Sunday, December 9, 2012

Tentang Kecerdasan Seseorang (bagian dua)


Masih menurut buku Sekolahnya Manusia karya Munif Chatib, dalam buku tersebut dijelaskan bahwa ada beberapa poin penting yang menjadi keyakinan Garder dalam menyikapi kecerdasan seseorang :

  • Kecerdasan tidak dibatasi oleh tes formal, Orang sering menilai kecerdasan seseorang berdasarkan tes IQ-nya saja. Padahal dilihat dari sejarah IQ (yang dicetuskan oleh Alferd Binet, seorang psikolog) ada banyak kontroversi, salah satunya adalah terkait permintaan penguasa saat itu untuk membedakan status sosial seseorang. Seperti diketahui pada saat itu, konflik antara buruh dan penguasa cukup besar dan keberadaan tes ini seolah-olah untuk melakukan judgement tertentu terkait status sosial. Seorang engarang buku Smart Baby, Clever Child, yaitu Valentine Dimitriev, memang mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan otak manusia. Faktor tersebut adalah faktor genetik dan lingkungan. Namun aturannya adalah seperti ini, tidak banyak yang bisa dilakukan orang tua untuk mengubah warisan gen bayi, tetapi sangat banyak faktor yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan lingkungan, guna meningkatkan potensi perke mbangan seorang anak. Kecerdasan manusia selalu berkembang dinamis. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang dapat dilihat dari kebiasaan seseorang. Dan seperti kita ketahui, kebiasan adalah perilaku yang dilakukan secara terus menerus. Kebiasan untuk melatih kreativitas dan menyelsaikan permasalahn secara mandiri adalah beberapa cara yang pas untuk melatih kecerdasan seseorang.

  • Kecerdasan itu multidimensi, Berbeda dengan para ahli lain yang memberikan label tertentu pada kecerdasan seseorang, seperti Alferd Binet dengan IQnya, Daniel Goleman dengan EQnya, Paul Scholtz dengan AQnya, Gardner tidak membatasi dan memberikan label "multiple" (jamak/ majemuk).  Maksudnya adalah bahwa kecerdasan seseorang itu akan terus berkembang, karena kecerdasan seseorang adalah proses kerja otak seseorang sampai orang tersebut menemukan kondisi akhir terbaiknya. Menariknya kondisi akhir terbaik seseorang ini tidak terbatas pada satu kondisi saja.

  • Kecerdasan adalah proses discovering ability, MI meyakini bahwa setiap orang pasti memiliki kcenderungan kecerdasan jenis tertentu yang itu bisa ditemukan melalui proses pencarian kecerdasan. MI juga menyarankan agar lebih banyak mengeksplorasi kelebihan / potensi yang dimiliki seseorang dari pada mengeksplorasi kelemahan yang dimiliknya. Karena memang tak ada manusia sempurna, setiap manusia ditakdirkan untuk berpasang-pasangan, termasuk untuk apapun yang melekat pada dirinya. Bahkan beberapa tokoh terkenal di dunia ternyata memiliki kombinasi ini (Kelebihan di satu sisi dan kelemahan di sisi lain). Contohnya : Agatha Christie, kemampuan Linguistiknya luar biasa, tetapi beliau ternyata pernah didiagnosis mengalami learning disability. Bill Gates, memiliki kecerdasan Logis-Matematis, ternyata beliau pernah didiagnosis mengalami disleksia, dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment