Friday, December 5, 2014

Internet Aman Anakku Nyaman

Berdasarkan data dari Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) diketahui bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia sampai mendekati pertengahan 2014 sudah mencapai 82 juta orang. Dengan pengguna internet sebanyak itu, Indonesia mendapatkan peringkat ke 8 dunia untuk jumlah pengguna internetnya. Adapun jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik hingga tahun 2010 telah mencapai 237 juta jiwa, itu artinya pengguna internet di Indonesia telah mencapai hampir 40% dari seluruh jumlah penduduknya.

Data yang tidak kalah menarik dari keseluruhan pengguna internet di Indonesia adalah sebanyak 80% pengguna ternyata berada pada range usia 15-19 tahun (remaja). Komposisi ini tidak terlepas dari data lain mengenai jumlah pengguna situs jejaring social facebook di Indonesia yang mendapatkan peringkat ke- 4 dunia. Tentu saja hal ini adalah fenomena yang sangat menarik untuk dicermati bersama, utamanya kalangan orang tua dan pendidik.

Menurut penelitian yang dilakukan di negara-negara Barat maupun Timur, didapatkan data bahwa sekitar 1,4%-17,9% remaja mengalami adiksi internet. Data tambahan menyebutkan bahwa 70% pengguna internet di Korea dilaporkan bermain online games. Bahkan 69% remaja bermain games di komputer lebih dari 2 jam setiap hari dan 18% diantaranya didiagnosis sebagai game addicts.

Bagaimanapun juga, keberadaan internet adalah ibarat mata pisau. Internet sangat potensial untuk membantu anak-anak dan para remaja menjelajahi dunia luar, mengeksplorasi berbagai macam ilmu dan pengetahuan terkini dari seluruh belahan dunia. Internet juga bermanfaat untuk membangun hubungan pendidikan juga memperluas hubungan dengan guru dan teman. Pada sisi yang lain, kita harus mengakui juga bahwa munculnya banyak perilaku negatif dari anak-anak dan remaja akhir-akhir ini, tidak dapat dilepaskan juga dari dampak keberadaan internet ini. 

Minimal ada 3 jalur utama untuk menjadikan seorang anak dan remaja bisa menjadi seorang pecandu internet. Tiga jalur tersebut yaitu melalui jalur social media (facebook, twitter, dll) , lalu melalui game online yang kini kian merebak, kemudian melalui konten-konten berbau pornografi yang dengan mudahnya bisa diakses siapapun di dunia maya.

Diantara ketiga jalur tersebut, game online adalah salah satu topik yang akhir-akhir ini marak diperbincangkan di kalangan orang tua dan guru. Munculnya beragam kasus kecanduan game online yang dialami anak dan remaja membuat banyak pihak terutama sekolah aktif mensosialisasikan dampak game online ini untuk perkembangan anak dan remaja.

Terdapat beberapa gejala psikologis dan fisik dari kecanduan internet. Diantaranya adalah :
1. Berbohong mengenai penggunaan waktu yang lebih
2. Mengalami persaan kosong, stress atau iritabel bila dicegah untuk online
3. Tidak peduli dengan hubungan interpersonal
4. Keinginan untuk tetap online meningkat
5. Mata menjadi kering
6. Muncul perasaan tidak dapat dan tidak ingin berhenti
7. Mengalami insomnia atau gangguan tidur
8. Mengalami migrain
9. Mulai muncul masalah dalam hal akademik atau sekolah

Lalu apa saja cara yang harus dilakukan oleh orang tua untuk menanggulangi permasalahan ini atau untuk meminimalisir meluasnya permasalahan ini? Beberapa aturan ber-internet aman berikut ini bisa diterapkan :

a. Orang tua seharusnya memiliki pengetahuan lebih tentang internet
Syarat agar aktivitas online anak bisa terpantau dengan baik adalah orang tuanya harus memiliki pemahaman yang baik dulu tentang internet. Orang tua bisa mempelajarinya dari buku, dari mailing list atau meminta bantuan orang lain yang paham untuk memberikan privat training tentang internet dan pernak-perniknya. 

b. Orang tua bisa membuat aturan main tentang penggunaan internet di rumah
Orang tua bisa membuat kesepakatan khusus dengan anak, kapan saja anak boleh menggunakan internet. Kalau perlu ditambahkan dengan reward and punishment agar anak tetap mematuhi aturan yang dibuat. Selain itu, bisa disampaikan aturan main saat berinternet seperti tidak memberikan informasi pribadi ke dunia maya, kemudian memberikan pemahaman tentang kejahatan cyber, dan lain sebagainya

c. Memasang software khusus untuk pengamanan
Orang tua bisa membeli dan kemudian memasang software-software khusus yang berguna untuk mengontrol akses dan aktivitas anak saat berinternet. Akan menjadi lebih baik lagi kalau software yang digunakan juga bisa memblokir situs-situs yang tidak layak untuk anak-anak atau bahkan juga bisa membatasi seberapa lama mereka bisa beraktivitas di dunia maya.

d. Orang tua membangun komunikasi yang baik dengan anak
Dengan terjalinnya proses komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua, saat anak mulai terlihat mengalami kecanduan, maka orang tua akan jauh lebih mudah untuk memberikan informasi atau arahan agar anak lebih tahu tentang apa manfaat dan bahaya yang mungkin muncul dari aktivitas penggunaan internet

e. Penempatan komputer atau media untuk online di tempat terbuka
Komputer, laptop atau apapun media yang bisa digunakan anak untuk online sebaiknya diletakkan di tempat terbuka, sehingga mudah dipantau. Jangan belikan anak dan remaja telepon seluler yang dapat mengakses internet karena pengamanan di telepon seluler tidak sebaik komputer atau laptop.

f. Orang tua menjadi role model yang baik untuk anak
Dalam kesehariannya, sebaiknya orang tua juga menunjukkan di depan anak dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan produktif, misalnya saja membaca, olah raga, menulis, ibadah, dll. Jangan sampai anak justru sering melihat orang tua sering asyik sendiri dengan gadgetnya atau dengan aktivitas online-nya. 

g. Memantau aktivitas anak sehari-hari
Saat anak mulai kecanduan internet, bisa jadi karena terlalu banyaknya waktu luang yang dimilikinya. Maka orang tua bisa melakukan pengamatan lebih lanjut, apa saja aktivitas fisik yang disukai oleh anak sehingga saat anak mulai keranjingan internet, orang tua bisa mengalihkannnya dengan melibatkan anak pada kegiatan lain yang disukainya.

Tentu saja tidak hanya orang tua saja yang harus berperan dalam hal mengatasi kecanduan anak dan remaja terhadap internet ini. Semua pihak mulai dari orang tua, guru, institusi pendidikan, pemerintah harus bersama-sama untuk mengawasi anak, remaja, dan muridnya, khususnya bagi yang masih di bawah umur, membekali mereka dengan pengetahuan mengadapi perkembangan teknologi agar keberadaan teknologi termasuk internet bisa berdampak positif bagi mereka.



Referensi :


Young, Kimberley. 2009. Understanding Online Gaming Addiction and Treatment Issues for Adolescents. The American Journal of Family Therapy, 37:355–372.
Heman Elia. 2009. Kecanduan Berinternet dan Prinsip-prinsip untuk Menolong Pecandu Internet. Jurnal Veritas, 10/02, 285-299.
Yeelowlees PM, Marks S : Problematic Internet use or Internet Addiction? Computers in Human Behavior 2007 ; 23: 1447-1453
Edy, Ayah.2013. Ayah Edy Menjawab : 100 Persoalan Sehari-hari Orang Tua yang Tidak ada Jawabannya di Kamus Mana Pun. Jakarta : Noura Books. 
Santrock, John W. 2002. Life Span Development. Jakarta : Erlangga 
Hurlock, Elisabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
 
   
 

Tuesday, December 2, 2014

Menikmati Kekinian

Pagi ini, hujan telah selesai membasahi bumi. Menyisakan kesejukan, meninggalkan kedamaian dan ketenangan dalam diri. Menggerakkan diri untuk sejenak menyendiri, menuliskan jejak-jejak kehidupan yang beberapa waktu ini mengumpul menjadi satu dalam benak sanubari.

Akh...betapa setelah hujan kemudian akan timbul panas. Bukankah setelah siang akan timbul sore, sore menjadi malam, malam menjadi pagi dan seterusnya. Demikianlah fitrah kehidupan yang kita biasanya jalani bukan? Pergantian itu adalah sebuah hal yang wajar. Ya, pergantian yang barangkali kalau diterjemahkan dengan bahasa populernya adalah perubahan. Kalimat saktinya adalah perubahan terjadi setiap saat sehingga setiap saat pula perubahan harus diciptakan.

Maka benarlah sebuah kalimat bijaksana yang mengatakan kalau mencintai seseorang cintailah dengan sederhana, karena bisa jadi suatu saat dia akan jadi orang yang kau benci dan demikian pula sebaliknya. Tidak ada yang kekal di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri dan tentu saja Dia Yang Maha Agung. Maka saat senang, saat sedih mari kita syukuri saja untuk keduanya atau juga untuk kondisi yang lainnya. 

Beberapa hari yang lalu, salah satu kerabat saya meninggal dunia. Alhamdulillaah masih ada kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum beliau dikebumikan. Sempat merasa 'trenyuh' di saat-saat terakhir itu, sambil menggumam dalam hati, pada saatnya aku akan menyusul beliau.  

Lalu kapan? Lalu sudahkah engkau merasa siap menghadapi yang disebut dengan kematian itu? Pertanyaan klasik yang sepintas muncul dan sampai saat ini belum selalu memberikan dampak yang signifikan untuk lebih bersemangat mengisi hidup dengan kebaikan yang jauh lebih banyak lagi.

Salah seorang sahabat pernah berkata,"maka seharusnya mengingat kematian adalah salah satu motivasi yang menggerakkan diri kita untuk produktif bro". Mendengarnya saya bertanya lagi padanya, "bagaimana bisa sahabatku?". Sahabat saya terdiam sejenak, lalu berkata "kita tidak pernah tahu kapan waktu terakhir kita di dunia ini, maka asumsikan saja bahwa bisa jadi aktivitas yang kamu lakukan adalah kesempatan terakhir kamu melakukannya, sehingga kamu akan berupaya untuk melakukan yang terbaik pada aktivitas tersebut. Inilah MENIKMATI KEKINIAN" ujar sahabat saya menutup pembicaraan kami.

 

Thursday, October 9, 2014

Sekedar pembuka

Alhamdulillaah... akhirnya bisa menulis lagi. Padahal public commitmentnya adalah menulis per 6 oktober kemarin. Oke, tak mengapa, insya Allah ini menjadi awalan untuk lahirnya tulisan-tulisan selanjutnya di blog ini.

Saya tidak tahu siapa saja yang membaca blog saya. Saya juga tidak tahu apakah tulisan-tulisan yang saya buat di blog ini dibaca oleh berapa orang. Saya juga tidak tahu seberapa menarik tulisan yang saya buat ini. Satu-satunya yang saya tahu adalah saya sudah menuliskannya dan saya tahu bahwa saya tidak akan mungkin bisa menulis tanpa panduan dari Dia Yang Maha Memiliki Ilmu.

Maka seperti halnya salah satu kalimat favorit saya "urusan saya adalah bukan dengan kamu (manusia) tapi urusan saya adalah dengan DIA". Kalimat favorit yang ketika saya menyadarinya maka sungguh itu akan menjadi sebuah daya dorong yang begitu luar biasa untuk menggerakkan diri saya terus 'melata'. Terus 'melata' atau bergerak untuk memberi kemanfaatan dengan cara apapun, termasuk menulis ini. 

Sungguhpun saya sadar bahwa bukan hal yang mudah untuk menjaga semangat kebaikan ini. Sungguhpun saya sadar bahwa apa yang kita lakukan sebenarnya bisa kita maknai sebagai perwujudan rasa syukur kita atas segala kebaikanNya dan segenap potensi yang dititipkanNya kepada kita. 

Sahabat... mohon doanya agar diri ini istiqomah untuk terus menebarkan kemanfaatan.... dengan menulis ini. 

Saya mengawali komitmen saya ini dengan Bismillahirrahmaanirrahiim....

Wednesday, August 6, 2014

Menyandarkan Alam Bawah Sadar Pada-Nya

Waduh.... ngelihat judulnya ngeri amat yak... hehehe.... sengaja memang dibuat seperti itu, karena tulisan ini adalah tulisan komitmen yang kami buat di Omah Tentrem. Kantor kami membuat aturan tidak resmi bahwa dalam satu hari diwajibkan untuk membaca minimal 30 menit dan setelah itu kira-kira 15 menit wajib menuliskan pemahaman apapun dari apa yang baru dibacanya.

Baru saja yang saya baca adalah buku berjudul energi dzikir karya Agus Mustofa. Saya baru membaca bab-bab awalnya saja. Dari pembukaannya saja sudah menarik, sebagaimana judul artikel ini, judul pembukaannya adalah "Menyandarkan Alam Bawah Sadar Pada-Nya". Judul yang menggelitik pembaca untuk menelusuri apap sebenarnya maksud dari penulis buku menuliskan demikian. 

Saya pun membacanya, inti yang ingin beliau sampaikan (Agus Mustofa) adalah saat kita memiliki keinginan tertentu, maka usahakanlah dengan serius. Apalagi jika keseriusan itu dilatarbelakangi dengan sebuah alasan yang jelas mengenai apa saja manfaat yang bisa didapatkan jika 'proyek' kita tersebut berhasil. Dari pengalaman pak Agus, beliau mendapatkan banyak sekali 'kebetulan-kebetulan' atas keinginan beliau untuk membahas mengenai fenomena Hipnotisme dikaitkan dengan ilmiah dan manfaatnya untuk banyak orang. 

Kebetulan yang dimulai saat beliau mendapatkan privat untuk belajar hipnotisme. Kemudian berlanjut saat beliau mendapatkan fasilitas untuk menggunakan EEG dan ECG dari perusahaan sahabatnya untuk mendukung penelitiannya. Sampai kemudian menemukan dokter ahli yang bisa membantu menginterpretasikan hasil penelitiannya. Semuanya 'seolah ' dimudahkan olehNya. 

Membenarkan sebuah kalimat inspiratif yang pernah saya baca, saya dengarkan " Milikilah Niat yang mulia, Ikhtiarkan lalu Pasrahkan hasil kepadaNya"

 

Tuesday, July 22, 2014

Psikologi Sosial #2

Satu minggu berlalu, kembali berjumpa dengan pak Fauzan di kelas Psikologi Sosial. Di awal kuliah beliau kembali memberikan tips mengenai cara belajar yang baik. Beliau bertanya mana yang lebih baik? 7x1 atau 1x7 kalau dikaitkan dengan proses belajar? Maksudnya? 7x1 berarti membaca sejumlah 7 materi, masing-masing dicicil setiap 1 jam. Adapun 1x7 maksudnya membaca 7 materi sekaligus dalam 1 jam.

Selanjutnya beliau juga menyampaikan bahwa bisa disebut ilmu pengetahuan jika memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
- harus ada objeknya (kalau psikologi berarti objeknya adalah  perilaku yang merupakan manifestasi dari jiwa)
- ada metode untuk mempelajarinya
- ada sistematika (saat membahas hal ini beliau menceritakan mengenai konsep indigeneous psychology yaitu menggali unsur-unsur budaya lokal yang mengandung dari kaca mata ilmu psikologi. Yang terjadi, banyak nilai-nilai di budaya lokal yang belum di sistematisasi)

Dalam kuliah kali ini, pak Fauzan juga sedikit membahas mengenai psikoanalisa sigmund freud (terdiri dari Id --> Nafsu, selalu ingin dipuaskan, Ego --> diri, Super Ego --> kata hati atau norma

Psikologi Sosial #1

Setelah seminggu sebelumnya libur, akhirnya minggu berikutnya datanglah bapak dosen terhormat yang mengampu mata kuliah psikologi sosial. Beliau namanya pak Fauzan, sekilas mirip om Andi F Noya.. hehehe...

Pada awal kuliah beliau memberikan tips sederhana bahwa belajar psikologi itu tidak untuk dihafal. Cara mudah untuk belajar psikologi adalah dengan dihayati dan dimengerti kemudian diaplikasikan/ diamalkan. Psikologi juga terkait dengan satu kata yaitu dinamika.

Mengenai psikologi sosial, beliau menjelaskan bahwa pada intinya, adalah mempelajari pola interaksi antara individu dengan masyarakat. Paling tidak ada beberapa hal penting yang akan di bahas di psikologi sosial ini. Beberapa hal tersebut adalah persepsi sosial, kognisi sosial, atribusi, perilaku pro sosial (mementingkan kepentingan orang lain dan mengabaikan kepentingan pribadi) dan agresivitas. 

Saat membahas agresivitas ini, banyak teman-teman di kelas yang tertarik. Pak Fauzan pun sedikit membahas mengenai agresivitas ini. Ada beberapa jenis perilaku agresif yang ada di masyarakat. Beberapa diantaranya yaitu :
- Agresif langsung - tak langsung
- Agresif verbal - non verbal
- Agresif fisik - non fisik
- Agresif pasif (perilaku diamnya menyebabkan terganggunya sistem, dan ybs tahu akan resiko tersebut)

Bagaimana bisa menilai perilaku tersebut agresif atau tidak? Dilihat dari bagaimana respon dari orang yang mengalami tindakan tersebut. Perilaku agresif ini juga dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal diantaranya adalah suhu, kepadatan, luas atau sempitnya ruangan, dll. Sedangkan faktor internal diantaranya adalah kepribadian, toleransi terhadap frustasi, dll.  

Sunday, July 13, 2014

Catatan Kuliah : Psikologi Perkembangan #1

Setelah beberapa lama kuliah kosong (maklum dosennya lagi sibuk nyiapin buka puasa, hehe...) akhirnya di akhir minggu (Jumat tepatnya) datanglah seorang dosen bernama pak Singgih. Nah, pak Singgih ini akan mengajar mata kuliah Psikologi Perkembangan.

Awal-awal beliau buka dengan menanyai satu per satu nama mahasiswanya berikut asalnya dan alasan kenapa belajar di Psikologi. Saya hanya ditanya nama, kenapa? karena saya datang terlambat sodara-sodara. Kenapa saya datang terlambat? karena itu hari Jumat sehingga informasi lewat HP pun terhambat. Pulang jumatan berjalan ke kantor agak melambat. Lihat HP ternyata di HP ada info darurat, sebuah sms yang masuk jam dua belas lebih seperempat dan kemudian membuat saya terperanjat karena ternyata kuliah jam kedua dipercepat. Padahal saya sampai kantor sudah jam satu kurang seperempat... huehehehe....

Next...
Awal kuliah beliau menanyakan mengenai apa itu perkembangan? Apa bedanya antara perkembangan dan pertumbuhan? Jika Anda mendengar kalimat "Perkembangan Anak itu Cepat Sekali" maka apa saja yang ada di benak Anda? Teman-teman saya pun menjawab :

1. Perkembangan Fisik cepat
2. Daya tangkapnya tinggi
3. Intelegensinya tinggi
4. Perkembangan motorik baik
5. Pengambilan keputusan baik
6. Daya linguistiknya baik
7. Emosinya lebih stabil

Dari 7 opsi di atas, pak Singgih menanyakan mana saja yang bisa terukur? Ternyata hanya poin 1 saja yang bisa terukur dengan jelas. Poin 2 sampai dengan poin 7 tidak bisa terukur. Lho.. Intelegensi kok disebut tidak bisa terukur? Bukannya sudah ada semacam tes IQ gitu ya? Eitt... itu yang diukur adalah fenomenanya. Sepertinya tidak mungkin juga kan,kita mengintip lewat kepala setiap anak untuk mengetahui kecerdasannya? Jadi yang diukur di tes IQ adalah secara tidak langsung yaitu dengan mempelajari tindakan kecerdasan seseorang, biasanya pun tesnya bersifat tertulis.

Oke, mari kita lanjutkan. Untuk poin yang bisa diukur, maka itulah yang disebut dengan pertumbuhan (growth) yaitu bersifat kuantitatif atau terukur. Adapun poin-poin lain yang tidak terukur, maka itulah yang disebut dengan perkembangan, yaitu bersifat kualitatif atau tidak terukur. 

Maka dapat disimpulkan bahwa arti perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Adapun pertumbuhan atau growth adalah peningkatan pada hal tertentu atau individu tertentu baik itu pada jumlah, ukuran, dan lain sebainya. Oleh karena itu dapat disebut pula bahwa pertumbuhan adalah sebuah tahap dalam perkembangan.

Bagaimana bisa disebut mengalami perkembangan? Pak Singgih menyebutkan ada dua hal yaitu sifatnya tetap dan ada sebuah proses perubahan ke arah yang positif. Jadi kalau misalnya ada seorang anak kecil yang tadinya baru bisa merangkak saja kemudian tak lama bisa berdiri, tapi kemudian jatuh lagi, maka itu belum bisa dikatakan sebagai perkembangan.

Next kita akan bahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan. Kita akan belajar beberapa teori yang membahas mengenai hal tersebut.  

Ada Banyak PR ; Membaca dan Menulis



 Sering sekali mengingatkan orang untuk bersyukur. Akan tetapi sungguh sayang bahwa diri ini kurang bersyukur. Telah begitu banyak hal yang Dia tunjukkan untuk "menggiring" diri ini ke sebuah jalan perbaikan demi kebaikan dan kemanfaatan. Akan tetapi sungguh sayang bahwa diri ini belum merespon sinyal-sinyal kebijaksanaan itu dengan baik.

Sebuah kebahagiaan tersendiri saat Allah izinkan dan anugerahkan sebuah tempat yang bernama Omah Tentrem. Sebuah tempat di mana potensi-potensi yang saya miliki bisa lebih bermanfaat kepada sesama. Baik itu melalui ruang konsultasi, ruang terapi, maupun melalui ruang pelatihan. Baik itu melalui lisan maupun lewat tulisan, entah itu via dunia nyata maupun dunia maya. Dia telah sediakan wahana untuk saya menantang diri saya untuk menyerap lebih banyak kebijaksanaanNya melalui orang-orang yang dikirimkanNya untuk singgah di kantor. Dia telah sediakan wahana untuk saya menantang diri saya untuk terus meng-upgrade diri agar semakin luaslah lahan ilmu di pikiran saya, semakin lapanglah lahan kebijaksanaan dalam hati dan pikiran saya.

Sebuah kebahagiaan ketika yang awalnya saya sendiri kemudian Allah izinkan untuk bertemu dengan seorang wanita mulia yang kemudian bersedia menjadi pendamping hidup saya. Menapak jalan-jalan penuh berkah, menggapai tangga-tangga kemuliaan dalam suasana canda, diskusi, khusyuk, diam, menangis, kesal, marah, saling berganti untuk menciptakan keseimbangan-keseimbangan baru. Sebuah organisasi primer yang merupakan awal dari sebuah peradaban baru nantinya. Sebuah sekolah kepribadian sekaligus dunia nyata untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari sebelumnya. Maka bisakah terus dijalani tanpa adanya keyakinan dan semangat untuk terus mempantaskan diri dalam posisi atau amanahnya masing-masing?

Sebuah kebahagiaan tersendiri saat Allah izinkan saya untuk memasuki kembali gerbang perkuliahan untuk melanjutkan ke jenjang strata- 2 di Psikologi UGM. Memasuki sebuah suasana kelas yang berbeda, suasana kelas yang membuat saya feel excited untuk terus menyelami, menyerap seluruh ilmu yang dibagikan oleh para dosen kepada saya. Maka apakah bijaksana jika saya melewatkan kesempatan ini begitu saja, masuk, menjalani pembelajaran sebagaimana model belajar yang telah saya lalui saat SD, SMP, maupun SMA sampai kuliah S-1 dulu? Betapa ruginya jika seperti itu.

Sebuah kebahagiaan saat saya memiliki begitu banyak guru untuk tempat saya belajar menambah ilmu-ilmu baru walaupun sayangnya media silaturrahmi belum banyak termanfaatkan dengan baik. 

Sebuah kebahagiaan saat di blog saya ini sudah ada ratusan tulisan. Saat kemudian terbuka lebar kesempatan bagi saya untuk membuat sebuah buku sendiri sambil terus menuliskan hal-hal baru dengan media yang sudah tersedia. Mulai dari blog ini sampai blog-blog lain yang jarang atau bahkan sama sekali belum pernah terisi. 

"Bro, gue ngerti banget itu apa yang udah elu tulis di atas" sahut Gugun
"Iya nih bro, terus apa yang elu saranin buat gua?" balas Gogon

"Alaaah... elu mah udah terlalu banyak janji-janji ama diri elu sendiri. Udah sabaar banget tuh bagian action nungguin elu gerak. Untung aja dia kagak 'mutung' tuh. Saran gue, udah buruan aja direalisasiin. Elu udah tahu kok diri elu sendiri, elu cuman perlu komitmen aja dah, ama istiqomah buat ngejalanin itu semua. Godaan pasti ada bro, cuman ya tadi, balik lagi ke komitmen dan konsistensi" terang Gugun panjang lebar.

Sambil garuk-garuk, Gogon pun menanggapi sambil bertanya "Iya juga sih, apa jawaban elu juga udah ada dipikiran gua. Persis kagak ada bedanya bro.. emm, terus apa aja yang perlu gua lebih siapin dan lakuin nih bro? Pliiiiis....need advice nih!

"Naah...iya kan, ngaku juga elu akhirnya... hahaha... Oh, simple aja bro... 5 M : Membaca, Memaknai, Menuliskan. Merenungkan dan Mengaplikasikan. Selanjutnya lagi yang engga kalah pentingnya adalah 5 Aw : Aw... Aw...Aw...Aw...Aw... hahaha..." jawab Gugun santai.

"Jiaaah... apaan itu Aw..Aw..Aw..Aw..Aw... ada-ada aja elu broo" Gogon menanggapi.

"AW itu maksudnya Aturlah Waktumu, 5 Aw berarti ya itu... sebutin 5x biar kamu sadar dan lebih ngeh dengan pengaturan waktumu. OK, gitu ya... gue cabut dulu" tutup Gugun mengakhiri penjelasannya.

"Oke, thanks, broo" kata Gogon.

Monday, April 28, 2014

5 Perisai Kedamaian (bagian 2)

..............................................................

Setelah selesai menghadap Baginda Raja, pangeran pun bergegas menemui penasehat untuk melanjutkan perbincangannya mengenai 5 perisai kedamaian. Tampak dari kejauhan penasehat sedang duduk di pendopo sambil membaca kitab tua. Tak ragu, putera mahkota pun segera menyapa, "Maaf telah lama menunggu Guru penasehat", ucap putera mahkota dengan perlahan.

"Oh... tidak mengapa pangeran, salah satu tugas hamba di sini selain juga sebagai penasehat kerajaan, juga ditugaskan untuk mendidik pangeran. Mempersiapkan pangeran untuk kelak menjadi raja pengganti" terang penasehat sambil membetulkan posisi duduknya.

"Terima kasih guru penasehat, sekarang saya ingin engkau ceritakan lagi mengenai perisai selanjutnya. Tadi sudah engkau sampaikan mengenai tidak menyesali masa lalu. Selanjutnya apa wahai guru penasehat" tanya putera mahkota.

"Baik pangeran, perisai selanjutnya adalah mensyukuri masa sekarang" kata penasehat singkat.
"Apa maksudnya mensyukuri masa sekarang wahai guru penasehat? Aku setiap hari selalu mengucapkan terima kasih pada Tuhan. Kira-kira apakah itu sudah cukup?"tanya putera mahkota dengan antusias.

"Begini pangeran, sebagaimana yang telah hamba sampaikan kemarin, ada beberapa orang yang sebenarnya mereka hidup di masa ini, tetapi tidak bisa menikmatinya. Pikiran mereka dipenuhi dengan penyesalan masa lalu dan kekhawatiran tentang masa depan. Padahal masa kini adalah masa depan untuk masa lalu, begitu juga masa kini adalah masa lalu untuk masa depan. Bersyukur dalam hal ini tidak hanya secara lisan pangeran, tetapi juga dalam bentuk perbuatan nyata" jawab penasehat.

"Oh...iya, betul sekali guru penasehat, saya bisa memahaminya. Pertanyaan saya selanjutnya apa kaitan antara bersyukur dengan melakukan tindakan nyata sebagaimana yang guru penasehat sampaikan tadi?" tanya pangeran lagi.

"Pangeran memang cerdas, begini pangeran, bersyukur itu ada tiga tingkatan. Bersyukur dengan hati, bersyukur dengan lisan, lalu bersyukur dengan perbuatan nyata. Penjelasannya begini, kita semua tidak akan bisa hidup tanpa 'fasilitas' dariNya. Pemberian fasilitas itu bukan tanpa alasan, nantinya haris dipertanggungjawabkan. Bentuk pertanggungjawaban itu adalah menggunakannya untuk sebaik mungkin. Menggunakannya untuk melakukan perbuatan nyata, sebagai wujud syukur kita atas pemberiaNya tersebut" terang guru penasehat.

"Hmm baiklah guru penasehat, aku mengerti, terima kasih atas penjelasannya. Lalu apa perisai yang ketiga guru?" ujar putera mahkota ingin tahu.
"Semangat belajar pangeran hebat sekali. Pangeran tunggulah di sini sebentar, saya akan masuk ke dalam sebentar" kata penasehat.

"Baiklah guru penasehat, saya akan tunggu di sini, silakan" jawab pangeran.

---------------------------

Sunday, April 27, 2014

Maknai Kerjamu

Beberapa waktu ini, saya banyak menjumpai beberapa rekan yang mengeluh mengenai pekerjaan yang mereka jalani hingga saat ini. Salah satu rekan yang bekerja di perusahaan perbankan menyatakan diri ingin sekali keluar dari pekerjaan yang dijalaninya. Alasannya bervariasi, mulai dari lingkungan kerja yang tidak cocok kemudian waktunya terbatas sekali untuk keluarga dan beberapa alasan lain.

Tak lama mendapatkan informasi juga dari salah seorang teman bahwa temannya yang bekerja sebagai seorang marketer saat ini sedang mengalami depresi ringan. Penyebabnya, kata teman saya, karena dia merasa terbebani dengan target yang diberikan kepadanya oleh perusahaan. Dalam satu bulan, beliau dituntut untuk bisa menghasilkan pendapatan dalam nominal khusus yang sudah ditetapkan perusahaan. Perasaan tertekan membuatnya gelisah setiap malam.

Selalu menjadi topik yang menarik saat membicarakan mengenai makna kerja. Saya pun beberapa kali mengalami kondisi 'galau' terkait dengan pemaknaan terhadap kerja ini. Lebih spesifik adalah galau mengenai apa pilihan aktivitas yang paling pas menurut saya dengan kemampuan yang saya miliki ini.  Perlahan, Alhamdulillaah... kepingan-kepingan pemahaman itu DIA berikan kepada saya. Belum sepenuhnya menyatu memang puzzle-puzzle itu, dan bahkan bisa jadi tak akan ada ujungnya. Berikut akan saya share-kan beberapa hal tentang bagaimana kita memaknai kerja kita.

1. Pahami bahwa hidup itu bukanlah tentang karier, tapi merupakan Misi
Memahami bahwa hidup adalah hanya tentang karier akan membuat kita lebih banyak berfokus kepada diri sendiri dan tidak selalu mau peduli pada orang lain. Padahal, kita diciptakan di dunia ini dengan sebuah misi yang diembankan olehNya, menjadi wakilNya, sebagai khalifatullah di muka bumi. Agar kita berhasil mencapai misi tersebut, tentu diperlukan sumber daya. 

Maka Dia berikan begitu banyak hal mulai  dari keberadaan faktor fisik/tubuh, ilmu-ilmu yang bermanfaat, pengalaman-pengalaman riil di lapangan dan masih banyak lagi. Dengan tujuan apa Dia berikan begitu banyak sumber daya kepada diri kita? Tentu saja agar kita lebih optimal dalam 'mewakili'Nya. Seperti ibarat mobil angkutan yang merupakan sarana penumpang untuk sampai tujuan, maka setiap penumpang yang naik di mobil tersebut tentu harus membayarnya. 

Karena manusia sudah diberikan banyak 'tumpangan' alias bonus kehidupan, maka sudah seharusnya dia 'membayar'nya. Bagaimana cara membayarnya? Yaitu dengan MELAYANI. Anggaplah yang namanya melayani ini adalah ongkos yang harus Anda bayarkan atas seluruh titipan yang diberikanNya. Jadi bekerjalah Anda dalam rangka menjalankan misi hidup yaitu dengan melayani.

2. Kerja adalah ibadah meliputi Bersyukur, Belajar dan Berbagi
Kerja adalah bagian dari ekspresi syukur kita atas segala titipanNya dan mendayagunakannyauntuk sesuatu yang bermanfaat. Saat bekerja, kita juga berpeluang besar untuk Belajar lebih banyak hal baru yang akan meningkatkan kualitas hidup kita. Belajar adalah merengkuh, mengumpulkan. Maka setelah belajar, maknai kerja sebagai Berbagi. Sama halnya dengan pembahasan di atas, berbagi adalah bermakna melayani. 

Kesemuanya terangkum dalam satu kata IBADAH. Sebagai manusia yang tidak tahu persis dimanakah seharusnya kita berperan saat kita hidup ini, maka lakukan sebanyak mungkin kebaikan (termasuk bekerja) agar kita memiliki semakin banyak 'timbunan' kebaikan. 
Bedakan dengan para nabi/ rasul, beliau sudah tahu persis apa tugas yang harus mereka emban yaitu menyebarkan agama. Sedangkan kita? 

3. Melayani berarti kita ramah dengan perantara Rizki
Organisasi dibentuk pada dasarnya untuk melayani orang lain. Maka objek dari kerja adalah orang lain yang memang perlu untuk dilayani. Alurnya menjadi begini KERJA-MELAYANI-YANG DILAYANI-GAJI/Rezeki. Itu artinya orang yang kita layani sebenarnya adalah salah satu perantaraNya untuk tersampaikannya rizki kepada kita. Menghargai dan menghormati mereka, pad adasarnya adalah menghormati pencipta.

4. Kerja itu Amanah
Saat kita bekerja dan diberikan gaji, katakan minimal 1 juta, maka kinerja seharusnya adalah harus bernilai 1 juta. Bagaimana kalau lebih besar nilai kinerjanya dibandingkan nilai nominal yang tertera di gaji? Tenang saja, lakukan saja dengan ikhlas, Anda akan dapatkan kompensasi melalui jalur-jalur yang lain. 

Bagaimana jika sebaliknya? Maksudnya adalah jika nilai nominal yang tertera di gaji lebih besar daripada nilai kinerja. BErhati-hatilah dengan hal ini, semoga rizkinya tetap penuh berkah. Jangan sampai akhirnya gaji habis karena begitu banyaknya pengeluaran-pengeluaran tak terduga dalam keseharian. 

Monday, April 21, 2014

5 Perisai Kedamaian

Pada suatu hari, seorang putera mahkota sedang berdialog dengan penasehat kerajaan. Sebagai putera mahkota, dia merasa harus tahu banyak hal, tidak hanya tentang tata laksana di kerajaan, tetapi juga tentang kebijaksanaan hidup.

"Wahai guru penasehat, aku ingin mengetahui bagaimana cara kita bisa hidup dengan damai dan nyaman. Bisakah kau memberiku nasehat tentang hal itu Guru penasehat?" tanya sang putera mahkota

"Hmm... pertanyaan yang bagus sekali pangeran. Hamba bangga kerajaan ini memiliki putera mahkota sepertimu. Sebelum hamba menjawab, sudikah pangeran menjelaskan kepada hamba, kenapa pangeran menanyakan hal tersebut?" kata penasehat sambil menatap putera mahkota.

"Terima kasih guru penasehat. Begini, untuk menjadi pemimpin, tentu tidak hanya pengetahuan tentang tata laksana kerajaan saja yang diperlukan, tetapi juga kemampuan untuk mengelola diri. Agar tetap tenang, bisa menjadi panutan bagi siapapun yang dipimpinnya" jawab putera mahkota mantap.

"Baiklah pangeran, hamba akan sampaikan mengenai 5 perisai kedamaian" kata Guru penasehat lagi.
"Menarik sekali guru, apakah itu 5 perisai kedamaian?" tanya putera mahkota lagi.

"Begini pangeran, ada 5 perisai yang saat kita mendalami dan mempraktikannya kita akan jauh lebih nyaman dalam menjalani hidup ini. Perisai pertama adalah tidak menyesali masa lalu " terang  penasehat kerajaan.

"Mengapa kita tidak boleh menyesali masa lalu guru penasehat?" tanya pangeran ingin tahu.
"Hmm... pepatah bijak mengatakan, "masa lalu adalah sejarah, tak akan mungkin terulang kembali. Tak ada gunanya menyesali masa lalu. Yang lebih berguna adalah menjadikan masa lalu sebagai bahan bakar untuk menjalani kehidupan saat ini dengan sebaik-baiknya" jawab penasehat dengan bijak.

"Lalu bagaimana kalau kita pernah membuat keputusan yang salah di masa lalu wahai guru penasehat?" sahut pangeran menanggapi.
"Setiap orang, pasti pernah melakukan kesalahan pangeran. Cukup sadari saja, bahwa keputusan yang kita telah buat di masa lalu, salah atau benar, itu adalah keputusan terbaik yang bisa kita buat. Dengan segenap ilmu, pengalaman, yang kita miliki SAAT ITU" ujar penasehat lagi.

"Hmm...aku bisa pahami guru penasehat, terima kasih atas penjelasannya. Masih ada 4 perisai lagi yang ingin aku dengarkan darimu. Hanya aku mohon undur diri sebentar, kanjeng Romo dan Ibu meminta saya menghadap saat ini. Besok mohon guru penasehat berkenan melanjutkan 4 perisai lainnya" kata putera mahkota sambil mohon diri.

"Baiklah pangeran, dengan senang hati hamba akan lanjutkan cerita hamba. Silakan pangeran" kata penasehat menutup pembicaraan.

---to be continued---
 

Sampahmu Membuatku Tak Nyaman Kawan!!

Kawanku... tahukah kau bahwa adanya aku di sini adalah untuk membuatmu bisa tentram dan tenang? Sadarkah kau bahwa memandangku akan membuatmu bisa bernafas lega dengan indahnya diriku? Sadarkah kau bahwa dari akulah kamu bisa menikmati makanan lezat di lidahmu?

Bersama teman-temanmu sering kau kunjungi aku. Bermain bersamaku, merasakan sejuknya lingkungan di sekitarku. Merasakan dinginnya percikan air yang ku hempaskan ke tubuhmu. Aku hamparkan pasir nan luas untuk kau bisa jelajahi itu dengan kendaraanmu atau dengan kakimu sendiri. Aku munculkan nuansa biru dalam pandangan matamu saat kau menatapku sambil merenung. 

Aku pun setia untuk menjadi latar yang indah saat kau ingin abadikan kenangan indahmu bersama kawan yang kau ajak kepadaku. Aku pun rela kau tancapkan tiang-tiang untuk bahan bermainmu bersama rombonganmu. Aku pun tak pernah meminta bayaran atas foto-fotoku yang kau ambil untuk mengisi wallpaper di laptop atau foto profil di jaringan sosial mediamu.

Beberapa kawanmu pun tanpa ampun sering mengambil pasir-pasirku. Membuat keindahanku menjadi semakin berkurang. Saat kau berkunjung, kaupun santap dengan lezat kawan-kawan ikanku. Menemanimu menikmati pemandangan indah bersama aroma ikan bakar yang enak.

Ah,,, tak bermaksud untuk mengungkit-ungkit semuanya kawan. Aku rela memberikan semuanya, karena untuk inilah aku diciptakan olehNya. Aku sudah sangat bersyukur bisa membuatmu tertawa gembira saat mengunjungiku, bermain di hamparan pasirku. Hanya satu permintaanku kawan, tolong perhatikan diriku juga. Agar kapanpun nanti, entah siapapun nantinya yang akan hadir melepaskan penatnya, bisa tetap menikmati indahnya pemandanganku.

Aku merasa tak nyaman saat dengan seenaknya saja kau membuang sampahmu. Aku merasa gerah saat banyak plastik-plastik juga bungkus makanan bersama sisanya mengapung bersama ombakku dan mengotori pantaiku. Aku menangis saat dengan santainya kau tinggalkan aku bukan dengan terima kasih melainkan dengan tumpukan sampah dan kotoran yang kau tinggalkan begitu saja.

Kawanku.. jagalah aku, aku juga ciptaanNya. Maka jagalah aku sebagai wujud terima kasihmu kepadaNya, bukan kepadaku. Jadilah engkau manusia yang memiliki sifat welas asih dan peduli. Saat di negara Indonesia ini begitu banyak 'sampah masyarakat', paling tidak kau selamatkan aku dengan tidak menambahkan sampahmu di sini.

Semoga anak cucumu nanti masih bisa melihatku tetap indah dan bersih...


Salam indah dan damai


Laut

Monday, April 14, 2014

Manisnya Negeriku

Beberapa hari yang lalu saya diminta berbagi di SMA 8 Yogyakarta. Berbagi ke siswa kelas 12 sebagai penguatan mental mereka sebelum menghadapi UAN yang akan dilaksanakan mulai hari senin 14 April 2014. Ada sebuah semangat yang besar saya rasakan di sana, atmosfir pendidikan yang ada di sekitar sekolah makin membuat saya antusias dalam berbagi ilmu.

Bagaimana tidak, saya 'diberikan' amanah untuk berbagi ke para generasi penerus bangsa ini. Mereka yang nantinya akan menjadi tulang punggun Indonesia untuk menjadi bangsa yang lebih maju. Sebuah tulisan di papan berukuran besar yang ada di pintu gerbang sekolah makin menunjukkan bagaimana komitmen sekolah untuk bangsa  Indonesia.


Keren sekali bukan, semoga tulisan yang terpampang seperti di atas tidak hanya menjadi simbol saja, melainkan juga terinternalisasi dalam jiwa setiap generasi muda Indonesia. Siapa lagi yang bisa kita harapkan untuk membangun bangsa kecuali mereka. Bukan bermaksud menyepelekan generasi senior. Saya yakin dan tahu persis bahwa kontribusi beliau-beliau juga sangat besar. Walaupun untuk saat ini, Indonesia membutuhkan ide-ide baru, pemikiran-pemikiran liar yang itu seharusnya bisa didapatkan dari generasi muda yang masih bersih, belum tercampuri dengan dinamika perpolitikan maupun birokrasi.

Sebuah komentar nyleneh tapi (sepertinya realitanya begitu) dari salah seorang teman saya di FB, mas Arif RH...

"Pemilik negara Indonesia ini kan rakyat. Nah pemerintah itu adalah "karyawannya" rakyat. Sehingga sebenarnya seluruh uang yang bererdar itu adalah uang rakyat. Alias, rakyatlah yang membayar pemerintah untuk menjalankan roda "perusahaan" yang bernama Indonesia ini.
 Lha yang rancu, kok ada istilah BANTUAN UNTUK RAKYAT ? Kok karyawan malah ngasih bantuan ke pemilik negara ini ya? Ini bener-bener lucu, seharusnya namanya ya bukan bantuan. Itu ya kita sebagai rakyat dapat bagian keuntungan atas uang yang kita bayarkan kepada pemerintah"

Kewolak-walik kalau kata orang Jawa. Sudah tidak jelas siapa yang benar, siapa yang jujur dan layak dipercaya. Terlalu banyak intrik dalam setiap hal yang dimunculkan oleh para pemimpin bangsa. Anyway, tak ada alasan untuk pesimis. Negeri Indonesia tetaplah negeri yang besar dengan segala potensinya. Sebagaimana lagu milik Pujiono, MANISNYA NEGERIKU. Lagu yang bagi saya membangkitkan inspirasi untuk kemudian tergerak memberikan kontribusi lebih banyak kepada Indonesia. 


http://www.youtube.com/watch?v=QOb6bUSWxn0

Sunday, April 13, 2014

Alhamdulillaah... Untukmu Bidadariku

Bismillahirrahmaanirrahiim.....

12 April 2014.

Hari yang sangat spesial bagi saya. Bagaimana tidak? Tepat di tanggal ini... beberapa puluh tahun yang lalu, dari rahim seorang ibu yang mulia, terlahirlah seorang wanita yang juga sangat mulia, ramah hatinya, dia yang telah Allah pilihkan untuk menjadi pendamping hidup saya. Seorang wanita hebat yang saya sangat bersyukur bisa dekat dengannya dalam ikatan keluarga, dia yang bernama Ilma Rizkia Rahma.

Bukan sebuah kebetulan saat kemudian Allah pertemukan saya dengan beliau. Ada sebuah skenario yang telah Dia siapkan dengan begitu sempurna. Mengenai keberadaan kami masing-masing untuk bisa saling melengkapi dalam hal-hal yang sudah dan akan kami jalani nantinya dalam hidup. Berbedakah kami? Tentu saja iya, karena itulah diciptakan olehNya kepada setiap manusia yang dikehendakiNya sebuah pasangan. 

Pasangan adalah dua individu berbeda yang dipertemukan olehNya. Kemudian Dia himpun mereka dalam ikatan yang suci, mulia dan penuh barakahNya, pernikahan. Maka dalam perbedaan ini, justru saya sangat bersyukur karena dari situlah tercipta sebuah sinergi, kekuatan baru yang insya Allah jauh lebih positif dan berpotensi menghasilkan lebih banyak kemanfaatan dalam hidup.

Tulisan ini sekedar ungkapan rasa syukur saya kepada Allah karena masih diberikan kesempatan untuk sekedar membuatnya tersenyum di pagi hari saat beliau terbangun dengan mengucapkan..."Selamat Hari Lahir.. Ai" dengan segenap rangkaian doanya. 

Tulisan ini sekedar ungkapan hati saya betapa saya sangat bersyukur karena Allah telah izinkan hatinya untuk menerima pinangan saya menjadi pendamping hidup saya. Ah betapa Allah sangat baik, mempertemukan saya yang hanya insan biasa ini dengan bidadariNya yang sungguh cantik dan mulia hatinya. 

Tulisan ini sekedar ungkapan hati saya kepada Abah, Ummi... -salam takdzim saya kepada beliau- karena doa, didikan beliaulah sehingga isteri saya menjadi sosok yang luar biasa. Saya pun berterima kasih karena beliau berdua telah berkenan memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjadi penerus beliau dalam membimbing dan memimpin puterinya, menerima saya sebagai menantu beliau.

--------------------------------------------------------------------------------------------
Saya hanya tersenyum saat isteri saya berkata..."Ai... kadonya disayang Ai terus sampai tahun depan yaa". Ingin menangis rasanya mendengar permintaannya yang terkesan sederhana itu. Saya tak pernah tahu sampai kapan Allah berikan waktu kepada saya untuk terus di sisinya. Lebih dari itu, sejauh ini sepertinya saya merasa masih jauh dari sosok seorang imam yang bisa menyayanginya serta membuatnya bahagia.

Bagi saya, saat saya menuliskan tulisan ini, merupakan momentum bagi diri saya untuk kemudian terus berikhtiar menjadikan diri saya lebih baik lagi, menjadi seorang yang Imam keluarga yang lebih amanah, untuk sebuah keluarga yang dicintai dan diberkahiNya. Sebuah komitmen untuk lebih menghargai setiap kesempatan hidup yang masih diberikanNya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Dilandasi sebuah kesadaran bahwa ada sebuah pertanggungjawaban yang harus saya sampaikan kepadaNya kelak pada saatnya.

Ai..... (demikian panggilan saya pada isteri saya ini)
Selamat hari lahir yaa....

Semoga Allah selalu berikan barakahNya dalam setiap kesempatan hidup yang masih diberikanNya kepadamu

Engkau adalah pribadi yang matang dan dewasa, pun dengan bertambahnya usiamu semoga engkau menjadi semakin matang dan dewasa...

Engkau adalah pribadi yang berhati mulia, pun dengan bertambahnya usiamu semoga engkau menjadi pribadi yang berhati semakin mulia...

Engkau adalah hambanya yang sholihah, pun dengan bertambahnya usiamu, semoga engkau menjadi lebih sholihah...semakin dekat dan terpaut hatimu denganNya...

Semoga Allah jaga agar engkau bisa tetap menjadi seorang pendamping hidup yang baik menurutNya. Kelak,semoga Dia jaga pula engkau untuk bisa menjadi seorang ibu yang mulia bagi anak-anak kita.

Sesuai dengan namamu, semoga semakin banyak Ilmu yang bisa engkau dapatkan, terapkan dan ajarkan dalam nuansa kebaikan serta manfaat. Semoga keberadaanmu selalu bisa menjadi saranaNya untuk melimpahkan rizki dan keberkahan pada dirimu sendiri maupun sekitarmu. 

----------------------------------------------------------------------------------------------
Allah... jaga kami untuk selalu dalam lindungan dan petunjukMu
Mudahkan kami dalam menjalani tahapan kehidupan kami selanjutnya
Berikan kami kekuatan dan kesabaran untuk terus menjaga iman
Berikan kami kemudahan untuk terus menjaga niat dalam setiap aktivitas yang kami jalani... agar selalu terpaut padaMu, untukMu, karenaMu...

Sebab kami tak mungkin bisa menjalani semua tanpaMu
Kami hanyalah hambaMu yang lemah tanpa semua kemurahanMu
Iyyaa.. kana' budu waiyya kanasta'iin....
Ihdinasshiraatalmustaqiim....
Berkahi kami, keluarga kami, orang tua kami, sanak saudara kami dan seluruh sahabat yang telah menguatkan kami dengan doa dan nasehatnya...

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Ai...terima kasih telah memberikan kepercayaan ini kepada saya
Terima kasih untuk setiap kesabaran dan dukungan yang telah diberikan
Terima kasih untuk luasnya penerimaan terhadap diri ini apa adanya
Terima kasih untuk kesediaan untuk mendengarkah setiap keluh kesah yang saya rasakan
Terima kasih untuk tetap dalam kesetiaan yang menenenangkan
Terima kasih untuk setiap doa tulus yang terpanjatkan

Maaf jika belum selalu bisa membuatmu tersenyum
Maaf jika belum selalu bisa mendukung di setiap hal
Maaf jika masih banyak kekurangan dalam diri ini
Maaf jika pernah mengecewakanmu...

Insya Allah akan selalu terjaga sebuah kepercayaan, sebagaimana nasehat ibu...."Nak...saat kamu sudah diberikanNya wanita yang mencintaimu, mau menerimamu apa adanya... jangan sampai kau membuatnya sakit hati, jangan sampai kau mengawali sebuah ketidaknyamanan kepadanya. Jaga dia sebaik-baiknya"

Insya Allah.... tidak hanya tahun depan, tapi juga tahun-tahun berikutnya..selagi Allah masih berikan kesempatan kepada saya, KADO yang engkau minta akan tetap berlaku....

----------Yogyakarta, 13 April 2014-------------------

*Ditulis dengan sebuah perasaan yang penuh har,penuh cinta dan kasih sayang juga dengan rasa yang bahagia. Insya Allah, perasaan yang sama semoga tetap Allah jaga saat saya membaca tulisan ini 10 tahun, 20 tahun, dan seterusnya dalam batasan waktu yang terbaik menurutNya untuk kita dipertemukan di dunia dalam ikatan keluarga yang insya Allah Sakinah, Mawaddah, Warrahmah.....

*Ditulis dengan diiringi backsound Adzan yang memanggil saya berhenti sejenak untuk shalat dzuhur, juga dengan iringan lagu "Akhirnya ku Menemukanmu, Aku Lelakimu serta If Tomorrow Never Comes"--- Soundtrack of My Love Story ^_^

*Terima kasih kepada Bapak dan Ibu atas doa dan bimbingannya, terima kasih untuk adek saya tercinta Wening Susanti Amungkasi atas doa dan supportnya juga (selamat hari lahir juga yaa tanggal 3 April kemarin) , untuk dhe Izza juga yang semoga Allah mudahkan proses untuk menyempurnakan separuh agamanya (nyicil ngucapin ultah juga deh tanggal 22 April besok), terima kasih untuk sahabat hebat Hendri Harjanto dan Rusmadianto (yang ultahnya juga April tanggal 7, selamat broo)... teman sharing yang luar biasa.... dan terima kasih juga untuk semua rekan atas doa dan dukungannya....




Monday, April 7, 2014

P.E.M.I.L.U sebentar lagi

Tak terasa beberapa hari lagi kembali akan bertemu dengan sebuah peristiwa yang disebut sebagai pesta demokrasi. Sebut saja namanya PEMILU.. (jiaah..emang namanya itu kalii..haha..). Setiap 5 tahun sekali negara Indonesia ini mengalaminya. Tujuannya (yang saya tahu) untuk menyelenggarakan sistem demokrasi dalam pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia. 

Saya sendiri termasuk awam dengan dunia perpolitikan di tanah air ini. Kaitannya dengan pemilu ini, kalau dulu saat kecil saya termasuk yang antusias menyambutnya. Waa.. bakal ada rame-rame, bakal ada muter-muter kota naik mobil (baca :kampanye), bakal ada posko di mana-mana, bakal ada bendera warna-warni di mana-mana. Demikianlah bayangan seorang saya kecil di masa lalu.

Seiring bertambahnya usia saya, entah mengapa saya termasuk bagian dari orang-orang yang tidak terlalu antusias menyambut pemilu ini. Pemilu yang seharusnya menjadi titik kemajuan lanjut sebuah bangsa, seakan justru menjadi titik awal kembali untuk pembangunan bangsa. 

Masing-masing pihak sibuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Tak peduli sikut sana, sikut sini yang penting kepentingan pribadi dan golongan terwakili. Pergantian pemimpin, pergantian 'wakil rakyat' tidak selalu identik dengan pergantian nasib bangsa menjadi lebih baik lagi. Saya pun meragukan istilah 'wakil rakyat' ini. Pertanyaannya kalau mereka menyebut 'wakil rakyat' adalah Rakyat yang mana yang mereka wakili? Seberapa banyak jumlahnya? Seberapa tahu mereka dengan kondisi detail wilayah yang mereka menjadi wakilnya?

Okelah, mungkin masih ada satu dua orang yang memang benar-benar amanah dengan apa yang diembannya. Mereka yang ingin berbuat untuk memajukan bangsa Indonesia ini. Mereka yang ingin melibatkan diri dalam birokrasi yang sudah semakin tak bertata krama. Vicious Circle, demikian beberapa rekan saya menyebut sistem birokrasi di bangsa Indonesia ini. 

Input SDM yang baik tidak selalu melahirkan output yang berkualitas sama. Mereka yang bisa bertahan dalam sistem adalah mereka yang sudah siap dengan segala tekanan yang akan datang padanya, atau mereka yang kemudian mau berjuang sehingga memiliki posisi yang cukup mapan dalam institusinya. Itupun masih tak luput dari jeratan-jeratan kasus 'ciptaan' yang akhirnya menjatuhkannya juga.

Pesimis amat? Hehe...ngga juga kok. Hanya ingin menyalurkan uneg-uneg saya. Tidak ada gunanya juga terus mengeluh dan mengkritisi saja tanpa melakukan apapun. Saya yakin masih ada jalan yang akan diberikanNya kepada bangsa Indonesia ini untuk menjadi lebih baik. Tentu saja, kontribusi positif anak bangsa ini sangat diperlukan. Negara memerlukan mereka yang tidak egois tapi juga mau berbagi, sekecil apapun itu. Entah lewat tulisan, entah lewat perkataan, entah lewat tindakan positif apapun itu. 

Mari beraksi untuk Indonesia sobat!!

Ijinkan Aku menjadi Jembatan KemuliaanMu

Hampir 2 minggu saya belum menulis lagi di blog ini. Entah kenapa, tak ada sesuatu yang menggerakkan saya untuk menulis lagi. Sampai kemudian saya mendapatkan kosakata yang menurut saya sederhana, tapi sungguh bermakna, terutama bagi saya pribadi. 

Pencarian tentang makna hidup, tujuan hidup, memang tidak akan pernah berakhir. Pertanyaan-pertanyaan mendasar yang perlu kita jawab seperti, "Dari mana kita berasal?", kemudian "Untuk apa kita diciptakan", lalu "Kemana kita akan kembali?" seakan terus terbayang dalam benak ini. Mengajak diri untuk sejenak berdiskusi dengan hati, "Bro... ente mau pergi ke mana lagi? Ngerasa udah cukup dengan semua capaian maupun semua "kebaikan" yang udah ente lakuin?". Pertanyaan yang kemudian dijawab " Entahlah sobat... ane juga lagi mikirin ini. Masa dengan segenap ilmu dan pengalaman yang ditiipin ama ane ini, cuman segini yang bisa ane lakuin sih?".

"Ooh... ya bagus kalau ente mikir begitu, terus kira-kira apa yang bisa ente lakuin nih, yang praktis, dan ente langsung bisa lakukan tanpa perlu banyak effort?" pancing dia bertanya lagi. "Hmm... apaan yak, nulis kali" jawabnya.

"Wehehehe... ente itu lucu bro. Udah jelas di benak ente itu pasti banyak ide, banyak ilmu, banyak pengalaman, yang semuanya bisa ente bungkus dalam bentuk tulisan, ngapain kagak ente wujudkan?" tanya dia lagi.

"Iya sih...tapi... rasanya kok masih belum bersemangat nih" jawabnya lagi.
"Hahahaha... nah ini dia nih, sering nyemangatin orang, tapi nyemangatin diri sendiri kagak bisa. Udah, sekarang coba ente temuin dulu nih. Kira-kira landasan berpikir dan rasa yang model apa yang bisa ente gunakan buat nyemangatin ente?" ujarnya santai.

"Waduh...bener-bener di Sob, ane bingung" jawabnya.
"Waaa... ini nih. Udah gini aja deh, kalau motivasi ente nulis itu masih dari eksternal, dijamin kagak berlangsung lama. Sekarang temuin dulu itu motipasi internalnya. Oke, biar gampang, sekarang ane tanya.. Ente punya mata? Punya telinga? Punya tangan? Punya jari?" tanya dia serius.

"Ya jelas punya doong, udah jelas nih" jawabnya sambil nunjukin mata, telinga, tangan dan jarinya.
"Baguus, kalau ente punya, ya harusnya ente gunain dengan sebaik-baiknya laah, kudu bersyukur ente, dikaruniai mata. Ente bisa gunain untuk baca apapun, belajar apapun. kemudian lanjutkan dengan penggunaan tanganmu untuk membaginya lewat tulisan. Ente punya telinga? Ente bisa gunain untuk mendengarkan nasehat orang, cerita orang, terus ente bisa gunain itu untuk bahan tulisan yang bisa ente buat dengan tangan dan jari-jari ente" ujarnya panjang lebar.

"Oke-oke...menarik banget, tolong dong, kasih ringkasannya dalam satu kata yang bisa mewakili semua yang udah ente sampaikan tadi" pintanya.

"Tuhan ... Ijinkan Aku menjadi Jembatan KemuliaanMu" tutupnya.

Dan kosakata "Tuhan ... Ijinkan Aku menjadi Jembatan KemuliaanMu" itulah jawabnya.

#Nglilir terus nulis lagi.

Monday, March 24, 2014

Membaca Alam (Part 3)

Sepulang dari Pemalang, kami mampir Purworejo terlebih dahulu sebelum paginya ke Jogja karena ada beberapa aktivitas yang harus diselesaikan..
Awalnya, saya berencana menggunakan travel untuk pulang ke Jogja. Dari rumah Purworejo, saya diantar isteri menuju salah satu penyedia jasa travel yang ada. Begitu sampai di pos travel (saat itu menunjukkan jam 12.55), oleh petugas diinformasikan bahwa travel terdekat yang ke Jogja baru datang jam 13.30. 
Sempat berpikir sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk melihat dulu ke tempat pemberhentian bus terdekat, barangkali ada bus yang sudah siap berangkat. Sembari tetap mengatur waktu untuk bisa kembali ke pos travel tepat waktu jika ternyata tidak ada bus yang standby di tempat pemberhentiannya. Ternyata di tempat pemberhentian bus, SUDAH ADA bus yang menunggu dan segera berangkat pula.

#Noted : there is no failure only feedback, tidak ada kegagalan, yang ada umpan balik. MELANGKAHLAH, MAJULAH.... tanpa melangkah, kita tidak akan tahu jalan baru, pengalaman baru. Selalu ada risiko di setiap hal yang kita lalui. Perlukah pertimbangan? Tentu saja perlu. Setelah itu? Ya JALANI. Toh risiko itu tidak selalu dalam bentuk yang tidak menyenangkan bukan?

Dalam bus, saya duduk di samping seorang pria paruh baya yang awalnya tampak tidak peduli dengan kedatangan saya yang tiba-tiba duduk di samping beliau. Sampai beberapa saat berlalu, tiba-tiba saja barang yang beliau bawa terjatuh dari pangkuannya. Oh, ternyata bapak ini mengantuk, hehe...

Ngantuk yang membawa berkah, haha... Lho kok bisa? karena setelah barangnya  jatuh itu, beliau akhirnya mulai membuka komunikasi dengan saya. Mulai dari basa-basi sejenak, sampai akhirnya saya memposisikan diri sebagai pendengar setia atas apa yang beliau ceritakan, sambil beberapa kali mengajukan pertanyaan untuk memancing cerita selanjutnya. 

Bapak ini namanya pak Edy, beliau adalah pensiunan salah satu BUMN. Usia beliau sudah 60-an lebih. Beliau ternyata berasal dari keturunan Batak. Tepatnya Batak Simalungun, beliau bermarga Damanik. Sebuah rangkaian cerita yang sangat menarik dari pak Edy. Setiap suku ternyata memiliki adat-istiadat yang berbeda. Beliau menceritakan mengenai bagaimana susunan kekerabatan dari suku Batak yang mana kalau orang batak itu dalam penyebutan kerabat jauh lebih spesifik. Tidak hanya cukup Om, Tante, Pakdhe , Budhe, tapi dibedakan. Misalnya saja paman, bisa disebut Tulang bisa disebut Amang, tergantung jalurnya. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi pernikahan, prosesi kematian sampai proses pemberian marga.

Indonesia sangat kaya dengan budayanya, itu baru Batak, belum lagi suku-suku yang lain. Di akhir pembicaraan Pak Edy berpesan, "Mas... mumpung masih muda, ayo keliling Indonesia. Saya yakin Anda bisa"

#TErima kasih pak Edy :)

Membaca Alam (part 2)

Setelah beliau memeriksa bagian depan mesin, beliau berjalan menuju mobilnya. "Mau ngapain lagi ya si ibu?", batin saya sambil mengamati beliau. Tak berapa lama beliau pun kembali dari mobilnya sambil membawa bungkusan yang ternyata isinya air karburasi. "Ini saya pas bawa, langsung aja mas dimasukin ke situ, bisa bahaya nanti kalau kehabisan" kata bu Erni kepada saya. 

Beliau pun meminta saya untuk mengambil air mineral yang ada di situ untuk dimasukkan di tempat air untuk wiper mobil. Sambil saya memasukkan air mineral itu, bu Erni memastikan lagi kondisi aki mobil, "okelah.. yang ini masih bisa, tapi kalau sudah sampai rumah lagi harus dicek lagi".

Saat sopir mobil menghampiri kami, beliau berkata lagi pada sopirnya, "Mas, besok lagi kalau bawa mobil dicek dulu ya, kasihan yang Anda bawa kan orang tua mas. Ini lagi ban depan gundul kaya gitu, bisa bahaya. Sekarang, kamu pindahin itu ban belakang yang masih lumayan bagus ke depan, yang ban depan ini kayaknya agak bengkok velgnya, jadi kamu benerin dulu terus kamu pindah ke belakang" terang bu Erni kepada pak Sopir.

Akhirnya, semua urusan mobil selesai. Saat berbincang sebentar dengan beliau, beliau bercerita, "Mas, saya itu dulu, sama bapak saya, baru boleh nyetir setelah selama 6 bulan saya diminta untuk terus-terusan nyuci mobil. Setelah itu, saya diminta sama bapak saya untuk menyambungkan semua kabel-kabel yang dipretelin sama bapak saya, sampai mesinnya hidup. Baru setelah saya lulus, saya dibolehin dan diajarin nyetir".

Belum selesai sampai di situ, bu Erni pun menambahkan, " Saya kalau mau jalan jauh, saya minta bengkel untuk cek keseluruhan mobil saya. Mulai dari rem, aki, mesin, dan sebagainya. Jadi save saat di bawa keluar kota".

Iseng-iseng saya bertanya pada beliau, "Emm... ibu ini polisi, ya?" tanya saya sambil tersenyum. Bu Erni terdiam sejenak, dan menjawab..."Hehe... ndak usah dibahas mas, saya sering nanganin yang model begini kok", jawab beliau sambil berlalu di hadapan saya, berjalan mendekati keluarga saya.

Singkat cerita, Alhamdulilllaah perjalanan kami bisa kami lanjutkan dengan lancar dan selamat sampai tujuan. Anyway, saya belajar banyak dari apa yang saya perbincangkan dengan bu Erni. Mengenai penghargaan terhadap proses, mengenai ketelitian, mengenai sebuah ikhtiar sebelum yang mengiringi kepasrahan dan tentu saja, di balik opini negatif masyarakat tentang penegak hukum, ternyata masih ada beliau-beliau yang memlliki karakter positif yang layak untuk diteladani.

Monday, March 17, 2014

Mengaji Lewat Tembang Jawa

"bapak pucung....dudu watu...dudu gunung..."

Pernah membaca atau mendengar lirik lagu di atas atau bahkan pernah membaca atau mendengar versi lengkapnya? Bagi Anda yang sudah pernah, tentu dengan mudah ingat bahwa lirik di atas adalah bagian dari lirik tembang Jawa yang bernama Pucung. Bagi Anda yang sama sekali belum pernah, tadi sudah saya kasih tahu ya, hehehe...

Entah bagaimana sejarahnya, ternyata ada hubungan yang bisa dihubungkan (istilah orang jawanya otak-atik gatuk) antara judul dari tetembangan Jawa ini dengan perjalanan hidup manusia. Saya mendapatkan pengetahuan ini saat, Alhamdulillaah, diberikan kesempatan untuk mengikuti sebuah pengajian di dekat rumah saya. 

Seperti kita ketahui ada 11 tetembangan jawa yang sangat kita kenal yaitu Maskumambang, Mijil, Kinanthi, Sinom, Asmaradana, Gambuh, Dhandanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, Pocung. Ternyata eh ternyata itu berurutan berdasarkan siklus hidup manusia. Mulai dari saat kita berada dalam kandungan ibu sampai kita meninggal dunia.

Maskumambang
Mas berarti emas yang berarti juga sesuatu yang sangat berharga sebentar lagi akan lahir. Maka anak laki-laki di Jawa di panggil "Mas/ Dimas" sedangkan anak perempuan dipanggil "Nimas". Kumambang artinya mengambang, menggambarkan kondisi kita saat berada di 'gua garba' ibu. 

Mijil
Mijil artinya keluar, penggambaran saat sudah waktunya kita terlahir di dunia ini, setelah kurang lebih 9 bulan berada dalam perut ibu kita.

Kinanthi
Kinanthi menggambarkan saat anak sudah mulai tumbuh hingga kurang lebih kelas 1 SMP. Kinanthi diartikan sebagai qurrota'ayun atau yang menyejukkan jiwa. Bagi orang tua, saat memiliki anak yang masih kecil, sangat mudah sekali dilanda rindu. Bahkan saat jauh pun sering terbayang. Saat pulang ke rumah melihat mereka bermain maka menjadi lebih mudah hilang lelahnya. 

Sinom
Namanya juga Sinom, "Enom" alias masa muda. Masa saat seorang anak sudah akil baligh, rentang usianya antara 1 SMP sampai kuliah awal. Masa-masa kritis bagi perkembangan seorang remaja. Masa pencarian jati diri yang pada akhirnya akan membentuk karakter mereka nantinya.

Asmaradana
Pasti Anda tidak heran mendengar kata 'asmara' yang berarti juga cinta atau kasih sayang. Saat sinom mulailah mereka mengenal lawan jenis, mengenal cinta. Entah itu disebut cinta monyet, pacaran, atau TTM, sahabat dan lain sebagainya. Inilah kondisi yang juga wajib mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua.

Gambuh
Berasal dari kata "Jumbuh" atau muncul keinginan untuk membawa rasa cinta ke arah yang lebih serius. Tahapan ini adalah saat mereka sudah memasuki jenjang pernikahan atau perkawinan. Saat mereka sudah menemukan pasangan hidup untuk membersamai perjalanan hidup mereka. 

Wah...menarik sekali ya ternyata. Mengeksplorasi kekayaan budaya dihubungkan dengan spiritual. Lha terus yang lainnya? sabar...sedikit..sedikit dulu... hehehe... kita sambung lain waktu.....

Membaca Alam

Suatu hari, saya dan keluarga mengadakan perjalanan ke Pemalang. Sebuah kota di pinggiran pantai utara, terletak di provinsi Jawa Tengah. Bagi saya, ini adalah perjalan pertama kali menuju kota Pemalang. Jadi penasaran... seperti apa sih kota Pemalang itu?

Penasaran bagi saya, tidak bagi istri saya. Semenjak kecil isteri saya sudah pernah tinggal di sana selama beberapa tahun sebelum pindah ke kota Purworejo Berirama. Maka sebenarnya di jalan kita sama-sama bertanya. Bedanya, kalau selama perjalanan saya justru masih bertanya-tanya 'wajah' kota Pemalang itu seperti apa, isteri saya bertanya-tanya juga, sekarang, 'wajah' kota Pemalang seperti apa ya?

Oke, balik ke pembahasan yah. Tiba di daerah mendekati comal (kalau saya tidak salah namanya itu, kalau Combro jelas bukan soalnya, huehehe..). Mobil yang kami tumpangi berbelok terlalu ke kiri sehingga menabrak pembatas jalan. Terdapat beberapa kerusakan di body mobil sebelah depan, bannya pun sedikit bermasalah. 

Saat kami sedang tegang-tegangnya, terdengar teriakan dari mobil yang melintas di samping mobil kami, "Stop...stop... diam saja di situ dulu"!! teriak seorang ibu berbadan besar nan kekar dari dalam mobilnya. Awalnya kami kira mobil ibu itu akan melanjutkan perjalanannya. Ternyata mobil beliau berhenti dan beliau pun keluar dari mobilnya, bergegas menghampiri kami.

"Pak sopir, tenang dulu, keluarkan dulu semua penumpangnya!!" teriak beliau sambil membuka pintu mobil yang kami tumpangi. Kami pun satu-satu turun dari mobil. Si ibu meminta seluruh penumpang untuk menepi. Tak lama beberapa orang laki-laki datang membantu. Segera setelah bantuan datang, dengan sigap Ibu ini pun melanjutkan memberikan arahan. "Ah...terlatih sekali ibu ini", batin saya sambil membantu.

Singkat cerita, mobil pun akhirnya bisa diselamatkan dan dibawa ke pinggir jalan. Sang ibu pun memarkir mobilnya di dekat mobil kami. Ternyata beliau tidak sendiri, beliau bersama beberapa teman beliau (yang kesemuanya wanita, Super Woman memang beliau). Beliau turun mendekati mobil kami, berbincang dengan supirnya, sementara teman-teman beliau yang lain berbincang dengan keluarga kami. Kami pun akhirnya tahu, nama beliau adalah Erni.

"Mas, ini mobil kenapa bannya gundul semua? wah...bisa bahaya ini, bawa orang tua pula" kata bu Erni sambil berputar mengamati keadaan mobil kami. Sopir mobil pun hanya tersenyum kecut mendengar teguran dari bu Erni ini. Saat pak sopir sedang menyeberang jalan untuk membetulkan velg ban mobil yang sedikit bengkok, bu Erni segera membuka kap mobil bagian depan. Begitu terbuka, beliau menggelengkan kepala beliau sebentar, kemudian berkata "wah...bener-bener ini sopir, air karburasi hampir habis, air aki juga hampir habis, air untuk wipper kering... tar saya bilangin itu sopirnya. Bahaya lho membawa mobil dalam keadaan seperti ini dalam jarak jauh".

Dalam hati, saya membenarkan apa yang disampaikan oleh bu Erni ini. Selain itu, saya juga penasaran mengenai siapa bu Erni ini sih? 

............... to be continued...............