tidak bisa terukur? Bukannya sudah ada semacam tes IQ gitu ya? Eitt... itu yang diukur adalah fenomenanya. Sepertinya tidak mungkin juga kan,kita mengintip lewat kepala setiap anak untuk mengetahui kecerdasannya? Jadi yang diukur di tes IQ adalah secara tidak langsung yaitu dengan mempelajari tindakan kecerdasan seseorang, biasanya pun tesnya bersifat tertulis.

Oke, mari kita lanjutkan. Untuk poin yang bisa diukur, maka itulah yang disebut dengan pertumbuhan (growth) yaitu bersifat kuantitatif atau terukur. Adapun poin-poin lain yang tidak terukur, maka itulah yang disebut dengan perkembangan, yaitu bersifat kualitatif atau tidak terukur. 

Maka dapat disimpulkan bahwa arti perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Adapun pertumbuhan atau growth adalah peningkatan pada hal tertentu atau individu tertentu baik itu pada jumlah, ukuran, dan lain sebainya. Oleh karena itu dapat disebut pula bahwa pertumbuhan adalah sebuah tahap dalam perkembangan.

Bagaimana bisa disebut mengalami perkembangan? Pak Singgih menyebutkan ada dua hal yaitu sifatnya tetap dan ada sebuah proses perubahan ke arah yang positif. Jadi kalau misalnya ada seorang anak kecil yang tadinya baru bisa merangkak saja kemudian tak lama bisa berdiri, tapi kemudian jatuh lagi, maka itu belum bisa dikatakan sebagai perkembangan.

Next kita akan bahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan. Kita akan belajar beberapa teori yang membahas mengenai hal tersebut.  

Ada Banyak PR ; Membaca dan Menulis



 Sering sekali mengingatkan orang untuk bersyukur. Akan tetapi sungguh sayang bahwa diri ini kurang bersyukur. Telah begitu banyak hal yang Dia tunjukkan untuk "menggiring" diri ini ke sebuah jalan perbaikan demi kebaikan dan kemanfaatan. Akan tetapi sungguh sayang bahwa diri ini belum merespon sinyal-sinyal kebijaksanaan itu dengan baik.

Sebuah kebahagiaan tersendiri saat Allah izinkan dan anugerahkan sebuah tempat yang bernama Omah Tentrem. Sebuah tempat di mana potensi-potensi yang saya miliki bisa lebih bermanfaat kepada sesama. Baik itu melalui ruang konsultasi, ruang terapi, maupun melalui ruang pelatihan. Baik itu melalui lisan maupun lewat tulisan, entah itu via dunia nyata maupun dunia maya. Dia telah sediakan wahana untuk saya menantang diri saya untuk menyerap lebih banyak kebijaksanaanNya melalui orang-orang yang dikirimkanNya untuk singgah di kantor. Dia telah sediakan wahana untuk saya menantang diri saya untuk terus meng-upgrade diri agar semakin luaslah lahan ilmu di pikiran saya, semakin lapanglah lahan kebijaksanaan dalam hati dan pikiran saya.

Sebuah kebahagiaan ketika yang awalnya saya sendiri kemudian Allah izinkan untuk bertemu dengan seorang wanita mulia yang kemudian bersedia menjadi pendamping hidup saya. Menapak jalan-jalan penuh berkah, menggapai tangga-tangga kemuliaan dalam suasana canda, diskusi, khusyuk, diam, menangis, kesal, marah, saling berganti untuk menciptakan keseimbangan-keseimbangan baru. Sebuah organisasi primer yang merupakan awal dari sebuah peradaban baru nantinya. Sebuah sekolah kepribadian sekaligus dunia nyata untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari sebelumnya. Maka bisakah terus dijalani tanpa adanya keyakinan dan semangat untuk terus mempantaskan diri dalam posisi atau amanahnya masing-masing?

Sebuah kebahagiaan tersendiri saat Allah izinkan saya untuk memasuki kembali gerbang perkuliahan untuk melanjutkan ke jenjang strata- 2 di Psikologi UGM. Memasuki sebuah suasana kelas yang berbeda, suasana kelas yang membuat saya feel excited untuk terus menyelami, menyerap seluruh ilmu yang dibagikan oleh para dosen kepada saya. Maka apakah bijaksana jika saya melewatkan kesempatan ini begitu saja, masuk, menjalani pembelajaran sebagaimana model belajar yang telah saya lalui saat SD, SMP, maupun SMA sampai kuliah S-1 dulu? Betapa ruginya jika seperti itu.

Sebuah kebahagiaan saat saya memiliki begitu banyak guru untuk tempat saya belajar menambah ilmu-ilmu baru walaupun sayangnya media silaturrahmi belum banyak termanfaatkan dengan baik. 

Sebuah kebahagiaan saat di blog saya ini sudah ada ratusan tulisan. Saat kemudian terbuka lebar kesempatan bagi saya untuk membuat sebuah buku sendiri sambil terus menuliskan hal-hal baru dengan media yang sudah tersedia. Mulai dari blog ini sampai blog-blog lain yang jarang atau bahkan sama sekali belum pernah terisi. 

"Bro, gue ngerti banget itu apa yang udah elu tulis di atas" sahut Gugun
"Iya nih bro, terus apa yang elu saranin buat gua?" balas Gogon

"Alaaah... elu mah udah terlalu banyak janji-janji ama diri elu sendiri. Udah sabaar banget tuh bagian action nungguin elu gerak. Untung aja dia kagak 'mutung' tuh. Saran gue, udah buruan aja direalisasiin. Elu udah tahu kok diri elu sendiri, elu cuman perlu komitmen aja dah, ama istiqomah buat ngejalanin itu semua. Godaan pasti ada bro, cuman ya tadi, balik lagi ke komitmen dan konsistensi" terang Gugun panjang lebar.

Sambil garuk-garuk, Gogon pun menanggapi sambil bertanya "Iya juga sih, apa jawaban elu juga udah ada dipikiran gua. Persis kagak ada bedanya bro.. emm, terus apa aja yang perlu gua lebih siapin dan lakuin nih bro? Pliiiiis....need advice nih!

"Naah...iya kan, ngaku juga elu akhirnya... hahaha... Oh, simple aja bro... 5 M : Membaca, Memaknai, Menuliskan. Merenungkan dan Mengaplikasikan. Selanjutnya lagi yang engga kalah pentingnya adalah 5 Aw : Aw... Aw...Aw...Aw...Aw... hahaha..." jawab Gugun santai.

"Jiaaah... apaan itu Aw..Aw..Aw..Aw..Aw... ada-ada aja elu broo" Gogon menanggapi.

"AW itu maksudnya Aturlah Waktumu, 5 Aw berarti ya itu... sebutin 5x biar kamu sadar dan lebih ngeh dengan pengaturan waktumu. OK, gitu ya... gue cabut dulu" tutup Gugun mengakhiri penjelasannya.

"Oke, thanks, broo" kata Gogon.