Wednesday, February 27, 2013

Cinta Kan Membawamu Kembali







Sahabat semua tentu sudah tidak asing lagi dengan lirik lagu berikut ini. Ya, judulnya adalah "Cinta Kan Membawamu Kembali". Lagu yang dipopulerkan oleh Dewa 19, salah satu band favorit saya. Awalnya saya memaknai lagu ini biasa saja, seperti halnya lagu-lagu roman yang lain. Akan tetapi, subhanallah.. pada detik pertama saya mendengarkannya beberapa hari yang lalu, seperti ada sebuah pesan yang perlu saya dalami lebih lanjut dari lagu ini. Sebelumnya, berikut liriknya :


Tiba saat mengerti, jerit suara hati
Letih meski mencoba
Melabuhkan rasa yang ada
Mohon tinggal sejenak, lupakanlah waktu
Temani air mataku, teteskan lara
Merajut asa, menjalin mimpi, endapkan sepi-sepi
[Reff]
Cinta ‘kan membawamu,
kembali disini, menuai rindu, membasuh perih
Bawa serta dirimu,
dirimu yang dulu, mencintaiku, apa adanya
Saat dusta mengalir, jujurkanlah hati
Genangkan batin jiwamu, genangkan cinta
Seperti dulu, saat bersama, tak ada keraguan


 Dan... bismillah... berikut penafsiran bebas mengenai lirik lagu di atas. Namanya juga penafsiran bebas, siapapun bisa setuju atau tidak. Harapannya satu, semoga berkah dan penuh manfaat.

Bisakah engkau dengarkan sejenak jeritan suara hatimu yang terus berbisik meski letih telah melandanya? Suara hatimu yang senantiasa mengajakmu untuk kembali ke fitrahmu sebagai seorang hambaNya. Agar engkau melabuhkan kembali sebuah rasa yang pernah singgah sebelumnya, rasa yang suci tak tercemari.


Bisakah engkau menepikan semua aktivitas yang menyibukkan dan menghabiskan banyak waktumu? Sejenak saja, sebentar saja..demi memahami setiap linangan kesedihan dari hati nuranimu yang selama ini jarang engkau perhatikan. Linangan air mata yang ingin mengajakmu kembali untuk menyadari apa makna penciptaanmu di dunia ini. Membangkitkan kembali mimpi-mimpi mu untuk menjadi seorang yang bermanfaat bagi sesama. Tidak membiarkan engkau sepi berdiam diri, melainkan menebarkan cahaya kemanfaatan, agar dunia ini penuh warna kebaikan.

Maka hanya cintaNya yang akan bisa membawamu untuk kembali. Kembali merasakan kedekatan dengan yang Maha Memiliki Cinta, merasakan rindu untuk berdekatan denganNya. Bersimpuh sembari mengalirkan linangan air mata yang kan membantumu untuk menghapuskan perih, rasa tidak nyaman yang engkau rasakan. Cinta yang akan menjadikanmu kembali membawa dirimu yang awal mula dulu sudah membenarkan keberadaanNya dan bersedia menerima amanahNya. 

Sebagaimana dalam firmanNya yang mulia “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” Ya, mencintai tanpa ada alasan apapun, unconditional love.

Jadilah dirimu sendiri. Tak usahlah engkau selalu ingin menjadi sama dengan orang lain sedangkan suara hatimu justru menyuarakan ketidaknyamanan. Sadarilah bahwa setiap insan diciptakanNya dengan begitu unik, dengan segenap potensi yang akan menjadikannya kuat dalam mengemban amanahNya. Maka saat engkau khawatir untuk menjadi dirimu sendiri, genangkan kembali cinta (unconditional love) dalam dirimu. Meniatkan semuanya hanya untukNya, seperti masa dulu, saat di mana engkau benar-benar sadari akan keberadaanNya yang begitu dekat denganmu.

Alhamdulillaah... bagi saya ini sebuah pesan yang sungguh luar biasa. Pesan untuk mengajak saya menjadi diri saya sendiri, mengajak saya untuk kembali mendekat kepadaNya, mengingatkan akan tujuan seorang manusia diciptakan di dunia ini.

Semoga sharing ini bermanfaat, mohon dimaafkan jika ada kata-kata yang barangkali kurang pas di benak sahabat semua yang membaca postingan ini. Mari terus berbagi manfaat :)


Tuesday, February 26, 2013

Proklamasi!! Minimal 100 Tulisan Selama 2013 di Blog ini :)

Menjaga untuk tetap istiqomah atau ajeg menulis memang bukan hal yang mudah. Namun tetap bisa dilakukan. Bukan karena mampu atau tidak mampu, tetapi mau atau tidak untuk melakukannya. Awalnya ada sebuah keinginan untuk one day one article, tetapi sampai saat ini belum bisa juga direalisasikan (walaupun tetap akan berusaha).

So, proklamasinya adalah total 100 tulisan selama 1 tahun di blog ini. Artinya rata-rata kalau dihitung mulai bulan Maret besok, per bulan paling tidak ada 10 tulisan yang harus di posting di blog ini. Per Minggu paling tidak 2-3 tulisan. Yayaya... untuk penulis pemula seperti saya, semoga bisa terwujud. Semoga ini menjadi bagian untuk bisa terbitnya 2 buah buku di tahun ini. Lha.. buku tentang apa? Untuk topik masih dalam proses riset. Semoga akhir April nanti sudah mulai mengarah ke topik dari buku yang ingin saya tulis.

Well...semoga niat ini bisa dimudahkan oleh Allah SWT... Aamiiin :)


Yogyakarta, 26 Februari 2013

Bayu Satriyo W, Penulis, Dosen, dan Inspirator Indonesia (aamiin)

Saturday, February 16, 2013

Bertabur Hikmah di Mana Saja

Life is beautiful…
Life is choice…
Life is today….

Beberapa jargon di atas adalah beberapa jargon yang saya yakin sudah pernah anda baca (minimal baru saja bukan?he2). Jargon yang begitu powerfull ketika dimaknai dengan baik. Jargon-jargon yang begitu memberdayakan ketika terinstall dalam diri seseorang yang terbiasa mencermati, merasakan, atau bahkan mendengarkan dengan baik, apapun yang dialaminya, apapun yang dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, sebelum saya memulai cerita yang ingin saya bagikan kepada rekan-rekan semua, untuk mengawali saya akan bahas sedikit beberapa jargon yang ada di atas. 

Life is beautiful…ya, betapa hidup ini begitu indah dengan segala keanekaragaman yang ada di dalamnya. Life is choice..ya bukankah kemampuan anda untuk memilih respon dari sebuah stimulus akan membuat anda semakin fleksibel dalam menjalani setiap hal yang anda hadapi?. Life is today.. ya, bukankah hidup yang sebenarnya adalah hari ini? Karena masa kemarin sudah berlalu… masa kemarin adalah sejarah, masa depan? Ya, tentu masa depan adalah sebuah misteri yang kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depan. Maka orang yang memahami betul jargon ini akan menjadikan saat ini sebagai sebuah masa untuk senantiasa memberikan yang terbaik terhadap apapun, siapapun, yang ada di sekitarnya..sekarang.

Baiklah, setelah rekan-rekan mencermati, mungkin juga membayangkan dan merasakan beberapa kalimat di atas, saya rasa sudah saatnya saya memulai sebuah cerita yang semoga memberikan tambahan hikmah kepada rekan-rekan semua.

Beberapa hari yang lalu saya diminta oleh direktur saya untuk menghadiri sebuah pertemuan yang dihadiri oleh beberapa klinik kesehatan yang ada di sekitar Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Waktu pertemuan dijadwalkan jam 14.00 dimulai di sebuah hotel di Solo. Saat itu saya baru siap berangkat jam 13.00 dan untuk menghemat waktu, saya putuskan untuk menggunakan kereta api. Sampai di stasiun, kereta sudah hampir berangkat, tapi Alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk naik. Alhamdulillah masih bisa duduk juga akhirnya.

Well, di kereta, saya duduk bersebelahan dengan seorang pria paruh baya. Kalau dilihat dari cara beliau berpakaian, saat itu saya nebaknya beliau is a businessman. Nah, untuk memastikan saya coba ajak beliau berdiskusi. Tidak banyak informasi yang saya dapatkan, tetapi bapaknya tetap menjawab dengan ramah. Tak lama kemudian, bapak tersebut berdiri karena ada seorang wanita yang masuk dari pemberhentian kereta di sebuah stasiun (hehe… keduluan bapaknya si, saya juga mau berdiri sebenarnya ). “Silakan duduk mbak ….” Kata bapaknya mempersilakan dengan ramah.

Nah, karena bapaknya berdiri, dan kebetulan berdirinya agak jauh dari tempat saya duduk. Perbincangan saya lanjutkan dengan bapak yang sepertinya adalah rekan bapak yang awal tadi. Dari perbincangan sekilas saya terkejut karena ternyata orang saya ajak bicara sebelumnya, beliau adalah seorang jenderal bintang tiga. Sejenak saya tertegun, dan kemudian terkagum-kagum dengan sosok bapaknya ini setelah mendengar cerita dari bapak yang kedua ini. Beliau cerita bahwa bapak jenderal ini lebih memilih naik kereta api dibandingkan naik alat transportasi lain,…”beliau juga sedang puasa lho mas,,”hey, luar biasa ya bapak jenderal tadi, batin saya. So, dari hikmah ini saya belajar satu hikmah, entah bagaimana yang sebenarnya, tapi paling tidak saya telah belajar mengenai salah satu sifat pemimpin, sederhana, peduli dengan sesama serta koneksi yang terjalin dengan baik pada Sang Khalik. Dalam hati saya sungguh bersyukur, Ya Allah, terima kasih…Engkau izinkan diri ini untuk membuka hati, membuka pikiran.. menyerap begitu banyak hikmah di sekitar hamba.

Sudah selesai? Oo..tentu saja belum. Perbincangan masih saya lanjutkan dengan bapak sang pendamping pak jenderal. Nah, dari beliau saya dapat pembelajaran mengenai parenting. Beliau dikaruniai 4 putera dan hampir semuanya memiliki prestasi dibidangnya masing-masing. Ada yang atlet basket nasional, ada yang punya prestasi akademis bagus, dan macam-macam. Iseng-iseng saya tanya,…”lho bapak apa tidak pernah mengarahkan putera-puterinya untuk menjadi seperti bapak?” dan Jawab beliau, “ Sebagai orang tua, kami hanya mendukung mas, kami lebih bahagia jika anak-anak kami bahagia dengan pilihan mereka masing-masing, dan peran kami adalah mendorong, menguatkan… agar mereka bisa berhasll di bidangnya masing-masing”. Kembali saya harus berkata WOW!! Untuk yang kedua kalinya. Saya pikir, bapak ini sudah menerapkan apa yang disebut CINTA, ya…cinta adalah pertemuan dua kau, yang melahirkan pertanggungjawaban antara dua aku tersebut. Dari cerita bapak tersebut, ada dua aku, aku dari anaknya dan aku dari bapaknya, masing-masing saling menghormati dan menghargai dan bertanggung jawab dengan perannya masing-masing. Lho, lha terus maksudnya Cuma ada satu aku apa ya? Satu aku berarti dalam sebuah hubungan yang melibatkan dua orang atau lebih, hanya ada satu aku yang dominan. Misalnya hubungan anak dan orang tua, satu aku berarti ketika orang tua memaksakan kehendaknya pada anaknya. Atau seorang kekasih yang begitu possessive pada pasangannya, memaksakan kehendaknya.

Masih ada lagi mas? Lho masih ada, satu hal lain yang sata ambil dari bapak ini adalah ketika beliau menyampaikan prinsip beliau, “mas… prinsip saya dalam mendidik anak adalah memberikan kesempatan mereka berkembang dengan potensinya dan yang lebih penting lagi adalah…saya selalu menjaga betul agar apapun yang mereka terima dari orang tuanya adalah barang yang halal, saya pengen mereka dapat input yang baik, rezeki yang bersih dari bapak ibunya”…Hmm, subhanallah…kembali saya harus mengucap syukur, Alhamdulillah, Ya Allah, terima kasih…Engkau izinkan diri ini untuk membuka hati, membuka pikiran.. menyerap begitu banyak hikmah di sekitar hamba.

Tidak terasa, sudah hampir satu jam di kereta, tiba saatnya turun. Saat itu saya turun di stasiun Purwosari. Nah, untuk menuju hotel, hotelnya namanya Lor IN, saya menggunakan taksi, kabarnya si kalau jalan kaki atau naik becak jauh (hehe…). Saya keluar stasiun, dan naik sebuah taksi yang udah ngetem di daerah sana. Nah, saya praktikkan ni ilmu komunikasi saya (membangun rapport/ keakraban dengan siapapun yang diajak berkomunikasi). Well, pertama yang saya cari adalah nama si Sopir taksi, namanya pak Wardiyanto. Oke, bahan pacing pertama ni. Bahan pacing kedua, saya gunakan bahasa jawa halus (krama inggil) untuk memulai percakapan. 

Hasilnya? Luar biasa, kembali mendapatkan himah baru dari cerita pak Sopir ini. Ya, beliau sudah jadi sopir di akhir tahun 70-an. Saat saya tanya jumlah putera-puterinya berapa pak? Beliau jawab..”Wah, banyak mas, saya punya enam orang anak”. Mendengar jawaban beliau, rasa ingin tahu saya justru semakin besar untuk menggali lebih jauh tentang beliau. “Lha, bapak selain jadi sopir taksi apa ada sambilan lain pak, istri apakah juga bekerja?”, kira-kira begitu pertanyaan saya. Jawab beliau. “saya kerja saya hanya ini mas, mau nyambi gimana lha wong pulangya aja sudah malam, ada libur sehari saya gunakan untuk istirahat, istri saya, ya di rumah mas, siapa lagi yang akan ngurus anak-anak saya kalau istri saya juga bekerja”. Akhirnya pak wardiyanto pun cerita banyak mengenai keluarganya, Dari ke enam orang anaknya, tinggal satu yang belum lulus, itu pun sekarang sudah tingkat SMK kata beliau. Dua orang anaknya berhasil menyelesaikan kuliah, bahkan anaknya yang pertama menjadi manajer di salah satu perusahaan.

 Ada beberapa kalimat yang beliau sampaikan, yang bagi saya sungguh mempunyai makna yang luar biasa. Saat itu beliau menyampaikan, “ Sebenarnya kalau dilogika ga mungkin mas, dengan pekerjaan saya yang hanya jadi sopir taksi, saya harus hidupi keluarga saya. Tapi selalu ada saja bantuan yang saya terima dari Allah SWT ketika saya sedang kesulitan biaya, dan akhirnya masalahnya pun terpecahkan. Dan walaupun penghasilan saya pas-pasan mas, saya tetap punya prinsip agar penghasilan yang saya terima halal, dan tentang cukup atau tidaknya, saya serahkan saja kepada Dia yang member amanah, Allah SWT”. 

Untuk ketiga kalinya saya harus berkata, WOW!! Subhanallah…. Satu lagi, usia beliau sudah hampir mencapai kepala enam, tapi apa yang beliau sampaikan, “mas, selagi saya masih diberikan kekuatan, saya tetap ingin berusaha dengan kemampuan saya untuk mendapatkan rizki. Anak saya sudah menawari pekerjaan lain yang lebih nyaman, tapi untuk saat ini saya menikmati pekerjaan yang sesuai dengan keahlian saya ini, saya masih memiliki tanggungan satu anak yang belum selesai sekolahnya”. Allahu Akbar, begitu gigih bapak ini untuk terus menggaungkan ikhtiar membuat jalur-jalur rizki dari Dia Yang Maha Pemberi Rizki.

Dari pak wardiyanto, saya belajar beberapa hal, mengenai sebuah keyakinan (iman adanya Sang Khalik), mengenai sebuah kepasrahan, mengenai sebuah kegigihan, dan juga tentang parenting (… “mas, kalau istri saya bekerja, siapa yang didik anak-anak saya? Kebanggan saya adalah ketika melihat anak-anak saya jadi anak yang baik, berbakti dan mereka bisa berhasil ke depan. Saya pulang sudah larut malam, siapa yang akan menemani mereka sehari-hari?”…), dengan keterbatasan yang beliau miliki, beliau begitu peduli dengan pendidikan keluarganya. Sekali lagi bukan lagi tentang materi, melainkan sebuah tanggung jawab yang diiringi dengan sebuah keyakinan, kepasrahan, keikhlasan, serta ikhtiar yang tanpa henti.

Dan akhirnya, sebelum saya turun membuka pintu, kembali saya merasa wajib untuk kembali menyampaikan Ya Allah, terima kasih…Engkau izinkan diri ini untuk membuka hati, membuka pikiran.. menyerap begitu banyak hikmah di sekitar hamba, sambil bersyukur, saya ucapkan terima kasih kepada pak wardiyanto, sopir taksi yang telah mengajarkan banyak hal kepada saya.

Sahabat semua…. Ada begitu banyak hikmah di sekitar kita, dari apapun yang kita alami, dari apapun yang kita cermati, dari apapun yang kita dengarkan atau rasakan, apakah itu menyenangkan atau menyedihkan. Apakah itu berupa nikmat, atau berupa tantangan atau ujian hidup. Dan sekali lagi, hikmah akan tergali jika kita mengijinkan hati kita, pikir kita untuk terbuka, melihat, mendengarkan, merasakan dari berbagai sisi dan sudut pandang. Yakinlah bahwa ada sebuah maksud baik yang tersembunyi dari apapun yang diberikanNya, yang ditampakkanNya pada kita semua. So, bagaimana resep yang jitu untuk bisa menggali banyak hikmah di sekitar kita, mari kita sama-sama terus berbenah, benahi diri, dan tentu saja perhatikan betul nutrisi untuk hati kita. Orang yang peduli pada hati, maka hatinya pun akan menjadi penuntun baginya untuk menjadi berhati-hati meniti sebuah jalan hidup yang disediakan olehNya…Illahi robbi.

*re-post from my notes on FB at July, 2010

Thursday, February 14, 2013

Me-nafaskan Kehidupan



Melalui nafas seharusnya kita tersadar akan keberadaan hidup yang sungguh berharga apabila dilewatkan dengan ketidakbermaknaan, keputusasaan dan ketidakmampuan dalam menjalaninya. Melalui nafas seharusnya kita tersadar akan sebuah kehidupan yang masih diberikanNya kepada kita sebagai manusia. Menyadari keberadaan nafas yang masih terhembus seharusnya menyadarkan kita akan sebuah kemungkinan hembusan harapan yang jauh lebih baik di masa selanjutnya. 

Menyadari keberadaan nafas seharusnya menyadarkan kita akan sebuah amanah yang masih terembankan kepada kita untuk diselesaikan. Menyadari keberadaan nafas seharusnya membuat kita segera tergerak untuk memanfaatkan waktu yang tersisa, merenungi sejenak masa lalu, kemudian mengambil saripatinya yang bermanfaat dan segera melanjutkan langkah, berfokus ke masa sekarang, merajut kembali mimpi-mimpi indah di masa mendatang.

Inilah hidup yang nyata, inilah masa yang memang harus dilalui oleh setiap insan yang merupakan makhlukNya. Mari selalu kumandangkan syukur atas kesempatan hidup yang salah satunya ditandai oleh keberadaan nafas yang masih bisa terhembuskan. Mari berfokus kepada saat ini, saat yang paling nyata, momentum yang saaangat powerfull untuk menciptakan masa depan yang jauh lebih indah. 

Sahabat...semangat berbenah, semangat menata hati, hati yang senantiasa merindukan kebersamaan denganNya :)

#Re-Post from my Notes @ Facebook

Wednesday, February 6, 2013

Dear My Friend - Part 1

Sahabat...
Selalu awali langkahmu dengan bismillah ya, ingatlah Dia selalu. Dia yang kan membimbingmu dalam menjalani setiap langkahmu. Kumandangkan niat hanya untukNya dalam setiap aktivitas yang akan kau jalani. Saat engkau merasa lelah, berhentilah sejenak, cobalah diam dan berbagi kepadaNya.

Sahabat...

Engkau diciptakan di dunia bukan dengan tanpa tujuan. Tidaklah mungkin Dia menciptakanmu sekedar hanya untuk melengkapi ciptaanNya yang lain di dunia ini. Pastilah ada tujuan mengapa engkau Dia ciptakan. Temukanlah itu, jadilah engkau perantaraNya untuk menunjukkan ke Maha Agungan-Nya. Jadilah engkau perantaraNya untuk menujunkkan betapa Maha Besar cintaNya. Temukan panggilan jiwamu. Teruslah memohon, agar engkau dibimbingNya, agar engkau selalu dituntun untuk senantiasa dekat padaNya. Sehingga engkau bisa mendengar dengan baik suara hatimu, nuranimu.

Sahabat...

Sudah seharusnya engkau belajar atas apa yang telah engkau alami di masa-masa sebelumnya. Bukankah dia termasuk orang yang merugi saat dia tidak belajar dari masa-masa sebelumnya? Bukankah dia termasuk yang merugi saat hari ini justru jauh lebih buruk dibandingkan masa sebelumnya? Bukankah sebenarnya engkau juga telah memahami bahwa di setiap peristiwa yang diberikanNya kepadamu adalah tersimpan sebuah pelajaran yang berharga? Renungi, resapi, belajarlah dari semuanya dan ubahlah segera jika memang ada yang segera perlu kamu benahi.

Sahabat...

Bersabarlah dalam engkau menjalani setiap tahapan dalam hidup ini. Seperti halnya ulat yang harus bersabar sebelum akhirnya menjadi kupu-kupu yang bisa terbang ke manapun. Seperti halnya manusia yang juga harus merangkak-berjalan dan kemudian berlari dalam proses menuju dewasa. Tak ada satupun hal di dunia ini yang tercipta dengan instan. Semuanya membutuhkan proses dan dalam proses itu membutuhkan kesabaran. Namun engkau tetap harus menjalani semuanya. Berbuatlah sebanyak mungkin kebaikan. Lakukan segala macam upaya positif untuk mencapai apa yang engkau inginkan. Lakukan saja, tanamlah terus benih-benih kebaikan itu di manapun engkau berada. Kemudian rawatlah benih-benih itu dengan doa, dengan amal, dengan silaturrahmi, dengan bermunajat, dengan ikhlas, dengan pasrah, dengan tawakal, dengan ikhtiar dan dengan semua pupuk-pupuk kebaikan lainnya. Tak usahlah kau terlalu pikirkan mana diantara benih-benih itu yang akan lebih dahulu tumbuh, mana yang akan tumbuh belakangan. Bukankah tugasmu hanya menanam dan merawat??

Sahabat...

Tak ada manusia yang sempurna. Sadarilah itu...dan tentu saja itu berlaku padamu. Dengan usia yang telah diberikanNya kepadamu, bukankah sangat mungkin sekali di dalamnya terdapat banyak salah dan dosa? Maka perbanyaklah dalam engkau memohon ampunan kepadaNya. Akuilah semuanya, akuilah jika memang engkau salah. Semoga itu akan memperingan langkahmu, menjadikan dirimu semakin mawas diri, menjadikan dirimu lebih dekat dengan Yang Maha Awas, sehingga sinyal-sinyal kesucian jiwa bisa terus terpancar dari hatimu.

Sahabat...

Engkau telah dikaruniai akal olehNya. Maka gunakanlah itu sebaik-baiknya. Ibarat pisau, tak akan ada gunanya saat tak pernah di asah. Ibarat pisau juga, akan menjadi mudharat saat digunakan tidak pada tempatnya. Asahlah akalmu, isilah otakmu dengan semakin banyak ilmu dan pengalaman. Belajarlah semakin banyak buku, bergaullah dengan orang-orang yang bisa menambah pengalamanmu dan memudahkan jalanmu. Teruslah belajar dan belajar. Jangan pernah sekalipun engkau puas dengan semua ilmu dan pengalaman yang kau miliki. Ingatlah...kau tidak akan bisa persis menebak apa sebenarnya peranmu di dunia ini. Maka alih-alih berhenti dan berpuas diri, teruslah belajar, izinkan engkau mengetahui lebih banyak hal. Iya, banyak hal yang kan menjadikanmu lebih fleksibel dalam hidup ini. Banyak hal yang kan menjadikanmu lebih berpeluang untuk berbagi lebih banyak manfaat di dunia ini. Manfaat untuk sesama. Bukankah sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk sesama?

Sahabat...

Waktumu sangatlah berharga. Bukankah Tuhanmu telah banyak berfirman dalam kitab sucimu mengenai "Demi Masa, Demi Waktu Fajar, Demi Waktu Dhuha, Demi Waktu Malam, dst". Sudah seharusnya engkau lebih "ngeh" lagi mengenai waktu ini. Lawanlah hal-hal yang menjadikan waktumu tak produktif. Mengikuti arus kenyamanan itu memang menyenangkan. Akan tetapi aku yakin engkau juga sangat paham sahabatku... yang namanya mengalir itu pastilah ke tempat yang lebih rendah. Terdapat kemungkinan juga bahwa mengalirnya air ke tempat yang sama sekali tak pernah kita inginkan. Manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. Buatlah jadwal perencanaan setiap harinya agar hidupmu berpola. Bukan untuk membatasi hanya bertujuan agar hidupmu lebih terarah saja. Menjadikan hidupmu penuh semangat dan penuh warna. Tidak menjadikanmu bingung mengenai apa saja yang akan saya lakukan hari ini? Tidak menjadikanmu menjadi sosok yang sering ingkar janji dalam hal komitmen dan waktu. Susunlah daftar prioritas aktivitasmu dengan baik ya. Paksa dirimu untuk membuat perencanaan. Aku ingin engkau menjadi sahabatku yang hebat dalam mengatur waktu.

Sahabat...

Percayakah engkau mengenai keberadaanNya yang selalu dekat dengan hamba-hambaNya? Kalau engkau percaya, maka selalu lakukan yang terbaik atas apapun aktivitas kamu ya. Jauhkan keragu-raguan dalam melangkah. Melangkahlah dan iringilah dengan pasrah. Melangkahlah maka itu artinya kau sama saja sedang berbenah. Yakinlah tak akan ada yang sia-sia. Jikalau saat ini engkau belum merasa berhasil, tenang saja. Ini adalah pertanda yang baik bukan? Dia sengaja "memaksamu" untuk lebih menggali begitu besarnya potensimu yang saat ini masih kau pendam erat. Bahkan tak hanya kau pendam saja, kau tutupi potensi-potensimu itu dengan berbongkah-bongkah batu besar yang besar dan berat. Tega sekali dirimu sahabatku? Kalau setega itu, ya wajar saja jika yang terjadi adalah diperlukannya lecutan keras bagimu. Lecutan agar segera engkau singkirkan bongkahan-bongkahan batu besar yang menghalangi potensimu itu. Engkau perlu palu besar yang kuat dan segera mengayunkannya secepat mungkin agar batu-batu itu pecah dan potensimu pun bisa terbebaskan keluar. Aku yakin sahabatku... engkau pasti bisa...terus berjuang ya...

Sahabat...

Tentang siapa yang akan mendampingimu kelak, tak usahlah kau risaukan. Jangan berputus dalam memohon petunjuk padaNya. Yakinlah bahwa Dia paling tahu siapa yang terbaik bagimu. Yakinlah Dia telah memilihkan pendamping hidup yang terbaik untukmu kelak. Nikmati saja aktivitas-aktivitas perbaikanmu mulai sekarang dan seterusnya. Pantaskan dirimu untuk menjadi seorang Imam yang baik dalam keluargamu kelak, untuk pendamping hidup dan anak-anakmu kelak. Bergaullah dengan semakin banyak teman-teman yang baik. Bukankah engkau juga tidak tahu dari arah mana Dia akan mempertemukan engkau dengan pendampingmu kelak. Banyakin istighfarnya (lagi) ya. Agar terjaga lisan, hati, dan perbuatan. 

Sahabat...

Apapun yang engkau terima saat ini dan ke depannya, pada prinsipnya, semuanya adalah amanah dari-Nya. Saat kau memiliki anggota tubuh yang lengkap, itulah amanah yang harus engkau pertanggung jawabkan. Saat engkau memiliki banyak buku, memiliki laptop, itulah amanah yang juga harus engkau pertanggungjawabkan nanti. Sudahkah  kamu baca? sudah kah kamu gunakan semestinya. Engkau memiliki usaha sendiri misalnya, itu juga amanah yang harus engkau jaga sebaik-baiknya. Kembangkan usahamu, besarkan, agar semakin banyakkebahagiaan yang  bisa engkau ciptakan di dunia ini.

Sahabat...

Sepertinya engkau sudah cukup lelah hari ini..
Istirahatlah dulu ya...
Besok kita sambung lagi...


S.A.H.A.B.A.T.M.U


Sunday, February 3, 2013

Berbagi Itu Indah Kawan


Alhamdulillaah...
Hari ini adalah sebuah hari yang sungguh-sungguh bermakna. Pagi-pagi jam 7 pagi sudah bertolak dari ruko (rumah kontrakan), berangkat menuju sebuah daerah di Karangmojo, Wonosari, South Mountain (Baca : Gunung Kidul :D). 

Ceritanya hari ini tadi diajak ke sana oleh salah satu mentor saya yang beliau juga dosen, konsultan pendidikan, sekaligus pengusaha, mas Andi Purnawan Putra. 

Mas Andi ini mengajak saya untuk berbagi titipan ilmu dan pengalaman, kepada beberapa guru TK (dan barangkali juga ada yang SD) yang mereka sedang menuntut ilmu alias kuliah. Menariknya di kelas itu, hampir semua pesertanya ibu-ibu, hanya ada satu laki-lakinya. 

Sebelum mas Andi menyampaikan materinya, sayalah yang pertama kali diberikan kesempatan untuk berbagi  di kelas tersebut. Materi yang mas Andi minta adalah seputar bisnis jasa yang saya jalankan, apa saja suka duka di dalamnya. Hehe..karena memang kelas yang diampu mas Andi ini adalah bertemakan Entrepreneurship alias kewirausahaan. 

Kesan pertama yang muncul saat berada dalam kelas adalah "WOW", dahsyat, meminjam istilah yang dipopulerkan Shoimah adalah JOSS GANDOSS, subhanallaah... Lho kok bisa? Iya, suasana kelasnya bener-bener penuh aura semangat untuk menuntut ilmu yang begitu luar biasa. Bayangin aja ... (udah bayangin??) haha... oke, bayangin apa dulu ya... baiklah..gini. Bayangin aja, kami yang berangkat dari Jogja jam 7.30, sampai sana baru jam 9.45 kurang lebih. Pas begitu sampai sana, yang saya sampaikan dalam hati, "Wuih..uadoh juga ya" . Eeeh, ternyata apa yang sudah kami lalui masih kalah jauh dengan beberapa mahasiswa yang ikut dalam kelas tersebut. Dari informasi yang saya dapatkan, tuernyata nih, ada yang rumahnya itu luebih jauh. Subhanallaah... manteb bener dah. 

Ngomong-ngomong udah bisa kebayang belum capeknya beliau semua? itu baru berangkatnya, belum lagi pulangnya nanti. Kalau kuliahnya full sampai sore, kemungkinan baru pulang dari tempat kuliah sekitar jam 16.30. Sampai rumah jam berapa? jamnya sih ga bisa nebak, tapi yang jelas waktunya adalah saat sang surya mulai menghilangkan jejaknya menyinari bumi ini (hadeeh). Ini belum selesai juga, nyampai rumah minggu malem, paginya beliau semua sudah harus standby di kelas, pasang senyum semanis-manisnya dan berkata "Selamat pagi anak-anakku semuaaa...pastinya sehat kan hari ini?". Emh, kalau udah gini jadi keinget guru-guru TK ama SD dulu deh. Sabar beneer beliau-beliau semua ini ngajarin murid-muridnya yang MDU (masih di bawah umur). Makanya insya Allah setiap lebaran, selalu ada agenda rutin untuk sowan ke rumah bapak-ibu guru TK ama SD dulu. Ngerasa utang budi banyaaak banget sama beliau semua. Sampai-sampai pas denger lagu "Hymne Guru" diputer, itu rasanya bigimanaa gitu, mengharu biru...

Oke,balik lagi ke suasana kelas. Akhirnya saya sharing-kan beberapa hal, pengalaman, yang Alhamdulillaah udah pernah saya pelajari selama ini. Antusiasme beliau semua dalam mendengarkan pun patut diacungi jempool, double jempol kalau perlu. Memang nih, kalau di NLP ada dikenal istilah state, maka saat itu beliau semua sepertinya sudah ON untuk learning state-nya. Kalau mau ditambahin, boleh juga deh ditambahin dengan Respect state beliau semua juga dalam posisi ON. Hal yang seperti ini tentu membahagiakan siapapun penyampai materi di sana. Kereeen.. kalau istilah kerennya TOP Beuuddd, deh :D

Selesai saya sharing, dilanjutkan materi kuliah dari mas Andi. Beliau berbagi mengenai bagaimana mempromosikan bisnis produk atau jasa agar bisnisnya makin mantap jaya. Kebetulan hari ini tadi adalah kuliah terakhir dari mas Andi sebelum akhirnya para mahasiswa akan menempuh ujian akhir semester. 

Oya, ngomong-ngomong barangkali ada yang nanya juga kali ya. Kok kuliah buat guru ada mata kuliah entrepreneurship juga sih? Lho...iya, penting tentu saja. Entrepreneurship itu kan identik dengan kreativitas. Selain para guru nantinya bisa berkesempatan untuk membuka lapangan usaha dengan kreativitas yang beliau-beliau miliki. Harapannya pola kreatif ini pun juga menular ke keseharian beliau semua sebagai guru. Kreatif dalam metode mengajar, kreatif dalam membuat alat-alat peraga pengajaran dan juga menularkan kreativitas ini kepada siswa-siswanya. Singkatnya, guru senang dan bahagia, muridnya pun cetar dan membahana..wahaha... maksudnya, murid juga senang belajarnya, banyak tergali potensinya dan terjagalah generasi penerus bangsa, tambah lagi, bangsa Indonesia Raya.

Kurang lebih jam 12.30 selesailah materi dari mas Andi. Selesai sudah acara kelas?? Beluum ternyata. Setelah itu masih ada sesi foto bersama. Selepas sesi foto bersama, masih ada sesi kado silang antar mahasiswa. Jadi semua kado yang masih terbungkus dikumpulkan bersama di atas meja. Lalu dibuka satu per-satu. Apa isi kado silangnya? Tak lain tak bukan adalah hampir semua makanan khas Gunung Kidul dihadirkan di sana, ada tiwul, ada ketan hitam ditaburi kelapa manis, ada nasi jagung, ada tempe kara, ada cenil, dan masiih banyak lagi. 

Semuanya di gelar di atas meja, dan semua yang ada dikelas boleh mengambil mana saja. Saya dan mas Andi pun akhirnya juga dibungkuskan sebagian dari jajanan dan makanan yang digelar itu. Rasanyaa...beeuh,   khaas banget. Ada yang rasanya "mak legendeeer" ada yang "mak nyuuss" ada yang "top markotop", huehehe... dan ini yang penting, lidaaah ga bisa boong (korban iklan dan pertanda perutnya laper..hahaha..).

Semua yang dikelas, termasuk kami, menikmati makanan itu bersama-sama. Selesailah sesi kuliahnya, kami pun mohon pamit untuk pulang. Begitu keluar kelas, yang terasa adalah semua capeknya hilaaaaang... tergantikan perasaan bahagia, senang, dengan semua respon mahasiswa selama di kelas. Saat kami tertawa bersama, belajar bersama, berbagi bersama dengan suasana penuh kekeluargaan.

Sungguh sesuatu yang tak kan bisa ternilai dengan materi. Berbagi memang indah ya. Dan bukankah sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk sesamanya? Semoga kita semua bisa mensyukuri semua titipanNya dengan cara menggunakannya seoptimal mungkin untuk menghasilkan sebanyak mungkin kebaikan. Kebaikan yang terdistribusikan secara merata, untuk diri kita dan sesama.

Bagi bapak-ibu guru yang mengikuti kelas tadi, teriring doa, semoga bapak ibu guru semua senantiasa diberikan semangat untuk terus belajar. Semoga bapak ibu guru semua senantiasa bisa memaknai setiap hal yang dijalani sebagai sebuah pengabdian yang bernilai ibadah. Tentu bukan pada sisi materinya, tapi pada kepuasan dan kebahagiaan saat melihat anak didiknya bisa menjadi manusia yang hebat. Semoga Allah SWT selalu memberkahi bapak-ibu guru semua, menguatkan keyakinan bapak-ibu semua bahwa semua kebaikan tak akan ada yang sia-sia. Meyakinkan bahwa Dia selalu punya banyak cara untuk menjamin kehidupan kita semua. Membukakan jalur rejeki dari arah mana saja, saat kita selalu bertaqwa, berdoa, berusaha dan berpasrah kepadaNya.. Aamin ya Rabb..