Wednesday, February 6, 2013

Dear My Friend - Part 1

Sahabat...
Selalu awali langkahmu dengan bismillah ya, ingatlah Dia selalu. Dia yang kan membimbingmu dalam menjalani setiap langkahmu. Kumandangkan niat hanya untukNya dalam setiap aktivitas yang akan kau jalani. Saat engkau merasa lelah, berhentilah sejenak, cobalah diam dan berbagi kepadaNya.

Sahabat...

Engkau diciptakan di dunia bukan dengan tanpa tujuan. Tidaklah mungkin Dia menciptakanmu sekedar hanya untuk melengkapi ciptaanNya yang lain di dunia ini. Pastilah ada tujuan mengapa engkau Dia ciptakan. Temukanlah itu, jadilah engkau perantaraNya untuk menunjukkan ke Maha Agungan-Nya. Jadilah engkau perantaraNya untuk menujunkkan betapa Maha Besar cintaNya. Temukan panggilan jiwamu. Teruslah memohon, agar engkau dibimbingNya, agar engkau selalu dituntun untuk senantiasa dekat padaNya. Sehingga engkau bisa mendengar dengan baik suara hatimu, nuranimu.

Sahabat...

Sudah seharusnya engkau belajar atas apa yang telah engkau alami di masa-masa sebelumnya. Bukankah dia termasuk orang yang merugi saat dia tidak belajar dari masa-masa sebelumnya? Bukankah dia termasuk yang merugi saat hari ini justru jauh lebih buruk dibandingkan masa sebelumnya? Bukankah sebenarnya engkau juga telah memahami bahwa di setiap peristiwa yang diberikanNya kepadamu adalah tersimpan sebuah pelajaran yang berharga? Renungi, resapi, belajarlah dari semuanya dan ubahlah segera jika memang ada yang segera perlu kamu benahi.

Sahabat...

Bersabarlah dalam engkau menjalani setiap tahapan dalam hidup ini. Seperti halnya ulat yang harus bersabar sebelum akhirnya menjadi kupu-kupu yang bisa terbang ke manapun. Seperti halnya manusia yang juga harus merangkak-berjalan dan kemudian berlari dalam proses menuju dewasa. Tak ada satupun hal di dunia ini yang tercipta dengan instan. Semuanya membutuhkan proses dan dalam proses itu membutuhkan kesabaran. Namun engkau tetap harus menjalani semuanya. Berbuatlah sebanyak mungkin kebaikan. Lakukan segala macam upaya positif untuk mencapai apa yang engkau inginkan. Lakukan saja, tanamlah terus benih-benih kebaikan itu di manapun engkau berada. Kemudian rawatlah benih-benih itu dengan doa, dengan amal, dengan silaturrahmi, dengan bermunajat, dengan ikhlas, dengan pasrah, dengan tawakal, dengan ikhtiar dan dengan semua pupuk-pupuk kebaikan lainnya. Tak usahlah kau terlalu pikirkan mana diantara benih-benih itu yang akan lebih dahulu tumbuh, mana yang akan tumbuh belakangan. Bukankah tugasmu hanya menanam dan merawat??

Sahabat...

Tak ada manusia yang sempurna. Sadarilah itu...dan tentu saja itu berlaku padamu. Dengan usia yang telah diberikanNya kepadamu, bukankah sangat mungkin sekali di dalamnya terdapat banyak salah dan dosa? Maka perbanyaklah dalam engkau memohon ampunan kepadaNya. Akuilah semuanya, akuilah jika memang engkau salah. Semoga itu akan memperingan langkahmu, menjadikan dirimu semakin mawas diri, menjadikan dirimu lebih dekat dengan Yang Maha Awas, sehingga sinyal-sinyal kesucian jiwa bisa terus terpancar dari hatimu.

Sahabat...

Engkau telah dikaruniai akal olehNya. Maka gunakanlah itu sebaik-baiknya. Ibarat pisau, tak akan ada gunanya saat tak pernah di asah. Ibarat pisau juga, akan menjadi mudharat saat digunakan tidak pada tempatnya. Asahlah akalmu, isilah otakmu dengan semakin banyak ilmu dan pengalaman. Belajarlah semakin banyak buku, bergaullah dengan orang-orang yang bisa menambah pengalamanmu dan memudahkan jalanmu. Teruslah belajar dan belajar. Jangan pernah sekalipun engkau puas dengan semua ilmu dan pengalaman yang kau miliki. Ingatlah...kau tidak akan bisa persis menebak apa sebenarnya peranmu di dunia ini. Maka alih-alih berhenti dan berpuas diri, teruslah belajar, izinkan engkau mengetahui lebih banyak hal. Iya, banyak hal yang kan menjadikanmu lebih fleksibel dalam hidup ini. Banyak hal yang kan menjadikanmu lebih berpeluang untuk berbagi lebih banyak manfaat di dunia ini. Manfaat untuk sesama. Bukankah sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk sesama?

Sahabat...

Waktumu sangatlah berharga. Bukankah Tuhanmu telah banyak berfirman dalam kitab sucimu mengenai "Demi Masa, Demi Waktu Fajar, Demi Waktu Dhuha, Demi Waktu Malam, dst". Sudah seharusnya engkau lebih "ngeh" lagi mengenai waktu ini. Lawanlah hal-hal yang menjadikan waktumu tak produktif. Mengikuti arus kenyamanan itu memang menyenangkan. Akan tetapi aku yakin engkau juga sangat paham sahabatku... yang namanya mengalir itu pastilah ke tempat yang lebih rendah. Terdapat kemungkinan juga bahwa mengalirnya air ke tempat yang sama sekali tak pernah kita inginkan. Manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. Buatlah jadwal perencanaan setiap harinya agar hidupmu berpola. Bukan untuk membatasi hanya bertujuan agar hidupmu lebih terarah saja. Menjadikan hidupmu penuh semangat dan penuh warna. Tidak menjadikanmu bingung mengenai apa saja yang akan saya lakukan hari ini? Tidak menjadikanmu menjadi sosok yang sering ingkar janji dalam hal komitmen dan waktu. Susunlah daftar prioritas aktivitasmu dengan baik ya. Paksa dirimu untuk membuat perencanaan. Aku ingin engkau menjadi sahabatku yang hebat dalam mengatur waktu.

Sahabat...

Percayakah engkau mengenai keberadaanNya yang selalu dekat dengan hamba-hambaNya? Kalau engkau percaya, maka selalu lakukan yang terbaik atas apapun aktivitas kamu ya. Jauhkan keragu-raguan dalam melangkah. Melangkahlah dan iringilah dengan pasrah. Melangkahlah maka itu artinya kau sama saja sedang berbenah. Yakinlah tak akan ada yang sia-sia. Jikalau saat ini engkau belum merasa berhasil, tenang saja. Ini adalah pertanda yang baik bukan? Dia sengaja "memaksamu" untuk lebih menggali begitu besarnya potensimu yang saat ini masih kau pendam erat. Bahkan tak hanya kau pendam saja, kau tutupi potensi-potensimu itu dengan berbongkah-bongkah batu besar yang besar dan berat. Tega sekali dirimu sahabatku? Kalau setega itu, ya wajar saja jika yang terjadi adalah diperlukannya lecutan keras bagimu. Lecutan agar segera engkau singkirkan bongkahan-bongkahan batu besar yang menghalangi potensimu itu. Engkau perlu palu besar yang kuat dan segera mengayunkannya secepat mungkin agar batu-batu itu pecah dan potensimu pun bisa terbebaskan keluar. Aku yakin sahabatku... engkau pasti bisa...terus berjuang ya...

Sahabat...

Tentang siapa yang akan mendampingimu kelak, tak usahlah kau risaukan. Jangan berputus dalam memohon petunjuk padaNya. Yakinlah bahwa Dia paling tahu siapa yang terbaik bagimu. Yakinlah Dia telah memilihkan pendamping hidup yang terbaik untukmu kelak. Nikmati saja aktivitas-aktivitas perbaikanmu mulai sekarang dan seterusnya. Pantaskan dirimu untuk menjadi seorang Imam yang baik dalam keluargamu kelak, untuk pendamping hidup dan anak-anakmu kelak. Bergaullah dengan semakin banyak teman-teman yang baik. Bukankah engkau juga tidak tahu dari arah mana Dia akan mempertemukan engkau dengan pendampingmu kelak. Banyakin istighfarnya (lagi) ya. Agar terjaga lisan, hati, dan perbuatan. 

Sahabat...

Apapun yang engkau terima saat ini dan ke depannya, pada prinsipnya, semuanya adalah amanah dari-Nya. Saat kau memiliki anggota tubuh yang lengkap, itulah amanah yang harus engkau pertanggung jawabkan. Saat engkau memiliki banyak buku, memiliki laptop, itulah amanah yang juga harus engkau pertanggungjawabkan nanti. Sudahkah  kamu baca? sudah kah kamu gunakan semestinya. Engkau memiliki usaha sendiri misalnya, itu juga amanah yang harus engkau jaga sebaik-baiknya. Kembangkan usahamu, besarkan, agar semakin banyakkebahagiaan yang  bisa engkau ciptakan di dunia ini.

Sahabat...

Sepertinya engkau sudah cukup lelah hari ini..
Istirahatlah dulu ya...
Besok kita sambung lagi...


S.A.H.A.B.A.T.M.U


No comments:

Post a Comment