Saturday, December 22, 2012

Catatan Khusus di Hari Ibu


Hari ini... 22 Desember 2012, sebuah hari yang dikenal sebagai Hari Ibu... 
Entah dari mana juga asal muasalnya... dan walaupun juga kalau menurut saya every day adalah hari ibu... karena semasa beliau masih hidup... sepenglihatan saya.. selalu ada pekerjaan rumah yang harus beliau selesaikan,, tak peduli apakah itu hari libur atau bukan hari libur..
Selain itu, sebagai anak...saya juga mewajibkan diri saya (insya Allah) untuk selalu ada lantunan doa bagi orang tua setiap harinya, sebagaimana beliau berdua juga selalu mendoakan putera-puterinya..

Well..tapi okelah.. karena memang sudah disepakati secara umum bahwa tanggal 22 Desember 2012 adalah hari Ibu, maka hari ini pun pas saya di rumah... saya juga mengucapkan secara langsung kepada Ibu saya.."Ibu.. selamat ya.. hari ini adalah hari ibu, terima kasih untuk semua yang telah ibu berikan" kata saya tadi sambil memeluk beliau. Mendengar saya mengucapkan seperti itu, beliau tersenyum, lalu berkata dengan bercanda " Lho..iya ya? Lha kalau begitu mana hadiahnya?" kata beliau. Saya pun menjawab "Ibu memang ingin minta hadiah apa?", sambil saya membatin saat itu.. (Ya Allah...betapa saya belum bisa memberikan apapun untuk membalas semua kebaikanmu ibuku sayang..). "Hehe... (sambil tersenyum).. ini saja, mumpung kamu di rumah lumayan lama, hadiahnya bantu ibu bersih-bersih rumah aja ya, Ibu udah seneeeeng banget deh"kata Ibu saya. "Baiik ibu, siaaaaap" jawab saya sambil masih membatin (Ya Allah mohon mudahkan saya untuk bisa terus membahagiakan beliau..).

Langsung saja saat itu saya kerjakan semua yang terkait dengan bersih-bersih rumah, dari mulai menyapu, membersihkan kaca, dll. Dan saat ibu saya melihat saya melakukan itu... Ah..subhanallaaah.. beliau tersenyum gembiraa sekali...sambil mengucapkan "Terima kasih ya sayaaang". Saya pun bisa tertawa kecil saaat melihat ekspresi beliau. Entahlah, saat itu saya merasa bahagiaaa sekali, sambil terus saya selesaikan aktivitas saya saat itu.

Begitu banyak moment sederhana tapi bermakna hari ini. Menemani beliau saat beliau bercerita, saat beliau makan. Membuat beliau tertawa dengan candaan saya. Sekedar memijit untuk mengurangi lelah beliau. Sekedar membantu mengangkat jemuran kasur Ah...bagi saya mungkin itu hal yang belum ada apa-apanya dibandingkan apa yang telah beliau berikan selama ini. Tapi dari apa yang beliau sampaikan, bisa bertemu anaknya, bisa bercerita dan ada yang mendengarkan, ternyata itu sudah memberikan kebahagiaan tersendiri bagi beliau. Paling tidak itu menurut ibu saya, yang barangkali juga tidak bisa disamakan juga dengan orang tua yang lain.

Beliau tidak pernah meminta apapun. Saat anaknya bahagia, saat itu juga beliau bahagia. Bagi beliau, bisa memberikan perhatian yang terbaik bagi putera-puterinya, itu adalah kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi beliau. Beliau memfokuskan diri pada apa yang bisa aku berikan? Doa apa lagi? Perhatian apa lagi? Beliau berfokus kepada memberi. Bagi beliau saat anak-anaknya menjadi anak yang baik, maka beliau hanya berharap, itu bisa jadi investasinya kelak di akhirat, tak muluk-muluk, sederhana saja.
Benarlah kata sebuah lirik lagu...
Kasih Ibu kepada Beta
Tak Terhingga Sepanjang Masa
Hanya Memberi, Tak Harap Kembali
Bagai Sang Surya Menyinari Dunia

Terima kasih Ibu untuk semua perhatianmu...
Terima kasih telah mengajarkan kepada anakmu ini makna Cinta yang sebenarnya
Terima kasih atas semua doa dan dukunganmu yang tak pernah henti engkau berikan kepada anak-anakmu
Terima kasih atas senyuman dan nasehat pembangkit semangat tatkala diri ini sedang terbaring..

Ya Allah...betapa hamba sangat bersyukur untuk anugerahmu berupa orang tua yang keduanya sangat menyayangi hambamu ini...
Ya Allah...betapa hamba sadar bahwa hamba belum bisa memberikan banyak hal untuk membalasa kebaikan beliau berdua...
Ya Allah...ampuni dosa kedua orang tua hamba...sayangilah beliau berdua sebagaimana beliau berdua menyayangi hamba dari semenjak kecil hingga hamba sudah dewasa seperti ini...
Izinkan hamba untuk terus mendoakan beliau... Izinkan hamba untuk bisa membahagiakan beliau ya Rabb...
Berikanlah nikmat sehat kepada kedua orang tua hamba...
Limpahkanlah kebahagiaan kepada beliau berdua...
dan khusus untuk Ibu hamba ya Allah...
Berikanlah balasan yang terbaik atas semua perhatian dan kasih sayang yang telah beliau berikan dari semenjak hamba di kandungan sampai sekarang ini...
Kabulkanlah harapan-harapan beliau ya Allah...
Jadikan beliau hambaMu yang mulia .. yang Engkau kasihi... yang Engkau jaga...
Jaga lisan hamba agar jangan sampai menyakiti beliau...
Lindungi selalu beliau ya Allah...berikah selalu berkahMu...ridhoMu.. agar di sisa usia beliau...selalu terjaga kedekatan beliau denganMu..

Aamiin.. Ya Rabbal Aaalamiin...

My Lovely Mother and My Lovely Sister
#untuk adekku tercinta, semoga kelak Engkau bisa menjadi ibu yang mulia, untuk keluargamu, untuk anak-anakmu kelak, aamiin

Kereta Api Sufi (bagian kedua-habis)



Aha... dari keluarga ini saya belajar tentang ilmu parenting, yang tentu akan sangat berguna ke depannya. Tak berapa lama hal menarik terjadi. Saat hari sudah mulai malam, tampak anak-anak dari keluarga tersebut sudah mulai capai. Anak yang kecil sudah tertidur di pangkuan ibunya. Sementara yang sulung pun sudah mulai merebahkan diri. Demi memberi tempat kepada anaknya, sang bapak pun berpindah tempat sambil membawa alas berupa koran dan duduk dilantai kereta. Beliau membiarkan anaknya tertidur di kursi kereta dengan tempat yang cukup lapang. Namun tak lama, sang anak sulung terbangun. Dia tampak kebingungan mencari ayahnya. "Ayah di mana ibu?" tanya sang anak. "Oh, itu di sana ayahmu nak, sudah tidur saja ya" jawab ibunya. Tiba-tiba saja sang anak berdiri, sambil mengambil kertas koran juga dan berkata kepada ibunya, "ibu, aku ingin nemenin Ayah, kasihan ayah sendiri di sana". Subhanallaah.... sepertinya keluarga ini berhasil menanamkan nilai -nilai kebaikan kepada anak-anaknya. 

Tak berapa lama saya sempet tertidur sejenak... bangun sudah jam 12-an malam. Eh... masih banyak saja pedagang asongan berlalu lalang (namanya juga Ekonomi bay..huehehe..). Dengan semangatnya mereka memanggul dagangan mereka. Dari mulai makanan, minuman, oleh-oleh, dan masih banyak lagi. Mereka adalah pejuang yang luar biasa. Jadi teringat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani , beliau meriwayatkan bahwa  Pada suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk dengan sahabat-sahabatnya, tiba-tiba tampaklah seseorang yang terlihat muda yang amat kuat dan perkasa yang sedang bekerja dengan penuh semangat di pagi itu. Para sahabat berkata " kasihan sekali orang ini, andai kata kemudaan serta kekuatannya itu untuk sabilillah (jalan Allah) alangkah baiknya". Demi mendengar ucapan salah seorang sahabatnya, beliau bersabda " Janganlah kamu sekalian mengatakan sedemikian itu, sebab orang itu kalau keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha untuk sabilillah. Jika ia bekerja itu untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun untuk sabilillah. Tetapi apabila bekerja karena untuk berpamer atau untuk bermegah-megahan, maka itu untuk sabilisy syaithan atau mengikuti jalan syetan"
Semoga beliau-beliau para pedagang tadi termasuk orang-orang yang masuk golongan beraktivitas untuk sabilillah, aamiin. 

Satu hal yang menarik dari para pedagang itu adalah ketika saya melihat diantara mereka ada yang capai, dengan santainya mereka meletakkan dagangan mereka di dekat kursi penumpang lalu mereka bersandar disana. Damai...bahagiaa... itu tak perlu syarat, mereka begitu menikmati hidupnya. Bagi saya itulah pelajaran luar biasa yang saya dapatkan.

Dan sebagai penutup, terkait dengan  judul artikel ini juga. Setelah bertemu dengan bermacam-macam fenomena luar biasa dalam kereta, akhirnya saya menemui juga fenomena yang lain. Ya, saya menemui juga akhirnya yang orang sering sebut beliau yang terhormat dengan sebutan PENCOPET. Dan tidak tanggung-tanggung, seluruh tas saya dan isinya dibawa oleh beliau. Kejadian itu berlangsung begitu cepat, beberapa saat sebelum sampai di stasiun tempat saya berhenti. Awalnya saya kaget... Deghhh... baru kali ini kecopetan porsi besar, pikir saya waktu itu. Tapi okelah, saya berusaha menenangkan diri saya, tidak berpikir apapun kecuali ikhlas dan pasrah. Lha bagaimana lagi...barangkali rejekinya si pencopet kali ya...

Finally...saat turun, saya akhirnya cuma bawa satu kardus berisi oleh-oleh, plus jaket, kaos, dan celana yang melekat di badan dan satu HP yang batereinya sudah drop. Padahal saya akan tinggal beberapa hari di sana. Saat akhirnya duduk...sambil menunggu jemputan saya merenung... Fuih... Subhanallah..Astaghfirullaah..Alhamdulillaah... sepertinya Tuhan ngejawab doa saya, melalui jawaban yang sering saya sampaikan sebelum berangkat ketika ditanyai oleh sahabat saya... "Naik apa bay?" tanya sahabat saya. Jawab saya "Naik KERETA API SUFI". 

Well...bener-bener diuji deh akhirnya kata -kata "sufi" ini.... :)


Friday, December 21, 2012

Kisah Raden Salasite dan Buto Kungnombu



Alkisah di sebuah desa yang bernama Susumanjaya sedang dilanda musibah. Banyak kebun-kebun yang rusak, banyak warga yang akhirnya mengungsi karena takut di mangsa oleh seorang raksasa. Ya, raksasa ini telah beberapa hari mengusik kenyamanan penduduk desa Susumanjaya. Buto Kuwatir Ngarep Nonton Mburi, demikianlah nama panjang sang raksasa. Raksasa ini memakan semua hasil panen warga, merusak seluruh sumber daya alam yang dimiliki desa Susumanjaya.

Tak lama kemudian, datanglah seorang anak kecil dari negeri seberang. Demi mendengar kekacauan yang ada di desa Susumanjaya ini, berangkatlah anak laki-laki ini ke desa Susumanjaya. Nama anak laki-laki ini adalah Raden Saiki Lakonono Sik Tenanan, atau disingkat Raden Salasite. Begitu sampai di desa Susumanjaya, dihampirilah seorang anak kecil yang sedang berlari-lari. "Hai temanku, hendak ke mana engkau?"tanya Raden Salasite. "Kami mau mengungsi teman, di sana ada Buto Kungnombu yang telah memporak-porandakan desa kami" jawab anak laki-laki tersebut. "Oh begitu, baiklah... bersediakah kau menemani aku untuk menunjukkan di mana raksasa itu berada?" tanya Raden Salasite. "Jangan temanku, ikutlah pergi bersamaku, dari pada nanti kamu dimakan oleh raksasa itu"jawab anak laki-laki tersebut. 

"Tenang temanku, oleh guruku, aku telah dibekali ketapel dengan 4 buah batu bertuah ini, di tiap-tiap batunya sudah diberikan mantra untuk bisa mengalahkan raksasa itu"terang Raden Salasite. "Ah, mana mungkin bisa, ketapel ini terlalu kecil untuk bisa mengalahkannya" sanggah anak laki-laki itu. "Engkau salah temanku, raksasa itu terlalu besar sehingga lebih mudahlah ketapel ini mengenainya" jawab Raden Salasite. 

Melihat kesungguhan Raden Salasite, anak laki-laki itupun akhirnya bersedia mengantarkan Raden Salasite ke tempat di mana raksasa itu tinggal. Dalam perjalanan, Raden Salasite sempat menunjukkan simbol-simbol huruf yang ada di 4 batu bertuah itu, yaitu huruf T, I, U, dan D. Belum sempat Raden Salasite menjelaskan satu per satu, ternyata mereka berdua sudah sampai di tempat sang raksasa yang bernama Buto Kungnombu tersebut. "Ini tempatnya temanku" kata si anak laki-laki menjelaskan. "Baiklah teman, terima kasih. KIni mundurlah sebentar, aku akan mengarahkan ketapelku ini ke raksasa itu" jawab Raden Salasite.

Dilepaskanlah batu bertuliskan "T" ke Buto Kungnombu. Raksasa itu sempat kaget dan terjatuh, namun kemudian bangkit lagi. "hahaha.... aku tetap bisa bangun lagi untuk memakan semua sumber daya yang ada di desa ini" teriak Buto Kungnombu dengan sombongnya. Melihat buto Kungnombu yang masih bisa bangun, berturut-turut dilepaskanlah batu bertuliskan "U", batu "I" dan batu "D" ke arah badan sang Raksasa. Tak berapa lama, robohlah sang raksasa dan tidak bangun kembali.

Menyaksikan sang raksasa yang telah roboh tak berdaya, senanglah anak kecil yang mengantar Raden Salasite. "Wah.. kamu hebat sekali, kamu bisa mengalahkan raksasa itu" teriak anak laki-laki itu. Mendengar teriakan tersebut, Raden Salasite tersenyum, kemudian berkata " temanku, kita semua sebenarnya bisa mengalahkan raksasa itu". "Bagaimana caranya temanku?" tanya anak laki-laki itu. 

"Begini, kamu tahu namaku? Namaku Salasite, artinya Saiki Lakonono Sik Tenanan. Kemudian 4 batu itu adalah batu T yang artinya Tawakal, batu I yang artinya Ikhlas menjalani semuanya, batu U yang artinya Usaha maksimal dan batu D yang artinya iringi dengan Doa. Saat sekarang kita melakukan yang terbaik, diiringi dengan tawakal, ikhlas, usaha dan terus doa, maka dengan mudah kita akan mengalahkan raksasa yang bernama Buto Kungnombu ini" jawab Raden Salasite panjang lebar.

"oh...lalu siapa sebenarnya Buto Kungnombu itu" tanya anak laki-laki itu penasaran. "Buto Kungnombu adalah kependekan dari namanya yaitu Buto Kuwatir Ngarep Nonton Mburi. Saat kita selalu saja melihat masa lalu kita dan terus menyesal, ditambah lagi dengan kita selalu khawatir dengan apa yang akan terjadi di masa depan, maka itulah "raksasa" yang akan menggerogoti semua kemampuan yang kita miliki. Maka ambil hikmah dari masa lalu, syukuri dan lakukan yang terbaik saat ini dan bolehlah kita berharap masa depan yang lebih baik"

Anak laki-laki itu pun tersenyum lebar setelah mendengarkan penjelasan dari Raden Salasite. Dengan dikalahkannya Buto Kungnombu, maka bebaslah desa Susumanjaya dari musibah. Anak laki-laki yang menemani Raden Salasite, saat dewasa akhirnya diangkat menjadi pemimpin desa Susumanjaya dan menjadikan desa tersebut semakin makmur dari waktu ke waktu.

Wednesday, December 19, 2012

Mengaku Manusia





Saat aku ingin tertawa
Maka biarkan aku tertawa
Saat aku ingin menangis
Maka biarkan aku menangis
Karena aku manusia
Yang kadang bisa tertawa
Yang kadang bisa menangis

 

Namun aku juga memiliki nurani
Yang kan pandu diri ini
Memilah...
Memilih..
Menentukan..
Saat yang tepat
Keadaan yang sesuai
Kapan tertawa..
Kapan menangis

Termasuk menertawakan diri
Termasuk menangisi diri
Diri yang sadar akan kebodohannya
Diri yang sadar akan kelemahannya
Agar kembali memeluknya
Dia Yang Maha Pandai
Dia Yang Maha Kuat

Tuesday, December 18, 2012

Panggillah Dengan Namaku


Kata paling indah bagi seseorang adalah namanya. Seseorang akan merasa dihargai saat kita memanggilnya dengan menyertakan namanya. Bagaimana bisa? iya, paling tidak saat dipanggil dengan namanya, seseorang tersebut merasa dikenal oleh yang memanggilnya. Saat orang merasa dikenal, maka  orang tersebut (walapun barangkali belum kenal/ lupa dengan yang memanggilnya) tetap dia akan berupaya untuk meresponnya dengan baik, paling tidak menyapa balik bahkan ditambah dengan senyuman.

Bagi seseorang nama adalah kata yang sudah sangat sering didengarnya sedari kecil dari kedua orang tuanya, teman-temannya, saudaranya dan orang-orang disekitarnya. Artinya "nama" ini adalah kata yang sudah sangat akrab di telinganya. Maka saat seseorang memanggilny atau menyebutkannya, akan bisa menjadi semacam anchor (pemicu) rasa nyaman dari dalam diri seserorang tersebut.

Pada sisi yang lain, nama adalah kata-kata yang sungguh bermakna. Nama adalah perwujudan doa yang tulus dari orang tuanya. Tentu tidak ada satupun orang tua yang ingin mendoakan anaknya menjadi anak yang tidak baik. Walaupun ada juga yang memberikan nama anaknya sebagai pengingat atau penanda mengenai identitas anaknya dikatikan dengan naman kedua ourang tuanyan termasuk waktu lahirnya.

Tersebutlah di sebuah sekolah dasar ada seorang anak yang bernama Demitar Reclievesanov. Melihat namanya yang kebarat-baratan, bertanyalah sang guru kepada anak tersebut. "Mana yang namanya Demitar Reclievesanov " Tanya sang guru. "Eh.. saya bu guru, ada apa ya bu" jawab sang murid yang bernama lengkap Demitar Reclievesanov ini.  "Kamu yang namanya Demitar Reclievesanov? kamu ada keturunan barat ya? " Selidik sang guru yang penasaran.

" Hehe...sama sekali tidak bu Guru, orang tua saya semuanya Jawa aseli" jawab sang murid. "Lho....itu namamu kok bisa Demitar Reclievesanov? bukannya itu nama barat ya? " tanya sang guru lagi.

"Oh... itu pinter-pinternya orang tua saya saja bu guru, DEMITAR, itu karena ibu saya namanya saDEMI dan bapak saya namanya suTARno. Nah, kalau RECLIEVESANOV, itu karena saya lahir REbo  Kliwon (biar pas Kliwonnya diplesetin jadi CLIEV) tanggal SAtu NOVember...hehehehe... begitu bu guru" jawab sang murid sambil tertawa lebar.

"Lah terus... siapa nama panggilanmu?" tanya sang guru lagi. "Gampang bu guru.. panggil saja saya DEMIT"

Salam senyum ceria :)

Monday, December 17, 2012

Follow Your Passion


Selamat pagi sahabat semua... Senin yang semoga menjadi hari yang penuh berkah untuk sahabat semua...

Oke... dan pagi ini kita akan membahas tentang passion. Sebelum ke sana, mari kita lihat dulu cuplikan kata-kata berikut ini ....

Lama sudah kumencari
Apa yang hendak kulakukan
Sgala titik kujelajahi
Tiada satupun kumengerti
Tersesatkah aku di samudra hidupmu

Kata-kata yang kubaca
Terkadang tak mudah kucerna
Bunga-bunga dan rerumputan
Bilakah kau tahu jawabnya
Inikah jalanku inikah takdirku


Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
Yang slalu membunyikan cinta
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani
Menjadi penunjuk jalanku
Lentera jiwaku

ya.. beberapa kata-kata di atas adalah lagu Lentera Jiwa yang dinyanyikan oleh Nugie. Pertama melihat dan mendengarnya dari sebuah video yang diputar di seminar yang diadakan oleh rekan-rekan mahasiswa yang sungguh luar biasa, Trainer Community Kopma UGM. Begitu dengar lagunya dan lihat ilustrasi videonya, langsung suka nih, sampai rumah, segera on-kan laptop dan searchh ini lagu.

Well, ada banyak profesi yang bisa kita pilih. Ada banyak aktivitas yang bisa kita jalani dalam hidup ini. Menariknya, ternyata tak semua nya sesuai dengan apa yang sebenarnya kita sukai. Seperti yang ditampilkan dalam video ini.. ada yang jadi akuntan, padahal sukanya jadi pelukis. Ada yang jadi anggota komnas perempuan, padahal pengennya jadi pemusik. Namun ada juga yang akhirnya jadi presenter terkenal, padahal backgroundnya Arkeologi. Ada juga yang jadi pemain harpa profesional, padahal belajarnya matematika pas kuliah. Barangakali masih banyak lagi yang lainnya. 

Kata bang Rene Suhardono, seorang careercoach.. your passion is not what you’re good at, it is what you enjoy the most... Passion tidak hanya saat kita merasa baik dalam satu keahlian, tapi lebih dari itu, Passion adalah apapun yang kita sangat menikmatinya. Passion lebih dari sekedar materi, passion adalah panggilan jiwa untuk bisa berkontribusi dengan suasana bahagia.

JK Rowling, seorang penulis novel terkenal, Harry Potter. Awalnya beliau adalah lulusan Exeter University dan ahli berbahasa Prancis. Selepas lulus, beliau menjalani pekerjaannya sebagai sekretaris. Namun karena aktivitas yang beliau suka adalah menulis, akhirnya beliau tidak bisa menikmati aktivitasnya menjadi sekretaris. JK Rowling sangat sulit berkonsentrai dalam urusan surat menyurat, hasil kerjanya pun sangat buruk. Hati dan pikirannya selalu dipeunuhi keinginan untuk menulis dan menulis. Di sela-sela pekerjaannya , beliau selalu menyempatkan diri untuk menulis dengan tokoh-tokoh rekaannya sendiri. Berkali-kali pula JK Rowling ini keluar masuk perusahaan dan finally JK Rowling pun memutuskan untuk menjadi penulis, walaupun dengan segala keterbatasasn yang dimiliki beliau saat itu. Kondisi yang miskin, bercerai dengan suaminya saat anaknya masih kecil, juga kesulian mencari tempat tinggal. Bahkan naskah Harry Potter yang pertama kali, ditulis dengan tangan di atas selembar tisu murah karena terbatasnya fasilitas yang dimiliknya saat itu. Finally, kerja keras dengan passion itu pun terbayar karena buku Harry Potter akhirnya mnjadi buku yang sangat terkenal di dunia, terjual di lebih dari 200 negara, diterjemahkan dalam paling tidak 55 bahasa.

Menangkap pesan dari semesta, kata bang Wahyu Bramastyo dalam bukunya “Biarkan Hujan Menyembuhkanmu”. Beliau mengatakan alangkah nikmatnya saat kita menjalankan panggilan hidup kita, peran yang telah dipersiapkan semesta untuk kita jalani dalam hidup ini. Setiap waktu bekerja menjadi waktu paling membahagiakan. Menjalani pekerjaan lebih dari sekedar mendapatkan materi. Namun untuk memberikan kontribusi maksimal dengan apapun yang telah dititipkanNya kepada kita berupa potensi dan keilmuan yang kita miliki. Menjalani hidup dengan kesadaran bahwa pasti ada maksud atau alasan kenapa kita diciptakan di dunia ini.

Arvan Pradiansyah, dalam bukunya I Love Monday, mengatakan bahwa setiap manusia diciptakan Tuhan ke dunia ini dengan sebuah tujuan yaitu untuk beribadah dan menyembah Tuhan. Ibadah di sini tentu saja maknanya sangat luas sekali. Berbeda dengan nabi dan rasul yang begitu jelas peran mereka ,kita perlu mencari apa sebenarnya ibadah dan pengabdian yang telah ditakdirkan Tuhan untuk kita jalani di dunia ini. Namun sebenarnya Tuhan telah menyampaikannya dengan cara yang halus yaitu dengan bakat yang kita miliki, hasrat yang selalu memanggil kita, nilai-nilai terdalam dari diri kita dan keinginan untuk meninggalkan warisan yang berharga.

So, passion adalah sesuatu yang harus kita miliki, dan bila belum merasa memiliki, maka carilah. Jadikan passion ini sebagai booster untuk menjadikan hidup kita penuh manfaat dan penuh makna. Bagaimana mungkin kita bisa menghasilkan karya yang banyak tanpa disertai suasana senang saat menjalaninya? Dengarkan suara hati, dengarkan bisikan-bisikan halus yang disampaikanNya kepada kita. Jangan sampai kita terlalu sibuk bekerja atau mencari pekerjaan, tetapi lupa menemukan panggilan jiwa kita. Mari sadari bahwa tiap manusia telah dititipi panggilan unik yang berbeda satu dengan yalng lain untuk menjadikan dirinya bermanfaat. Menemukan panggilan jiwa atau menemukan passion atau menemukan lentera jiwa dan mewujudkannya dalamn pekerjaan tentu saja merupakan kebahagiaan yang luar biasa.

Listen to your inner voice, follow your passion...






Thursday, December 13, 2012

Memaknai Cinta


Menyendiri...
Melambaikan rindu..
Mengingat kehangatan kasihmu
Sebarkan ketenangan
Taburkan kedamaian dalam jiwa

Saat aku merajuk
Engkau tersenyum bijaksana
Penuh makna

Saat aku menangis
Engkau menguatkanku
Meyakinkanku bahwa
"Engkau pasti bisa anakku"

Saat aku merasa belum melakukan apapun
Tatapan lembutmu menyiratkan
Usapan sayangmu meluruhkan rasa
Menyertai ucapan "Ibu bangga padamu nak"

Dan dulu..
Dan kini..
Dan nanti..
Bisikan-bisikan lirihmu kepadaNya
Akan selalu ada menjaga
Melembutkan kasihNya
Agar melapangkan jalan anaknya ini

Dan saat ini
Saat aku masih Dia ijinkan melihatmu tersenyum
Semoga Dia ijinkan aku juga untuk dekat selalu denganmu Ibu
Semoga Dia ijinkan aku juga untuk bahagiakanmu
Semoga Dia ijinkan aku juga untuk bisa membuatmu bangga
Bahwa tak sia-sia engkau mendidik dan merawatku selama ini

Salam peluk cium dari Anandamu...



Sunday, December 9, 2012

Tentang Kecerdasan Seseorang (bagian dua)


Masih menurut buku Sekolahnya Manusia karya Munif Chatib, dalam buku tersebut dijelaskan bahwa ada beberapa poin penting yang menjadi keyakinan Garder dalam menyikapi kecerdasan seseorang :

  • Kecerdasan tidak dibatasi oleh tes formal, Orang sering menilai kecerdasan seseorang berdasarkan tes IQ-nya saja. Padahal dilihat dari sejarah IQ (yang dicetuskan oleh Alferd Binet, seorang psikolog) ada banyak kontroversi, salah satunya adalah terkait permintaan penguasa saat itu untuk membedakan status sosial seseorang. Seperti diketahui pada saat itu, konflik antara buruh dan penguasa cukup besar dan keberadaan tes ini seolah-olah untuk melakukan judgement tertentu terkait status sosial. Seorang engarang buku Smart Baby, Clever Child, yaitu Valentine Dimitriev, memang mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan otak manusia. Faktor tersebut adalah faktor genetik dan lingkungan. Namun aturannya adalah seperti ini, tidak banyak yang bisa dilakukan orang tua untuk mengubah warisan gen bayi, tetapi sangat banyak faktor yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan lingkungan, guna meningkatkan potensi perke mbangan seorang anak. Kecerdasan manusia selalu berkembang dinamis. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang dapat dilihat dari kebiasaan seseorang. Dan seperti kita ketahui, kebiasan adalah perilaku yang dilakukan secara terus menerus. Kebiasan untuk melatih kreativitas dan menyelsaikan permasalahn secara mandiri adalah beberapa cara yang pas untuk melatih kecerdasan seseorang.

  • Kecerdasan itu multidimensi, Berbeda dengan para ahli lain yang memberikan label tertentu pada kecerdasan seseorang, seperti Alferd Binet dengan IQnya, Daniel Goleman dengan EQnya, Paul Scholtz dengan AQnya, Gardner tidak membatasi dan memberikan label "multiple" (jamak/ majemuk).  Maksudnya adalah bahwa kecerdasan seseorang itu akan terus berkembang, karena kecerdasan seseorang adalah proses kerja otak seseorang sampai orang tersebut menemukan kondisi akhir terbaiknya. Menariknya kondisi akhir terbaik seseorang ini tidak terbatas pada satu kondisi saja.

  • Kecerdasan adalah proses discovering ability, MI meyakini bahwa setiap orang pasti memiliki kcenderungan kecerdasan jenis tertentu yang itu bisa ditemukan melalui proses pencarian kecerdasan. MI juga menyarankan agar lebih banyak mengeksplorasi kelebihan / potensi yang dimiliki seseorang dari pada mengeksplorasi kelemahan yang dimiliknya. Karena memang tak ada manusia sempurna, setiap manusia ditakdirkan untuk berpasang-pasangan, termasuk untuk apapun yang melekat pada dirinya. Bahkan beberapa tokoh terkenal di dunia ternyata memiliki kombinasi ini (Kelebihan di satu sisi dan kelemahan di sisi lain). Contohnya : Agatha Christie, kemampuan Linguistiknya luar biasa, tetapi beliau ternyata pernah didiagnosis mengalami learning disability. Bill Gates, memiliki kecerdasan Logis-Matematis, ternyata beliau pernah didiagnosis mengalami disleksia, dan sebagainya.

Tentang Kecerdasan Seseorang (Bagian pertama)


Baru saja membaca separuh dari buku "Sekolahnya Manusia" karya Munif Chatib. Dalam buku ini beliau menjelaskan mengenai bagaimana penerapan MI (multiple Intelligences), terobosan baru dalam dunia pendidikan yang dipopulerkan oleh Howard Gardner, seorang lulusan Harvard University. Secara umum kecerdasan seseorang (menurut Gardner) terbagi menjadi 8 kecerdasan (dan akan terus berkembang dalam proses ke depannya). delapan kecerdasan itu adalah :

  • Kecerdasan Linguistik, berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, berdebat. Komponen intinya adalah kepekaan pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa.
  • Kecerdasan Musikal, berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat musik. 
  • Kecerdasan Interpersonal, berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi, negosiasi, bekerja sama, memiliki empati yang tinggi
  • Kecerdasan Intrapersonal, kemampuan mengenali diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup.
  • Kecerdasan Kinestetik, berkaitan dengan kemampuan gerak motorik dan keseimbangan
  • Kecerdasan Naturalis, berkaitan dengan kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklarifikasi, identifikasi.
  • Kecerdasan Matematis Logis, Berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar dan berpikir logis, memecahkan masalah
  • Kecerdasan Visual - Spasial, berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, mendesain, membuat patung

Saturday, December 8, 2012

Kereta Api Sufi (bagian pertama)



Sebelum memulai cerita tentang kereta api ini, ijinkan saya mengutip beberapa kalimat dari Al Hikam :
Pelajarilah setiap tindakan-Nya, engkau akan menemui kelembutan-Nya. Setiap ketentuan-Nya selalu beriring dengan kebijaksanaan-Nya. Dia menyantunimu dengan semua hal, bahkan pada apa yang bisa jadi kau anggap sebagai penolakan. Sebab saat engkau merasakan sepi dari nikmat-Nya, sebenarnya Allah sedang berkehendak membuatmu ramai dengan hikmah-Nya. Bahkan dalam kesempitan Allah telah memberimu nikmat kesempatan. Kesempatan untuk tercerah karena keadaan berserah. Jadi apa bedanya? Kesempitan sama artinya dengan kelapangan.

Cerita dimulai saat saya akan mengadakan perjalanan ke luar kota untuk bersilaturrahmi dengan sahabat-sahabat saya di sana. Rencana dari awal memang ingin naik kereta api ekonomi begitu juga pulangnya. Namun beberapa hari menjelang keberangkatan, ternyata tiket diinfokan habis. Well, akhirnya ya sudahlah besok cari tiket bisnis saja batin saya waktu itu. Namun Alhamdulillaah, trnyata ada rekan yang berbaik hati mencarikan dan akhirnya tetap dapatlah tiket kereta api ekonomi, walaupun untuk pulangnya tetap akhirnya mencari yang bisnis.

Cerita menariknya adalah ketika saya beberapa kali ditanya tentang naik apa berangkat ke luar kotanya? Saya selalu menjawab “Naik Kereta Api SUFI”. Hehehe... begitu juga saat sahabat saya bertanya, kenapa naik kereta api ekonomi? Jawab saya saat itu “ ada begitu banyak pembelajaran yang bisa saya dapatkan di sana, mereka yang bisa menikmati hidup, berjualan tak kenal lelah dan masih banyak lagi, toh rasanya juga sama saja” ujar saya waktu itu.

Dan finally, berangkatlah saya dengan “Kereta Api Sufi” tadi. Subhanallah memang luar biasa sekali... saat itu saya satu tempat duduk dengan sebuah keluarga kecil sederhana, tapi sangat harmonis (paling tidak menurut persepsi saya saat itu). Sang Ayah bekerja di sebuah sekolah swasta, sang ibu bekerja di salah satu instansi pemerintah yang menangani orang-orang jalanan (anak jalanan, PSK, waria, dsb). Mereka ditemani dua orang putra-puteri mereka sebut saja namanya Andi, anak yang besar, kelas 4 SD dan satunya Nina, belum sekolah, usianya sekitar 3,5 tahun.

Saya mengamati keluarga ini dari komunikasi yang dilakukan oleh sang ibu terhadap suaminya. Beliau menggunakan bahasa yang sangat sopan sekali (kalau di jawa, bahasa yang digunakan beliau namanya krama inggil, bahasa untuk orang yang sangat dihormati) suaranya pun lembut, menandakan hormat dan juga penuh kasih sayang.

.......to be continued......

Harusnya Kamu Ngertii...



Pada suatu hari, Parjo dikagetkan dengan ulah Parti yang tiba-tiba saja ngambek dan tidak mau menyapanya. Karena penasaran, akhirnya Parjo pun memberanikan diri untuk bertanya kepada Parti. Parjo pun mulai menyapa , “ Ada apa dede’ Eti.. (panggilan akrabnya Parti versi Parjo)”. Dasar si Parti sedang ngambek, Parti pun tak menjawab pertanyaan Parjo. Parjo yang makin penasaran pun bertanya lagi “ Emm, dede’ Eti marah ama ayang Jo ya?”. Mendengar pertanyaan Parjo yang kedua, akhirnya Parti buka suara, “Huuuuh... apaan cii...pake ngerayu segala, aku lagi ga pengen diganggu” sahut Parti sambil bersungut-sungut.

Parjo pun tak kehilangan akal, berbekal pengalamannya yang malang tapi tidak melintang di dunia per-rayuan, Parjo pun mulai melakukan jurusnya. Parjo ikut-ikutan diam. Apapun gerakan Parti diikutinya. Parti bertopang dagu, Parjo juga ikut bertopang dagu. Parti menarik nafas panjang, Parjo juga menghela nafas panjang (kalau istilah kerennya dalam NLP namanya building rapport, huehehe...).

Daan... berhasil... Tak berapa lama kemudian Parti buka suara lagi, “ Aye kesel ama ayang Jo, huh dasarr... “ sungut Parti. Parjo pun menjawab “ Lho... bagaimana bisa kesel?” (Nah ini pertanyaan bagus ni, tidak bertanya “mengapa” tapi “bagaimana”, jadi strukturnya bakal kelihatan—NLP lagi)

Parti pun menjawab “ Lhoo... kok malah tanya sih,  Harusnya Kamu Ngertii doong, kita kan udah lama kenal, kalau aku gini tu biasanya karena apaaa...” teriak Parti karena jengkel. Parjo hanya tersenyum, lalu berkata” Oooh... dede’ Eti lagi mules karena kebanyakan makan sambel yaa” tanya Parjo penuh selidik.

Mendengar pertanyaan Parjo, Parti justru teriak semakin kencang “Huuuu... dasar, pria tak pengertiaan... bukaaaan... kenapa siih ga ngerti jugaaaa, harusnya kamu ngertiii dooong yaaang...” .

Dasar Parjo memang pria sabar, Parjo pun tersenyum, lalu menanggapi ucapan Parti. Begini kata Parjo “ de’ Eti, coba ayang Jo mau tanya, dede’ tahukah apa yang ada dalam pikiran ayang Jo?”. Parti menjawab “ Ya engga tahulah, gimana bisa ngerti orang ga bilang apa-apa” sungut Parti. Parjo tersenyum lebar dan bertanya lagi “coba tebak deh, siapa tahu bener, hehe...” kata Parjo sambil tetap tersenyum kepada Parti. “Lagi mikirin utang kali, atau lagi mikirin cewek lain” Jawab Parti sekenanya.

Spontan Parjo tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Parti. “Hahaha... ayang tidak akan menyalahkan jawabanmu de’, karena jawabanmu adalah benar, menurut sudut pandangmu, walaupun aslinya tidak tepat. Pertanyaanku, bagaimana agar dede’ bisa mendapatkan jawaban yang tepat dari ayang Jo?”

“Yaa... ayang Jo harus menyampaikan ke Eti doong apa yang dirasain” jawab Parti sekenanya. 

Parjo pun tersenyum puas dan berkata “AaaHa... itu dia yang ayang maksudkan... sampai kapan kita akan main tebak-tebakan terus, mengasumsikan bahwa orang lain pasti tahu apa yang kita rasakan, memangnya sepanjang hubungan kita bakal Cuma ada komunikasi batin saja begitu?? Bukankah makna komunikasi adalah ketika kita mendapatkan respon yang sama seperti yang kita inginkan dari lawan bicara kita? Nah, kalau tidak mendapatkan, siapa dong yang salah? Ya yang menyampaikan informasi. Udah tahu hanya dengan ngambek itu tidak menyampaikan informasi apapun, pengennya dimengerti, ya kalau pengen dimengerti, sampaikanlah dengan kata-kata juga dong, kan persepsi orang terhadap sesuatu itu bisa beda-beda, berdasarkan pengalaman, apa yang dibaca, yang sering didengerin, dari pergaulan, dll”

Mendengar jawaban Parjo yang panjang kali lebar, Parti pun akhirnya mengerti, kembali tersenyum dan dibuatkanlah Parjo segelas kopi hitam yang harum baunya...