Thursday, October 31, 2013

Your Job is not Your Career

Judul yang saya tulis ini barangkali sudah pernah atau bahkan sering pembaca lihat atau dengar. "Your Job is Not Your Career" adalah judul buku dari seorang Rene Suhardono, seorang career coach, seorang head hunter. Sebuah buku yang membahas dan mengutak-atik seputar passion, purpose of life, value, happiness, fullfillment dan tentu saja sesuai dengan judulnya, memberikan penyadaran lebih mengenai perbedaan JOB dan CAREER.

Job, menurut bang Rene, didefiniskan sebagai alat/instrumen, sarana, jalan, kendaraan, untuk memperoleh pencapaian pribadi, memenuhi kebutuhan hidup baik pribadi maupun kebutuhan organisasi berupa pencapaian tujuannya. Adapun career sepenuhnya adalah mengenai diri sendiri. Mengenai seberapa jauh kita mengetahui uniqueness yang kita miliki. Kemudian apakah kita sudah memiliki pilihan aktivitas yang kita enjoy di dalamnya. Career terkait dengan uniqeness, passion, purpose of life (jalankan hidup lebih bermakna), values of life (ingin diingat seperti apa saat kita meninggal nantinya). Selain itu career juga mencakup keberadaan sebuah motivasi yang berkelanjutan untuk terus melakukan action pada saat ini untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup.

Kalau dengan bahasa yang lebih sederhana, Job itu adalah tampilan secara fisiknya, sedangkan career adalah bagian non fisiknya. Nah, saat Job dan Career (dalam bahasan ini) bisa menyatu dan saling berkolaborasi, tentu akan menjadikan seseorang yang memilikinya jauh lebih mudah mendapatkan pencapaian tinggi dalam hidupnya. Saat mereka bekerja pun, mereka bangga dengan dirinya, sekaligus pekerjaannya. Dalam menjalankan rutinitias sehari-hari pun, mereka bisa menikmati dan memberikan hasil yang optimal. Untuk orang-orang seperti ini, pada tataran tertentu bahkan dia tidak akan membedakan lagi mana yang disebut "JOB"nya dan mana yang dinamakan "CAREER"nya.

Lho kok bisa, karena aktivitas yang dia lakukan itu sudah menyatu dalam dirinya. Seperti yang pernah saya baca dalam sebuah buku yang sangat inspiratif, "Biarkan Hujan Menyembuhkanmu". Penulis buku tersebut, Wahyu Bramastyo menyampaikan bahwa menulis, mengajar, menyembuhkan itu bukan profesi saya, melainkan saya. Tulisan tersebut secara gambang menyampaikan sebuah pesan betapa profesi yang dipilih oleh beliau ini sudah sangat menyatu dalam diri beliau. Sebuah hal yang menurut saya sangat perlu diapresiasi karena tidak semua orang bisa menjadi seperti beliau. Begitu banyak orang yang sebenarnya sudah mati di usai 20 tahun tapi baru dikuburkan di usia 80 tahun.

Maksudnya? Ya karena selama hidupnya, bisa jadi dia "memaksakan diri" untuk terus bertahan dalam sebuah aktivitas yang sebenarnya dia sendiri tidak menyukainya. Mereka yang mengabaikan panggilan nurani, panggilan yang ingin menyampaikan di manakah sebenarnya peran yang sudah Allah tuliskan dalam hidup mereka.




Friday, October 25, 2013

Oleh-Oleh Pendidikan (Bagian 1)


Beberapa waktu yang lalu, Alhamdulillaah, saya mengikuti sebuah seminar pendidikan yang pembicaranya menurut saya adalah supesial. Satunya adalah beliau bapak J Sumardianta, guru SMA De Britto, kolumnis Tempo, penulis buku "Guru Gokil, Murid Unyu". Kemudian pembicara lainnya adalah Dik Doank, artis yang akhirnya memutuskan untuk menggeluti dunia pendidikan dengan "Kandang Jurang Doank"nya. 

Ada begitu banyak hal inspiratif yang saya dapatkan di sana. Beberapa yang bisa saya ingat dan saya pahami akan saya share-kan dalam tulisan ini. Semoga bermanfaat untuk sahabat pembaca semua. 

Ada sebuah filosofi menarik mengenai model pembelajaran yang baik menurut pak J Sumardianta. Menurut beliau, seharusnya model pembelajaran itu adalah menggunakan model "Kapal Selam". Apa maksudnya? Seharusnya pendidikan atau pembelajaran itu adalah "membawa siswanya dalam kedalaman makna". Wuih, mantep bener kan? Oke, ini baru permulaan, so mari kita lanjutkan.

Bagaimana untuk bisa sampai ke sana? Maka pendidikan harusnya terkait dengan permasalahan atau tantangan yang akan dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, kreativitas dari para pendidik sangatlah diperlukan. Misalnya saja untuk anak-anak jaman sekarang yang terkenal dengan sebutan "Generasi Digital". Mau tidak mau, suka tidak suka para pendidik harus update juga tentang perkembangan dunia digital termasuk bagaimana menerapkannya dalam dunia pemelajaran.

Sebuah contoh misalnya, untuk mengajarkan sebuah tema tentang "hormat kepada orang tua". Kalau diajarkan hanya dengan model pidato atau nasehat saja, kecil kemungkinan bisa menjadi sesuatu yang berkesan bagi para siswa. Dikaitkan dengan dunia digital, pak J Sumardianta pun berinovasi dalam mengajarkannya dengan metode berikut ini.

Awalnya mereka ditanyakan mengenai siapakah sosok Hero dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hampir semua siswa memilih orang tua sebagai pilihan jawaban untuk pertanyaan tersebut. Dari jawaban itulah, diberikan tugas kepada tiap siswa untuk membuat video dokumentasi tentang kegiatan orang tua masing-masing. Dalam video tersebut juga harus terdapat testimoni dari orang tua masing-masing. Tugas ini dikerjakan secara berkelompok. Walaupun demikian, tiap anggota kelompok tetap mendapatkan tugas untuk mendokumentasikan hero dalam hidupnya kemudian baru disatukan dalam video kelompok.

Setelah semua kelompok menyelesaikan videonya, selanjutnya diadakanlah presentasi tiap kelompok. Dari sanalah terbukalah begitu banyak hal. Tidak hanya materi tentang "hormat kepada orang tua" saja yang tersampaikan. Ada begitu banyak informasi yang bisa ditemukan oleh pak J Sumardianta saat menggali data dari tiap kelompok yang telah selesai mempresentasikan tugasnya. 

Hmm... apa kira-kira yang didapatkan oleh beliau ya?

Next.... to be continued

Tamu Istimewa (bagian 2)

Selesai mengantarkan gadis kecil itu pulang ke rumahnya, Conrad pun kembali ke rumahnya. Conrad berjalan lebih cepat saat pulang, dia khawatir Tuhan sudah sampai di rumahnya dan menunggu lama. Setelah beberapa saat menempuh perjalanan, sampailah Conrad di depan rumahnya. Conrad terkejut saat melihat pintu rumahnya terbuka. Ah, jangan-jangan Tuhan sudah masuk ke dalam rumahku, batinnya.

Bergegas Conrad memasuki rumahnya. Setelah sampai di dalam rumah, ternyata bukan Tuhan yang ada di dalamnya, melainkan tetangganya yang terluka parah. Ternyata tetangganya baru saja berkelahi dengan penjahat di dekat rumahnya. Tubuhnya penuh luka dan harus segera dirawat. Ditemani beberapa tetangga yang ada di sekitar rumahnya, oleh Conrad dirawat dan diobatilah tetangganya itu dengan baik. Setelah semua lukanya selesai dirawat, maka diantarkanlah tetangganya ini pulang ke rumahnya.

Begitu kembali ke rumahnya, Conrad pun melepas lelah sambil merebahkan tubuhnya. Kondisi tubuhnya yang sangat lelah membuat Conrad terlelap hingga pagi hari. Begitu bangun, dia terkejut karena hari sudah pagi. Selain terkejut juga khawatir, jangan-jangan Tuhan sudah datang saat aku tidur tadi malam, begitu batinnya.

Belum selesai rasa khawatirnya, terdengarlah suara nyaring dari telepon rumah miliknya. Conrad pun segera mengangkat telepon tersebut. Ternyata telepon itu dari Tuhan, di telepon Tuhan berkata, "Conrad, terima kasih, telah kau hidangkan teh panas kepadaku, telah kau antarkan aku ke rumahku saat aku tersesat, dan telah kau rawat tubuhku yang penuh luka, engkau adalah hambaku yang mulia"

Cerita "Tamu Istimewa 1 dan 2 " ini adalah cerita yang saya dapatkan dari sebuah buku yang saya baca. Dalam buku tersebut, disebutkan bahwa ini adalah cerita sufi. Terlepas dari apa pemahaman sahabat pembaca mengenai sufi, terlepas dari apapun tanggapan sahabat pembaca mengenai cerita yang tersampaikan ini, bagi saya, cerita ini sungguh dahsyat. Semakin menyadarkan bahwa semua yang kita jumpai, yang kita alami dalam hidup ini adalah rahmat dariNya. Tak ada satupun yang luput dari campur tanganNya. Kunci untuk mengambil saripati hikmahnya adalah dengan menyadari dan meyakini bahwa tak ada satupun kehendakNya yang bermuatan negatif bagi hamba-hambaNya. Mari terus selami samudera hikmah.........

Thursday, October 24, 2013

Tamu Istimewa (bagian 1)

Sebuah cerita tentang seseorang yang bernama Conrad, dia adalah seorang pengusaha sepatu. Suatu hari dia memutuskan untuk pulang lebih awal daripada biasanya. Kenapa dia pulang lebih awal? Karena di hari itu Conrad ini akan kedatangan tamu istimewa, siapa tamu istimewanya? Ya, tamunya adalah Tuhan. Tentu saja istimewa sekali bukan? Nah, dengan tamunya yang istimewa ini, Conrad pun mempersiapkan dengan baik segala sesuatunya. Ruang tamunya dibersihkan, dia membuat roti, dia siapkan teh panas yang akan dipersembahkan bagi tamunya nanti.

Setelah segala sesuatunya telah siap, duduklah Conrad untuk menunggu tamunya di ruang tamu. Setelah beberapa lama, ternyata tak ada sedikitpun tanda-tanda Tuhan akan datang. Maka sambil menunggu, merenunglah Conrad, mengingat semua kebaikan-kebaikan yang telah dia terima selama ini dari Tuhan. Semua keberuntungan yang menjadikannya seperti sekarang ini. Walaupun pendidikannya pas-pasan, tapi dengan kegigihannya dan rahmat Tuhan, dia bisa menjadi seorang pengusaha sepatu dengan banyak karyawan.

Tak berapa lama kemudian, terdengar pintu rumah Conrad diketuk oleh seseorang. Conrad yang sedang asyik melamun nampak terkejut dengan ketukan itu. Segeralah dia berlari menuju pintu untuk membukanya. Pintu pun terbuka, di luar rumah ternyata sudah menunggu seorang bapak petugas pos yang mengantarkan sebuah surat kepada Conrad. Melihat kondisi pak pos yang menggigil kedinginan, diajaklah pak pos ini masuk ke dalam rumahnya. Teh panas yang sudah disiapkannya untuk Tuhan pun dihidangkannya pada pak Pos yang kedinginan ini. Setelah menghangatkan tubuhnya dengan teh panas dari Conrad, pak pos pun berpamitan sambil mengucapkan terima kasih kepada conrad.

Setelah pak pos meninggalkan rumahnya, Conrad pun melanjutkan renungannya tadi. Sambil tetap setia menunggu tamu istimewanya yang sampai saat itu belum datang juga. Saat tengah asyik dengan renungannya, kembali terdengar ketukan di pintu rumahnya. Setengah berlari, dibukalah pintu rumahnya untuk kedua kalinya dan tampaklah seorang gadis kecil di depan pintu rumahnya.

Melihat kondisi di luar rumah yang dingin dan angin berhembus cukup kencang, diajaklah gadis kecil ini masuk. Ternyata gadis ini tersesat dan kebingungan menemukan rumahnya. Conrad pun menawarkan bantuan untuk mengantar gadis kecil ini. Maka ditinggalkanlah rumahnya sambil dia gantungkan pesan untuk Tuhan di pintu rumahnya "Tuhan, jika kau sudah sampai, tunggulah dulu, aku sedang ada urusan penting sebentar"

Apakah tamu istimewa Conrad akan datang setelah Conrad mengantar gadis kecil ini?

..... to be continued.....

Lotis Al Hikmah



Suatu hari saya membeli lotisan buah di penjual lotis yang berjualan di dekat rumah. Saya pesan bumbu yang tidak terlalu pedas alias sedang. Bumbunya apa? Seperti bumbu-bumbu lotis biasanya, ada gula merah, ada garam, ada cabe, ditambah cairan asam. Kebetulan ini hidung lagi agak meler juga, hehe...sengaja untuk mendapatkan lebih banyak vitamin dari buah-buahan juga pedesnya cabe di bumbunya.

Sampai di rumah, bungkusan lotis pun saya gelar. Potongan buah-buahnya saya letakkan di mangkuk plastik, sementara bumbunya saya masukkan di mangkuk yang lain. Sambil buka laptop dan menulis di blog, lotisan buah ini saya jadikan teman untuk menghasilkan ide-ide untuk tulisan saya. 

Setelah beberapa saat, saya amati di mangkuk yang ada gulanya ternyata sudah ada beberapa semut yang datang. Awalnya hanya sedikit, jadi saya biarkan saja mereka, toh hanya sedikit. Tak berapa lama setelah saya biarkan, eh ternyata jumlah semutnya tambah banyak. Melihat semut yang semakin banyak, timbul niat dari dalam hati untuk membersihkan semut-semut ini dari mangkuk saya. Mereka udah ganggu saya makan, lebih baik disingkirkan saja ini para semut, batin saya saat itu.

Namun demikian, niat itu akhirnya saya urungkan. Saya justru tertarik mengamati perilaku para semut yang tampak asyik menikmati sambal gula yang ada di sana. Beberapa saat mengamati, tiba-tiba saja muncul sebuah insight baru, hmm... tadi ane berpikir kalau keberadaan semut-semut ini udah gangguin ane makan, padahal ini sebenernya siapa diganggu siapa. Pan bisa jadi juga semut-semut ini udah ada lebih dulu sebelum ane mindahin meja kerja ke tempat ini. Bahkan bisa jadi para semut ini udah menempatin ini lokasi sebelum rumah ini dibangun. Wah, kalau misalnya begitu skenarionya, berarti bukan nih semut dong yang ganggu ane, tapi justru ane yang gangguin ini kenyamananan tidur siang para semut. Ya iya kan, saat ane pindahin meja pasti suaranya kenceng banget buat mereka. Pantes aja mereka bangun, nah liat makanan, ya dimakanlah.

Subhanallah dah, dialog ini sungguh mencerahkan saya. Saya yang tadinya pengen ngusir itu para semut, justru bilang seperti ini (sambil terus ngeliatin semutnya) ya udah deh semut, kita makan bareng aja kalau gitu ya. Anggap aja ini permintaan maaf dari saya untuk teman-temanmu. Huehehe....semoga aja semutnya pada dengerin yah.

Anyway, memang benar bahwa kita bisa jadikan apapun atau siapapun yang kita jumpai dalam hidup ini sebagai guru kita. Bahkan dari semut pun, kita bisa belajar sesuatu. Alhamdulillaah... terima kasih Allah, atas kebaikan berupa hikmah yang Kau sampaikan.

Keep Sharing!!

Kehilanganmu

Membersamaimu..
Adalah anugerah
Begitu banyak pengorbanan
Begitu banyak kebaikan
Yang telah kau lakukan
Sahabatku..

Dan mungkin memang
Sudah saatnya untuk
Sebuah perpisahan abadi
Saat engkau melemah
Saat engkau tak lagi menjadi pilihan

Sebuah keterpaksaan
Sungguh diri ini tak tega
Memintamu untuk berpindah
Dari gugusan sahabat nan putih

Walaupun aku yakin
Ini semua adalah yang terbaik
Kebaikan untukmu sahabatku
Juga untukku sendiri

Semoga penggantimu kelak
Adalah sebaik engkau
Menyajikan kenyamanan
Menyajikan kelembutan
Mengolah memudahkan
Untuk setiap asupan rizkiNya

Sekarang ruangmu telah kosong
Dalam rongga ini
Dalam nuansa dinding merah merona
Akan segera tergantikan
Akan segera terisi
Penggantimu

Terima kasih sahabat
Kehilanganmu adalah penyesalan
Kehilanganmu adalah detik-detik lara
Selamat jalan







*persembahan khusus untuk gigi yang kemarin baru dicabut :D


Saturday, October 19, 2013

100 Tulisan Selama 2013??

Sengaja di akhir judul saya berikan tanda tanya. Tanda tanya artinya itu sebuah pertanyaan. Tepatnya memang diarahkan ke sebuah pertanyaan yang bunyinya seperti ini "Beneran itu bisa tercapai?". Jawabannya bukan "tidak" melainkan "belum".

Seperti yang terlihat di Blog Archive, postingan ini akan menjadi postingan ke-92. Itu artinya, saya masih kurang 8 artikel lagi untuk sampai pada jumlah 100. Alhamdulillaah...Subhanallaah...bener memang, saat kita sudah ucapkan niat, berdoa, berusaha, berpasrah maka tunggulah saat yang indah, cielaah... hehehe...

Semuanya tentu tak lepas dari kemudahan yang Allah berikan. Dia, Dzat Yang Maha Inspiratif (menurut saya lhoo), Dia Yang Maha Memiliki Ilmu. Saya sadar sepenuhnya bahwa tangan ini, jari-jari ini,  Dia jua yang mengijinkannya bergerak, menari menuliskan kata-kata, merangkainya dalam paragraf dan terkumpul menjadi satu artikel. Ide-ide yang meletup di benak saya, Dia juga yang mengirimkannya, mengijinkan saya untuk menterjemahkan menjadi sebuah kalimat yang bisa dipahami oleh pembaca. 

Selanjutnya, saya juga perlu memberikan apresiasi kepada seluruh penulis buku yang bukunya saya baca. Saya doakan semoga Anda semua mendapatkan amal jariyah dari ilmu-ilmu yang telah Anda semua tulis dalam buku yang telah saya baca itu. Apresiasi juga saya sampaikan kepada siapapun yang telah meminjami saya buku (baik yang belum saya kembalikan atau yang sudah saya kembalikan, hehe) semoga kebaikan Anda dicatat sebagai ilmu. 

Apresiasi selanjutnya kepada seluruh pencipta lagu dan peng-aransemen lagu sehingga lagunya bisa membuat saya suka mendengarnya dan menjadi inspirasi dalam beberapa tulisan best seller saya, hahaha... Termasuk juga para sutradara film yang filmnya juga memberikan inspirasi dalam tulisan-tulisan yang sudah saya buat.

Kok jadi kaya testimoni atawa kata pengantar dalam sebuah buku yak? hehehe...bisa jadi!! BIsa jadi!!
Lho... bisa jadi apa, Bay? 
Bisa jadi emang sebentar lagi bakal jadi nerbitin buku karangan Bayu Satriyo nih.
Aamiiin Ya Allah...biar mantep, Aamiin Bangeet ya Allah :D

Special thanks, untuk seseorang yang udah pantau teruus ini blog di sela-sela padatnya aktivitas beliau. Terima kasiiiiihhh :) *kasih lope-lope dikit ah :P

Daan finally, untuk sahabat sahabat dekat, keluarga yang selalu support, big thanks, guys!!

Finally yang kedua, untuk rekan-rekan komunitas menulis saya... Makasiih berat untuk kompetisinya di kuis "Berpacu Dalam Menulis" . Tetep semangat bro Fanny and Sist Astrii......(sebentar saya ambilkan fotonya di blognya narastri.web.id)...loaddiiiiing....

Nah ini dia nih...berhasil juga di-ambiilnya..

Ki-Ka : Bayu, Astri, Fanny


Bayu dengan blognya :

Narastri dengan blognya :

Fanny Fauzi dengan blognya :





Oke dan insya Allah kurang 8 tulisan lagi. Bismillah, semoga 8 tulisan bisa terselesaikan sebelum tanggal 25 Oktober 2013.

Tetaaap semangaaat menulis. 
Seperti yang disampaikan oleh pakdhe Zaim Uchrowi, menuliskan perbuatan itu adalah hal baik, walaupun menuliskan perbuatan dalam bentuk tulisan itu adalah langkah yang lebih baik.


JA dan NEJ

Melihat judulnya, barangkali anda akan bertanya, "Apa maksudnya ini?" Begitukah? Jika iya iya berarti wajar. Jika tidak? Itu berarti Anda pintar, hehe...
Ja dalam bahasa Denmark artinya YA, sedangkan NEJ, masih menurut bahasa Denmark artinya adalah TIDAK.

Ada sebuah cerita menarik tentang dua kosakata ini. Cerita ini saya dapatkan dari buku yang ditulis oleh Paul Arden, Whatever You Think, Think The Opposite. Buku yang sangat menarik. Berisi beberapa uraian pendek yang sangat menggugah. Minimal untuk berpikir ulang terhadap apa saja yang sudah kita lakukan selama ini dalam hidup. 

Cerita bermula saat Paul ini meninggalkan seorang temannya di sebuah pub di Copenhagen, Denmark. Padahal teman Paul ini memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa Denmarknya. Dua kosakata yang dia miliki hanyala JA (ya) dan NEJ (tidak). Saat Paul ini beranjak untuk meninggalkan temannya, datanglah seorang pria mabuk. Paul masih sempat mengamati bahwa pria mabuk ini mengajak temannya (teman Paul) berbincang. Teman Paul ini pun hanya menanggapi dengan ucapan JA dan NEJ  saja karena memang hanya dua kosakata itu yang dia kuasai. 

Tak berapa lama kemudian, Paul pun kembali lagi ke pub itu dan ternyata temannya masih asik berbincang dengan si pria mabuk ini. Padahal kosakata yang digunakan oleh teman Paul ini tidak bertambah sedikit pun. Ya, hanya JA dan NEJ saja. Paul pun berkesimpulan bahwa sangat mungkin pemabuk itu merasa bahwa teman bicaranya itu adalah orang yang menarik hanya karena dia mendengarkan apa yang dia sampaikan dengan antusias walaupun saat menyampaikan berada dalam kondisi mabuk. 

Cerita yang sangat inspiratif bagi saya. Begitu banyak orang yang belum sadar bahwa Tuhan menciptakan dua buah telinga, dua buah mata dan hanya satu mulut saja. Bisa jadi ada sebuah pesan tersirat yang ingin disampaikanNya. Perbanyaklah "melihat" dan "mendengar" dan lakukanlah hanya dengan satu hati saja. Bahkan dalam sebuah wawancara sekalipun, menurut Paul Arden, lebih baik mendengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pewawancara daripada memamerkan kecerdasan Anda.

Dengan demikian, mereka akan tertarik kepada Anda, tanpa Anda harus  mengatakan sepatah kata pun.

if you want to be interesting, be interested!!

Ngopi dulu Yuk!!


Kopi adalah salah satu minuman favorit saya. Pagi hari ditemani kopi adalah saat yang begitu menyenangkan sebelum atau sambil menjalani aktivitas di hari tersebut. Ibu saya bahkan setiap pagi hampir selalu ditemani kopi untuk mengawali aktivitas padat beliau. Saat absen minum kopi bagi beliau adalah saat beliau berpuasa dan tidak sempat sahur atau saat pagi ingin membuat kopi, ternyata kopinya habis dan pagi itu belum sempat untuk membelinya. Hehe.... barangkali kebiasaan beliau menurun kepada saya.

Anyway, jadi ingat sebuah cerita mengenai kopi (bubuk kopi), wortel, dan telur. Pertanyaan di awal cerita itu adalah "Anda akan memilih menjadi apa? Kopi, Wortel, atau Telur? Bagaimana jika masing-masing dimasukkan ke air mendidih?" Begitu kira-kira pertanyaannya. Bagi yang tidak suka kopi, barangkali jawaban otomatisnya adalah wortel atau telur. Bagi mereka yang tidak suka telur dan kopi, sudah pasti jawabannya adalah wortel. Begitu juga yang tidak suka kopi dan wortel maka jawabannya pastilah telur, dan seterusnya.

Namun ternyata jawaban dari pertanyaan tersebut tidak berkaitan dengan unsur like or dislike.  Ada sebuah filosofi dibalik jawaban dari pertanyaan yang disebutkan di awal tadi. Sebelumnya, mari kita lihat fakta yang muncul jika masing-masing ( kopi, wortel, dan telur) dimasukkan ke air yang sedang mendidih dengan wadah masing-masing. 

Wortel yang sebelumnya keras, setelah dimasukkan di air mendidih akan menjadi sangat lunak. Telur yang tadinya dalamnya cair (sangat lunak sekali) setelah dimasukkan dalam air mendidih menjadi padat. Adapun kopi, keberadaannya di air mendidih justru mengubah warna air menjadi warna kopi yaitu hitam. Tidak berhenti sampai di situ. Bahkan juga mempengaruhi bau dari air mendidih tersebut, belum lagi nanti kalau dirasakan (diminum). Bubuk kopi hilang? Masih ada, mengendap di dasar wadah.

Jika air mendidih diibaratkan sebagai tantangan dan atau permasalahan dalam hidup, maka kopi, wortel dan telur adalah pengibaratan dari karakter manusia itu sendiri. Ada manusia yang seperti wortel. Awalnya dia sangat pemberani, tidak ada kecemasan atau ketakutan dalam menjalani hidup, penuh optimisme. Akan tetapi setelah menghadapi tantangan hidup yang bertubi-tubi dia menjadi lemah tak berdaya, melepaskan idealismenya.

Karakter selanjutnya diwakili oleh telur. Awalnya dia sangat fleksibel, ramah, mudah akrab dengan orang, enjoy , tetapi setelah menghadapi tantangan hidup kemudian menjadi karakter yang kaku, ingin menang sendiri, tidak mau menerima pendapat orang lain bahkan ingin memaksakan kehendaknya kepada orang lain. 

Sedangkan karakter kopi, menjelaskan bahwa tantangan hidup adalah sesuatu yang harus dihadapi dengan karakter yang kuat. Kopi tidak larut bahkan juga mampu "mewarnai" air mendidih itu dengan sumber daya yang dimilikinya. Alangkah mulianya jika manusia memiliki karakter seperti ini (dalam konteks kebaikan tentunya). Mereka yang memiliki karakter mulia. Mereka yang memiliki keinginan besar untuk membagikan kemanfaatan ke sebanyak mungkin orang. Mereka yang memiliki visi yang besar dalam hidupnya. Merekalah sosok-sosok  tangguh yang akan selalu bisa "mewarnai" hidup mereka menjadi lebih indah dengan segala tantangan apapun yang dihadapinya.

So, pilihan ada ditangan kita masing-masing guys!!
Sambil menentukan pilihan terbaiknya, Ngopi dulu Yuk!! 
hehe...

Friday, October 18, 2013

Terima Kasih, Cinta

Kata guru, menjadi bahagia itu
Sederhana
Karena bahagia
Adalah saat bisa berterima kasih
Mengucapkannya bersama ketulusan hati

Karena ketulusan hati
Itulah sumber cahaya cinta
Cahaya yang memancarkan keindahan
Cahaya yang tak mudah padam
Karena memang tak semua orang
Bisa merasakan pancarannya

Dan cahaya cinta itu berpendar
Menyelimuti jiwa dan raga
Melahirkan ucapan
Meluweskan gerak dan langkah


Maka jadilah dia
Sang penebar cinta
Dari Sang Maha Pemilik Cinta
Meleburkan sifat kemuliaan
Dalam perbuatan

Tak pantaslah diri ini berdiam diri
Karena berkata itu lebih utama
Tak pantaslah diri ini merasa jauh
Jauh dari bahagia
Karena cinta itu ada
Untuk menjadikan pemiliknya
Bahagia

Kali ini, ijinkan aku berkata
Terima kasih, Cinta

Indonesia Jaya!!

Kegiatan Inspirator Muda Purworejo

Membaca sebuah postingan dari salah satu pengajar Inspirator Muda Purworejo, sebuah surat dari salah satu siswa SD yang kami ajar. Surat itu kurang lebih berbunyi begini :
 Surat untuk mamaku di muntilan. Mama aku bercita-cita untuk menjadi TNI Angkatan Udara. Dan kalau mama bertanya kenapa aku ingin menjadi TNI, itu karena aku ingin memimpin Indonesia yang baru di masa depan
(Surat dari Fachri, kelas 3 SD)

Ah, sungguh mengharukan kata-katanya. Anak sekecil itu sudah memiliki visi besar dibalik cita-cita yang ingin dicapainya. Fachri tidak hanya berpikir tentang dirinya sendiri, tapi sudah berpikir untuk kemajuan bangsa Indonesia ini. Tulisan seorang anak kecil yang sungguh menggugah dan seharusnya menyadarkan kita semua yang sudah memasuki usia dewasa.

Seandainya saja ada 10 orang saja seperti Fachri di setiap SD di Indonesia, betapa negara Indonesia ini akan kaya dengan generasi penerus yang unggul. Walaupun untuk saat sekarang ini untuk mewujudkan hal tersebut membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh pihak yang terkait dalam sistem pendidikan di negara ini. Harus disadari, lingkungan di sekitar anak-anak bangsa ini jauh dari posisi mendukung untuk menjadikan mereka sosok generasi unggul dan ber-visi kebangsaan seperti yang Fachri sampaikan.


Media cetak dan elektronik berlomba-lomba menayangkan tontonan-tontonan yang tidak berpihak pada pendidikan karakter anak bangsa. Berita-berita yang sering ditampilkan justru berpotensi melemahkan karakter para calon pemimpin bangsa ini. Seolah-olah negeri ini sudah begitu bobroknya. Korupsi, seksualitas, kriminalitas, kehidupan glamor para selebritis, menjadi rangkaian informasi yang sangat akrab di mata dan telinga masyarakat Indonesia.


Seberapa sering media cetak dan elektronik menayangkan keberhasilan-keberhasilan anak bangsa mengharumkan nama Indonesia? Seberapa sering media mengekspose para pelopor yang menggerakkan masyarakat untuk maju? Seberapa sering media mengekspose penemuan-penemuan berharga yang dihasilkan oleh para peneliti atau civitas akademika bangsa Indonesia? Kalaupun ada, jumlahnya masih belum sebanding dengan informasi negatif yang ada.


Seorang pengisi kolom resonansi di koran republika pernah membuat sebuah survey kecil-kecilan untuk menentukan tema apa yang sebaiknya beliau pilih di kolom resonansi yang akan tampil minggu depan. Ada dua pilihan, satu adalah mengenai keberhasilan timnas u-19 dan satunya adalah tentang bunda putri, sosok yang dikaitkan dengan korupsi beberapa pejabat di tanah air. 

Sebagian besar dari responden memilih tema tentang keberhasilan timnas U-19. Mereka beralasan, sudah saatnya berbicara mengenai optimisme dan mempromosikan kebaikan tentang negara ini. Tak akan ada banyak manfaatnya terus mengeksploitasi sisi kelam negeri ini.

Kesadaran mengenai hal seperti ini adalah modal yang penting untuk kemajuan bangsa ini. Bagaimana kemudian mengganti fokus dari "sisi kelam" ke "sisi terang" Indonesia. Perlu dipikirkan juga sebuah sistem pendidikan yang bisa memunculkan jiwa nasionalisme di kalangan generasi penerus bangsa ini. Sehingga kelak di kemudian hari, ada sebuah harapan munculnya semakin banyak Fachri baru yang akan menjadikan Indonesia semakin Jaya!!

Saturday, October 12, 2013

Per-HATI-an!!


Seorang bijak pernah berkata, "kalau kau 'gunakan' hatimu saat melakukan aktivitasmu, maka hasil produksinya adalah ketulusan. Ketulusan akan memantik bahagia dan bahagia adalah energi positif yang diperlukan semua orang".

Sebuah perkataan yang menarik menurut saya. Melibatkan hati dalam setiap aktivitas adalah sesuatu yang tidak mudah, tetapi bisa dilakukan asal ada kemauan dan kesadaran dari pelakunya. Tidak mudahnya karena kita harus melawan sesuatu yang besar yang justru munculnya dari diri kita, ego. Melibatkan hati adalah pengertian. Melibatkan hati adalah saat perasaan saling terkoneksi muncul. Koneksi yang muncul karena pancaran ucapan ataupun aktivitas yang kita lakukan bisa ditangkap oleh sinyal hati sang penerima ucapan.

Bagaimana bisa terkoneksi? Tentu saat berada di frekuensi yang sama, di jalur yang sama. Mudahnya, dikeluarkan oleh 'hati' maka ditangkap pula oleh 'hati'. Wow, kok keren? Iya lah keren, urusan hati emang super keren. Wow, kok susah ya? Tenang, itu hal yang wajar, kita perlu banyak berlatih (termasuk yang nulis ini, hehehe...)

Belajar tentang ketulusan dan urusan per-HATI-an, barangkali kita bisa mendapatkan ilmunya dari anak-anak. Mereka itu kalau melakukan sesuatu sifatnya nothing to lose. Seolah tanpa tendensi. Kalaupun ada niatan, ya niatan yang tidak ada rentetan panjang di belakangnya. Tidak ada skenario khusus, kecuali apa yang mereka lakukan saat itu juga.

Nah, beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan pengalaman menarik mengenai per-HATI-an ini. Ini terjadi saat saya mengajar di SD Mayungsari untuk komunitas Inspirator Muda Purworejo . Saat saya berangkat mengajar, Ayah saya sedang terbaring di tempat tidur karena beliau baru mengalami kecelakaan. Sebenarnya berat untuk meninggalkan Ayah saya. Hanya karena saya sudah berjanji untuk berangkat hari itu, saya mohon ijin pada ibu saya untuk tetap berangkat mengajar, Alhamdulillaah diijinkan. Saat di kelas, saya sampaikan ke adik-adik, sekaligus mohon doa mereka untuk kesembuhan ayah saya.

Seperti di artikel sebelumnya, itu adalah salah satu pengalaman uniknya. Satu pengalaman yang akan saya share kali ini adalah saat saya selesai mengajar. Seperti biasanya, saat kami selesai mengajar, kami berada di depan kelas yang kami ajar. Kemudian mereka keluar dari kelas dan menyalami kami satu per satu. Saat itu saya menyalami mereka sambil berjongkok (posisi pacing kalau kata NLP-menyamakan pandangan mata-) karena mereka kan belum setinggi saya, hehe...

Beberapa siswa keluar menyalami para pengajar hari itu, termasuk saya. Saat itu tibalah giliran seorang siswi yang namanya Puput, dia adalah siswa kelas 3. Begitu mendekati saya, saya ajak bersalaman, tapi si Puput ini tidak langsun melepaskan jabatan tangan saya. Puput melihat saya sebentar, seolah ragu untuk mengatakan apa yang ingin dikatakannya. Hanya sebentar saja, setelah itu Puput pun berkata, "Kak Bayu..Kak Bayu... Emm... Semoga Ayah kak Bayu lekas sembuh yaa".

Degh... sesuatu yang luar biasa saya rasakan saat itu juga. Semacam perasaan terharu, bahagiaa sekali saat mendengar kalimat itu diucapkan oleh Puput ini. Masya Allah....
Saya pun spontan langsun mengusap kepala Puput ini, sambil saya sampaikan "Aamiin... iyaa...terima kasih sayang atas doanya". Allahu Akbar, terima kasih atas kebahagiaan yang Engkau berikan ya Rabb....

Yah, entah Puput belajar dari mana ilmu komunikasinya. Barangkali juga si Puput ini belum tahu sama sekali tentang ilmu komunikasi dan segala trik-triknya, tetapi Puput memiliki hati. Hati yang kondisinya masih cukup bersih, belum terlekati dengan berbagai macam kepentingan di dalamnya. Komunikasi hati dalam bentuk ucapan per-HATI-an yang menyentuh.

Friday, October 11, 2013

Asa dalam Cinta ^_^

Sebening rasa ini
Seindah rasa ini
Setulus rasa ini
Mengalun bersama harmoni

Sebuah penantian
Kebersamaan menuju keberkahan
Kebersamaan menuju kesucian
Sinergi antara dua hati
Tersatukan

Maka setelahnya
Apalah itu arti cinta
Kecuali menikmati proses
Untuk terus pahami
Menerima...
Melengkapi...

Menjadi pembelajar
Membersamai sakinah
Membersamai mawaddah
Membersamai warrahmah

Membingkai setiap perjalanan.. 
Dalam nuansa hikmah
Dalam kepasrahan
Menyambungkan sinyal-sinyal keilahian
Berpadu selesaikan tugas mulia
Dari Sang Maha Perkasa

Doaku padaMu Rabb...



Sunday, October 6, 2013

Mereka adalah Pribadi yang Unik

SDN Mayungsari Bener Purworejo
www.inspiratormuda.org
Hari Sabtu ini, 5 Oktober bisa dibilang hari yang sangat keren bagi saya. Pertama, 5 Oktober adalah hari jadi kota kelahiran saya, Purworejo Jawa Tengah. Kedua, sabtu adalah hari tugas bagi kami semua yang tergabung di komunitas Inspirator Muda Purworejo - www.inspiratormuda.org.

Begitu sampai di lokasi, kami langsung disambut dengan teriakan-teriakan adik-adik siswa di sana. Rata-rata mereka sudah hafal nama-nama kami. Setelah beberapa saat menunggu, kami akhirnya masuk kelas. Untuk sementara ini kami mengajar kelas 3,4 dan 5. Dari ketiga kelas tersebut, kelas 5 (kata rekan-rekan pengajar yang lain) merupakan kelas paling spesial. Disebut kelas paling spesial karena biasanya saat rekan-rekan mengajar kelas lain, anak-anak kelas 5 ikut sibuk juga. Bukan sibuk mengikuti, tapi mengganggu proses belajar. 

Setelah seluruh siswa dikumpulkan jadi satu, kemudian dipecah-pecah per kelas. Saya yang akhirnya meng-handle kelas 5 ini. Ternyata benar sekali, mereka sungguh siswa-siswa yang sangat aktif, hehehe... Nah untuk menarik perhatian mereka, di awal langsung saya buka dengan sulap. Oke, mereka sudah mulai lebih fokus walaupun tetap dengan suara yang riuh. 

Dari pengamatan sekilas, sebenarnya tidak semuanya ramai. Hanya ada beberapa anak saja yang memang memegang peranan besar untuk ramainya kelas tersebut. Sementara yang lain hanya ikut-ikutan saja. Well, sulap cukup berhasil untuk gaining intention dari mereka. Selanjutnya, saya berikan perhatian 'lebih' kepada beberapa anak yang 'lebih' tadi. Saat mereka bersuara, selalu saya berikan apresiasi positif kepada mereka. Satu pemahaman dasar adalah saat seorang anak ramai, itu artinya mereka sedang menarik perhatian dari orang di sekitar mereka. Hal itu juga bisa diartikan bahwa mereka sebenarnya membutuhkan perhatian lebih. Penyebabnya? bisa jadi hal itu tidak mereka dapatkan dari kehidupan mereka sehari-hari. Baik dari keluarga, lingkungan rumahnya, maupun dari lingkungan sekolah.

Aha, semakin menarik saja eksperimen 'mengkondisikan' anak-anak luar biasa keren ini. Baiklah, langkah saya lanjutkan dengan membahas mengenai kira-kira apa saja harapan yang diinginkan oleh orang tua mereka. Tentu semua orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang baik. Saya kemudian ceritakan juga perjalanan pendidikan saya. Perjalanan kurang lebih 7 km dari rumah dengan bersepeda, saat-saat ingin melanjutkan kuliah, saat-saat saya harus ngelamar kerja jadi parttimer waktu jadi mahasiswa, dll. Menarik, sebagian besar mereka menyimak semuanya dengan antusias.

Tak terasa, setelah selesai cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 11.40. Sudah waktunya mereka pulang. Sengaja saya minta adik-adik yang perempuan untuk pulang dulu, sementara yang laki-laki saya minta berkumpul sebentar. Ketika mereka sudah berkumpul, saya tatap matanya satu per satu. Saya panggil nama mereka satu per satu. Saya apresiasi mereka, lalu saya berkata, "Adek-adek yang luar biasa. Boleh kak Bayu minta tolong?" tanya saya. Mereka menjawab, "Minta tolong apa kak?" 
"Begini kalian kan lebih tua dibandingkan adik-adik kalian yang kelas 3 dan 4. Bolehkah kakak minta tolong agar kalian bisa memberi contoh yang baik pada adik-adik kalian? Kalian anak baik, kakak yakin kalian bisa menjadi contoh yang baik bagi mereka, bersedia kan?" kata saya.

Mereka tidak menjawab banyak, rata-rata hanya terdiam. Beberapa ada yang menjawab iya, sementara yang lain yang terdiam menjawab dengan anggukan tanda setuju. Wow!! keren sekali, batin saya. Saat mereka "disentuh" secara personal (saya memposisikan diri sebagai kakak mereka) mereka akan memberikan respek yang lebih kepada kita.

So, semakin yakin dengan sebuah ungkapan sederhana nan menggelitik ini, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah guru yang belum menemukan cara yang tepat untuk mengkondisikan mereka.
Alih-alih mengatakan pada siswa yang "lebih aktif" dengan kata-kata MEREKA ANAK NAKAL, sepertinya lebih bijaksana saat kita katakan "MEREKA ADALAH PRIBADI YANG UNIK", jadi mari kita teliti lebih lanjut sehingga bisa temukan metode pendekatan dan pengajaran yang paling tepat untuk model seperti mereka.

Stay foolish, stay hungry!!

Friday, October 4, 2013

Nasehatilah dengan Hatimu

Beberapa waktu ini saya sedang diberikan amanah untuk menangani klien seorang anak yang (sementara ini) sedang mogok sekolah. Sesuatu yang sangat menantang bagi saya. Kenapa? karena posisi saya saat ini tidak hanya sebagai terapis saja tetapi lebih tepatnya beyond terapis. Tugas saya kali ini adalah menemukan atau menggali apa kira-kira penyebab dari anak ini tidak mau sekolah. Anyway, saya belum akan bahas di artikel ini. Insya Allah pada waktu yang tepat setelah menemukan rangkaian besarnya, akan saya posting.

Nah, dari kasus yang saya sedang tangani ini, at least walaupun belum terlalu banyak, saya juga belajar tentang bagaimana sebaiknya memperlakukan seorang anak. Bagaimana seharusnya melakukan komunikasi dengan seorang anak dan beberapa hal lain. Dalam hal ini, bagi penikmat novel, maka novel berjudul TOTTO-CHAN adalah salah satu novel yang sangat saya rekomendasikan untuk dibaca.

Setiap chapter selalu menyajikan hal-hal yang menarik seputar kehidupan tokoh utama dalam novel ini yang memiliki nama panggilan Totto-Chan. Bagian yang menjadi semakin menarik adalah saat cerita bergulir di suasana sekolah Totto-chan yang baru. Dimana sekolahnya? Sebut saja sekolah gerbong namanya. Ruang-ruang kelasnya adalah gerbong-gerbong kereta yang sudah tidak terpakai lagi. Saya yakin siapapun yang concern terhadap pendidikan baik itu orang tua maupun guru akan senang membaca novel ini, bahkan orang awam sekalipun (yang suka baca..hehehe..).

Terkait dengan judul yang saya buat di atas. Ada satu bagian dalam novel ini yang menceritakan bagaimana kepala sekolah memberikan nasehat lembut kepada Totto-chan ini. Ceritanya adalah saat Totto-chan mendapatkan hadiah pita dari bibinya. Oleh bibinya, pita ini kemudian di pasangkan di bagian belakang baju sekolah Totto-chan. Totto-chan sangat senang sekali memakainya.

Pada suatu hari, dipanggillah Totto-chan oleh kepala sekolah (orang paling bijaksana di sekolah Totto-chan). Saat Totto-chan datang, berkatalah kepala sekolah (saya ceritakan dengan bahasa saya), "Wah... sejak kapan kamu memakai pita itu Totto-chan? Bagus sekali yaa" puji kepala sekolah.
"Terima kasih pak kepala sekolah.. aku senang sekali dengan bajuku ini dan sudah 2x ini aku memakainya" jawab Totto-chan bangga.
"Kamu pantas sekali memakainya, bapak boleh tahu dari mana kamu mendapatkan pita di bajumu itu?" tanya kepala sekolah lagi.

Totto-chan pun semakin senang mendengar pertanyaan itu. Diceritakanlah awal mula dia bisa mendapatkan pita yang akhirnya dipasang di baju sekolahnya itu. Bagaimana akhirnya Bibinya bersedia memberikan pita itu untuk Totto-chan dan bahkan memasangkannya di baju milik Totto. Kepala sekolah mendengarkan dengan seksama dan antusias saat Totto-chan menceritakan hal-hal tersebut. Saat Totto-chan sudah selesai bercerita, berkatalah kepala sekolah,
"Wah...hebat sekali ya, emm.. kalau begitu pita itu hanya ada satu saja yaa? Kemarin Miyo-chan, temanmu,  menangis merengek-rengek minta dibelikan pita seperti punyamu ini. Bapak sudah berputar-putar di hampir seluruh toko di sini, tapi tidak menemukannya. Ternyata ini kain spesial dan impor ya?" kata kepala sekolah dengan mimik muka prihatin.

Totto-chan hanya terdiam saat mendengar apa yang disampaikan kepala sekolah. Belum sempat Totto-chan menjawabnya, kepala sekolah sudah berkata lagi, "Kalau begitu, bolehkah bapak minta tolong untuk mulai besok Totto-chan tidak memakai pita itu lagi saat ke sekolah? " pinta kepala sekolah sambil menatap lembut Totto-chan.

Mendengar pertanyaan kepala sekolah, Totto-chan terdiam sebentar. Hatinya berontak, tapi apa yang disampaikan kepala sekolah masuk akal juga. Kasihan teman-temannya yang juga ingin punya pita seperti miliknya, padahal hanya ada satu. Totto-chan juga merasa kasihan pada kepala sekolah. Terbayang sosok yang sudah tua itu berkeliling dari satu toko ke toko lain untuk menemukan sebuah pita yang memang hanya ada satu saja. Setelah berpikir sejenak, berkatalah Totto-chan "Baiklah, mulai besok aku tidak akan memakainya".

Ah, menarik sekali cara kepala sekolah dalam menyampaikan permintaannya. Kalau dalam konsep rekening tabungan emosi positif, di awal kepala sekolah "nabung" banyak emosi positif terlebih dahulu, baru kemudian "menariknya" kembali tabungan itu dengan sebuah permintaan kepada Totto-chan. Hasilnya? semua bisa terselesaikan dengan baik. Kepala sekolah melibatkan tidak hanya logika tapi juga perasaan. Kepala sekolah melibatkan hati untuk menasehati seorang Totto-chan.

Bagaimana dengan kita? mari terus belajar :)

Salam jumat barokah...

Tuesday, October 1, 2013

Wake Me Up When September Ends

Ah..momen yang tepat saat menemukan lagu ini di file music dalam laptop saya. Yah, hari ini tanggal 30 adalah akhir dari perjalanan sebuah bulan yang bernama SEPTEMBER. Saatnya menuju Oktober dan melanjutkan perjalanan hidup selanjutnya. Meninggalkan semua masa lalu di bulan September dan melangkah ke masa depan yang semakin menarik untuk dijalani dengan semua tantangan dan pembelajaran baru yang akan didapatkan.

Ada begitu banyak pergolakan yang dialami selama bulan September dan bulan-bulan sebelumnya. Pergolakan yang sekaligus juga disertai dengan munculnya banyak solusi atas adanya pergolakan tersebut. Berjalan melewati kontur jalan yang bergelombang dan cenderung turun. Semakin lama bukannya semakin naik, tapi justru turun semakin curam. Entah akan berakhir di mana perjalanan yang dijalani ini nantinya.

Namun Tuhan memang Maha Memahami, Tuhan memang Maha Bijaksana. Perlahan Dia gerakkan diri ini untuk melihat bahwa ada celah-celah baru  yang ternyata merupakan jalan tembus untuk kembali menemukan jalan yang mulai naik. Jalan untuk menjemput sebuah keabadian, jalan yang harus ditempuh sebagai pilihan sebagai wujud kesadaran akan kekosongan. Jalan yang seharusnya ditempuh untuk memilih sebuah warna dalam hidup. Warna dengan tugas dan fungsi yang spesifik.

Memilih untuk menjadi sebiji kopi yang bisa mempengaruhi air panas menjadi berbau harum. Menjadi berwarna hitam sehingga terciptalah minuman yang bisa dinikmati yaitu Kopi. Memilih untuk mengeluarkan jiwa elang yang selama ini terpendam dalam persepsi sebagai seorang ayam. Memilih untuk menyadari bahwa diri ini adalah spesial dengan segala potensi unik di dalamnya. Memilih untuk menyadari bahwa ada cerita hidup yang tak akan ada yang mampu menyamainya.

September sebentar lagi berlalu, saatnya melangkahkan kaki ke pijakan-pijakan selanjutnya. Memulai hari-hari dengan lebih bersemangat dan bermakna. Menyiapkan diri untuk bisa memimpin dirinya sendiri. Menyiapkan diri untuk bisa memimpin sebuah keluarga. Menjalankan agenda-agenda perubahan yang sudah disusun. Menemukan dan merekatkan kembali sebuah silaturrahmi dengan semakin banyak sahabat untuk sebuah sinergitas. Membersamai seseorang spesial untuk bersama mendekat di jalan yang diridhoiNya. Mendidik, berbagi, meneman, aktivitas yang akan lebih melekat pada sosok diri yang selalu mengazamkan diri untuk tak pernah berhenti belajar.

...........................................................................................kriiiiiinnng....................................................((((ringing))))
Time to WAKE UP Guys!!!
End of September

Menasehati ala Burger


Setiap orang pasti memiliki kekurangan. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan semasa hidupnya. Ya, kesempurnaan manusia ada pada ketidaksempurnaannya. Bagi sahabat -sahabat yang muslim, salah satu kalimat dzikir yang diperintahkan untuk membaca (misalnya selepas shalat) adalah subhanallah. Apa artinya? Maha Suci Allah. Kita bisa pahami bahwa yang memiliki kualitas MAHA SUCI itu adalah Tuhan, bukan manusia. Jadi menjadi tidak tepat saat kesalahan sedikit saja yang dilakukan orang lain, membuat kita terkuras emosinya untuk memarahi atau jengkel dengan yang bersangkutan.

Lalu apa yang perlu kita lakukan saat melihat orang lain berbuat salah atau melakukan tindakan yang kurang tepat? Pertama, pahami bahwa salah atau tidaknya tindakan maupun perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh pada saat apa, pada momentum apa tindakan tersebut dilakukan. Contoh sederhana, ada seorang anak yang hobinya adalah beradu argumen dengan orang tuanya dan orang tuanya pun terpaksa mengalah. Mari kita cermati, dalam konteks hubungan orang tua dan anak, bisa jadi itu tidak baik. Namun kalau kita letakkan hobi beradu argumen ini dalam lomba debat, tentu justru baik dan menguntungkan. Relatif sekali.

Kedua, kita perlu memiliki kemampuan lebih dalam hal penyampaian sebuah informasi efektif kepada orang lain. Ingat bahwa keberhasilan komunikasi terjadi saat orang melakukan apa yang kita inginkan. Walaupun kita sudah berbusa-busa dalam menyampaikan, tetapi saat orang tidak paham dengan apa yang kita inginkan, maka dikatakan bahwa kita perlu belajar lagi teknik komunikasi yang baik. Selalu letakkan tanggung jawab pada diri kita sendiri. Nah, terkait dengan teknik penyampaian informasi efektif, sesuai judulnya, kita akan membahas salah satu teknik yang bisa dipakai saat kita ingin menyampaikan masukan atau kritikan kepada orang lain. Sebut saja burger technique. 


Teman-teman pasti pernah melihat kue burger bukan. Kira-kira bentuknya seperti disamping ini. Burger paling atas adalah roti, kemudian di tengahnya ada isinya macam-macam, kemudian ditutup kembali di bagian paling bawah juga dengan roti.

Bagaimana aplikasinya dalam hal menasehati orang lain. Begini, jadi saat menasehati atau memberikan masukan kepada orang lain, awalilah dengan memberikan apresiasi terlebih dahulu kepada yang bersangkutan. Setelah itu, baru kita masuk ke inti nasehat atau masukan yang ingin kita sampaikan kepada beliau. Setelah masukan tersampaikan, kita tutup nasehat kita dengan pujian lagi. Pola besarnya adalah apresiasi - inti - apresiasi. Oke, mari kita lihat contohnya. Suatu hari Anda ingin memberikan nasehat kepada adik Anda karena dia sering teledor saat membuat susu sendiri sehingga susunya pun banyak yang tumpah ke lantai.

Alih-alih langsung mengatakan " Dek, kalau buat susu itu hati-hati. Selalu saja mengotori lantai, katanya udah sekolah, masak tiap hari terus begini!!" Kalimat baru saja akan berpotensi menjadikan adek Anda sakit hati dan bahkan tidak mau membuat susu lagi. Bandingkan kalau kita menyampaikannya seperti ini, "Waah... Adekku memang hebat ya, sudah bisa membuat minum susu sendiri, walaupun sebaiknya saat menuangkan susu kental maupun susu bubuknya, sebaiknya lebih hati-hati ya, agar lantainya tetap bersih. Kakak yakin adek pintar, jadi mulai besok pasti sudah lebih baik. Siiip, ayo anak hebat kita tos dulu!!"

Menjadi berbeda bukan? Mari kita praktikkan :)

Seri Menjadi Kreatif (bagian 1)

Menjadi kreatif menurut saya adalah sesuatu yang sangat diperlukan dalam hidup. Semua orang memerlukan kreativitas dalam hal apapun. Dalam aspek bisnis, dalam aspek komunikasi, dalam aspek hubungan interpersonal, dan masih banyak lagi.

Satu hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin menjadi kreatif adalah memperkuat keyakinan bahwa dia adalah orang kreatif. Oke, mari kita melakukan excercises sederhanan mengenai ini. Ada beberapa kalimat yang bisa kita tuliskan untuk membantu membiasakan diri kita agar yakin bahwa kita adalah orang kreatif.
- Saya kreatif
- Saya selalu berada dalam kondisi yang tepat, pada saat yang tepat, dalam aktivitas yang tepat untuk mendapatkan ide
- Orang banyak yang mengapresiasi ide-ide brilian saya
- Selalu ada solusi saat saya menghadapi sebuah permasalahan yang menuntut pemecahan segera
- Saya memiliki banyak sumber daya yang bisa saya gunakan sewaktu-waktu guna mengakses ide-ide baru yang berkualitas
- Orang berkata "Kamu itu orang yang anti-mainstream" memiliki kemampuan berpikir yang berbeda dengan kebanyakan orang umum dan itu selalu baik.
- dan lain-lain (belum nemu lagi soalnya,..hehehe..)

Ada sebuah definisi kreativitas menurut salah satu buku keren yang pernah (walaupun belum selesai) saya baca yaitu Thinker Toys. Menurut buku tersebut Kreativitas bukanlah hal yang kebetulan, juga bukan genetis, bukan trik atau rahasia sulap yang mudah dipelajari, melainkan konsekuensi dari keinginan Anda menjadi kreatif serta tekad belajar dan memanfaatkan serta strategi berpikir kreatif “. 

Nah lo...itu artinya kreativitas bisa dipelajari, bukan sesuatu yang gifted. Kreativitas dibentuk oleh pola perilaku yang dihasilkan oleh mereka-mereka yang memang ingin menjadi seorang yang kreatif. Untuk mendapatkan sebuah ide yang orisinil kita perlu sebuah cara untuk membuat pola baru dalam pikiran kita. Salah satu caranya bisa dengan melihat hubungan antara dua hal yang berbeda. Saat kita bisa melakukannya, sangat mungkin kita bisa melihat sebuah ide yang sebelumnya tidak ada. 

Satu metode terstruktur yang diajarkan dalam buku ini adalah metode memompa pikiran. Apa saja dan bagaimana cara melakukannya? Kita bahas dalam artikel selanjutnya ya. Untuk sekedar refresh, mari kita simak kisah berikut ini.

Ada seorang penjual semangka dari Madura yang sedang menjajakan dagangannya. Tak lama kemudian datanglah seorang pemuda yang ingin membeli semangkanya. Si pemuda bertanya ," Pak, semangkanya merah dan manis kan?". Penjual semangkanya pun dengan sangat yakin menjawab, "Ooo..tentu manis ta'iye... dijamiin dek. Kalau ndak bener, balikin lagi saja ke saya".

"Kalau begitu, saya ambil satu aja deh pak, pilihin yang paling besar ya pak" kata si pemuda.
"Oke, dek, ini saya pilihkan. Sekalian saya ikatkan di motor adek" ujar penjual semangka ramah.

Akhirnya dibawalah semangka dengan motor si pemuda. Di tengah-tengah perjalanan, tidak sengaja motor si pemuda mengenai polisi tidur. Karena kecepatan motor saat mengenai polisi tidur itu sangat cepat, maka terlemparlah semangka yang baru dibelinya. Tidak hanya terlempar, tetapi juga jatuh dan pecah. Maka segera dilihatnya kondisi semangka yang baru saja dibelinya itu. Pemuda itu kaget karena semangkanya ternyata berwarna putih, bukan merah seperti yang dijanjikan oleh penjualnya.

Dengan penuh emosi, kembalililah si pemua menemui bapak-bapak penjual semangka tadi. Dia bermaksud untuk protes.
"Pak, sampeyan ini kalau jualan yang bener dong. Katanya semangkanya warna merah. Ini tadi barusan semangkanya jatuh, eh warna putih. Gimana sih pak!"teriak si pemuda di depan penjual semangkanya.
"Sabar dek..sabar dulu, ndak usah emosi. Sekarang saya tanya dulu, apa adek pernah jatuh atau pingsan atau melihat orang jatuh atau pingsan?" tanya penjual semangka

"Udah pernah lah pak, emangnya kenapa?" si pemuda bertanya balik.
"Kira-kira yang sampeyan lihat itu, muka orang jatuh atau pingsan pucat apa seger?" tanya penjual semangka lagi.
"Ya pucat lah pak, mana ada orang jatuh atau pingsan mukanya seger" sahut si pemuda dengan cepat.
"Nah itu dia dek, manusia saja kalau jatuh pucat, apalagi semangka dek!" tukas penjual semangka sambil tertawa.
Pemuda : @#$$$$!!!^&*@()(*&^#%@

Salam kreatif!!
to be continued....