Sunday, October 6, 2013

Mereka adalah Pribadi yang Unik

SDN Mayungsari Bener Purworejo
www.inspiratormuda.org
Hari Sabtu ini, 5 Oktober bisa dibilang hari yang sangat keren bagi saya. Pertama, 5 Oktober adalah hari jadi kota kelahiran saya, Purworejo Jawa Tengah. Kedua, sabtu adalah hari tugas bagi kami semua yang tergabung di komunitas Inspirator Muda Purworejo - www.inspiratormuda.org.

Begitu sampai di lokasi, kami langsung disambut dengan teriakan-teriakan adik-adik siswa di sana. Rata-rata mereka sudah hafal nama-nama kami. Setelah beberapa saat menunggu, kami akhirnya masuk kelas. Untuk sementara ini kami mengajar kelas 3,4 dan 5. Dari ketiga kelas tersebut, kelas 5 (kata rekan-rekan pengajar yang lain) merupakan kelas paling spesial. Disebut kelas paling spesial karena biasanya saat rekan-rekan mengajar kelas lain, anak-anak kelas 5 ikut sibuk juga. Bukan sibuk mengikuti, tapi mengganggu proses belajar. 

Setelah seluruh siswa dikumpulkan jadi satu, kemudian dipecah-pecah per kelas. Saya yang akhirnya meng-handle kelas 5 ini. Ternyata benar sekali, mereka sungguh siswa-siswa yang sangat aktif, hehehe... Nah untuk menarik perhatian mereka, di awal langsung saya buka dengan sulap. Oke, mereka sudah mulai lebih fokus walaupun tetap dengan suara yang riuh. 

Dari pengamatan sekilas, sebenarnya tidak semuanya ramai. Hanya ada beberapa anak saja yang memang memegang peranan besar untuk ramainya kelas tersebut. Sementara yang lain hanya ikut-ikutan saja. Well, sulap cukup berhasil untuk gaining intention dari mereka. Selanjutnya, saya berikan perhatian 'lebih' kepada beberapa anak yang 'lebih' tadi. Saat mereka bersuara, selalu saya berikan apresiasi positif kepada mereka. Satu pemahaman dasar adalah saat seorang anak ramai, itu artinya mereka sedang menarik perhatian dari orang di sekitar mereka. Hal itu juga bisa diartikan bahwa mereka sebenarnya membutuhkan perhatian lebih. Penyebabnya? bisa jadi hal itu tidak mereka dapatkan dari kehidupan mereka sehari-hari. Baik dari keluarga, lingkungan rumahnya, maupun dari lingkungan sekolah.

Aha, semakin menarik saja eksperimen 'mengkondisikan' anak-anak luar biasa keren ini. Baiklah, langkah saya lanjutkan dengan membahas mengenai kira-kira apa saja harapan yang diinginkan oleh orang tua mereka. Tentu semua orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang baik. Saya kemudian ceritakan juga perjalanan pendidikan saya. Perjalanan kurang lebih 7 km dari rumah dengan bersepeda, saat-saat ingin melanjutkan kuliah, saat-saat saya harus ngelamar kerja jadi parttimer waktu jadi mahasiswa, dll. Menarik, sebagian besar mereka menyimak semuanya dengan antusias.

Tak terasa, setelah selesai cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 11.40. Sudah waktunya mereka pulang. Sengaja saya minta adik-adik yang perempuan untuk pulang dulu, sementara yang laki-laki saya minta berkumpul sebentar. Ketika mereka sudah berkumpul, saya tatap matanya satu per satu. Saya panggil nama mereka satu per satu. Saya apresiasi mereka, lalu saya berkata, "Adek-adek yang luar biasa. Boleh kak Bayu minta tolong?" tanya saya. Mereka menjawab, "Minta tolong apa kak?" 
"Begini kalian kan lebih tua dibandingkan adik-adik kalian yang kelas 3 dan 4. Bolehkah kakak minta tolong agar kalian bisa memberi contoh yang baik pada adik-adik kalian? Kalian anak baik, kakak yakin kalian bisa menjadi contoh yang baik bagi mereka, bersedia kan?" kata saya.

Mereka tidak menjawab banyak, rata-rata hanya terdiam. Beberapa ada yang menjawab iya, sementara yang lain yang terdiam menjawab dengan anggukan tanda setuju. Wow!! keren sekali, batin saya. Saat mereka "disentuh" secara personal (saya memposisikan diri sebagai kakak mereka) mereka akan memberikan respek yang lebih kepada kita.

So, semakin yakin dengan sebuah ungkapan sederhana nan menggelitik ini, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah guru yang belum menemukan cara yang tepat untuk mengkondisikan mereka.
Alih-alih mengatakan pada siswa yang "lebih aktif" dengan kata-kata MEREKA ANAK NAKAL, sepertinya lebih bijaksana saat kita katakan "MEREKA ADALAH PRIBADI YANG UNIK", jadi mari kita teliti lebih lanjut sehingga bisa temukan metode pendekatan dan pengajaran yang paling tepat untuk model seperti mereka.

Stay foolish, stay hungry!!

No comments:

Post a Comment