Thursday, November 24, 2016

Tentang Psikologi Positif - What and Why (Part 2)



Pada sebuah video yang berjudul “The New Era of Positive Psychology” (diunggah di situs www.TED.com, dibuat pada bulan Februari 2004), Martin E. P. Seligman, salah satu tokoh pencetus psikologi positif, menyampaikan paparannya mengenai bagaimana proses munculnya kajian tentang psikologi positif ini. Seligman mengatakan bahwa sudah lebih dari 60 tahun, dunia psikologi bergerak dengan the disease model. Walaupun demikian, tidak dipungkiri bahwa dengan investasi senilai kurang lebih 30 Milyar dolar yang dilakukan oleh the National Institute of Mental Health, telah banyak menghasilkan berbagai macam penemuan baru tentang mental illness. Masyarakat menjadi paham tentang apa dan bagaimana klasifikasi tentang mental illness dan penyebab terjadinya. Tidak hanya itu, solusi penanganannya (treatment) pun semakin lama juga semakin variatif dan tentu saja itu sangat bermanfaat untuk masyarakat luas.

Walaupun demikian, tetap ada beberapa potensi permasalahan menurut Seligman, saat psikologi masih menggunakan disease model. Permasalahan yang pertama adalah terkait dengan moral. Seolah-olah dunia psikologi dan psikiatri hanya melihat sisi seorang manusia saat dia mengalami permasalahan, mengabaikan faktor bahwa manusia bisa memilih dan membuat keputusan serta bertanggung jawab atas apa yang terjadi atau dilakukannya.

Permasalahan kedua adalah saat kita akhirnya melewatkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan normal yang dimiliki oleh seseorang. Kita melupakan untuk sekedar membuat orang yang memang benar-benar tidak memiliki masalah yang berarti menjadi semakin puas dalam hidupnya. Semakin produktif dengan segenap sumber daya yang dimilikinya.

Permasalahan ketiga yaitu saat intervensi yang dimunculkan terlalu difokuskan pada penanganan masalah atau orang-orang yang bermasalah sehingga justru membuat intervensi untuk membuat orang lebih bahagia menjadi jarang terjadi, positive intervention.

Disebabkan hal-hal tersebut, Seligman bersama Nancy Etcoff, Dan Gilbert, Mike Csikszentmihalyi bekerja sama untuk merumuskan sebuah hal yang disebut dengan psikologi positif. Terdapat tiga tujuan penting dimunculkannya psikologi positif ini yaitu :

1.    Psikologi sebaiknya juga memiliki fokus dalam mencermati kekuatan manusia, tidak hanya konsen di sisi lemah manusia saja.
2.    Psikologi sebaiknya juga memiliki fokus dalam membangun potensi atau kekuatan manusia, tidak hanya berfokus pada bagaimana cara memperbaiki atau mengobati permasalahan mental yang dihadapi manusia.
3.    Psikologi sebaiknya juga memiliki fokus dalam menciptakan pola didik dan pola asuh yang mendukung kehidupan seseorang yang normal agar menjadi semakin bahagia juga semakin cerdas

Seligman dan rekan-rekannya berharap bahwa di masa depan disiplin ilmu psikologi positif ini bisa semakin berkembang, membuat kehidupan seseorang jauh lebih berharga dan bermakna. Seligman mendefinisikan psikologi positif ini sebagai :
Sebuah disiplin ilmu yang berfokus tentang pengalaman subjektif yang positif dari seseorang, tentang karakter baik yang dimiliki seseorang, tentang keberadaan lingkungan positif yang mendukung terciptanya kualitas hidup yang baik dari seseorang yang bisa mencegah munculnya efek patologis saat seseorang menghadapi tantangan dalam hidupnya”1

Berdasarkan definisi di atas, ada tiga pilar utama dari psikologi positif yaitu pengalaman positif yang bersifat subjektif dari individu. Pilar selanjutnya adalah karakter positif dari seorang individu baik itu kekuatan maupun kebaikan yang dimilikinya. Adapaun pilar ketiga adalah keberadaan institusi positif termasuk komunitas yang mendukung untuk perkembangan positif seseorang2.

Definisi lain tentang psikologi positif disampaikan oleh Gable dan Haidt (2005) beliau berdua mendefinisikan psikologi positif sebagai :
“Sebuah studi tentang kondisi dan proses apa saja yang mendukung atau memberikan kontribusi terhadap perkembangan optimal dari seseorang, kelompok maupun institusi”2

Psikologi positif terus berkembang, walaupun keberadaannya juga tidak luput dari kritik. Ada yang menganggap bahwa jika dikatakan ada istilah psikologi positif berarti selain itu adalah psikologi negatif dan munculnya psikologi positif ini disebabkan minimnya pengetahuan tentang psikologi negatif yang dipelajari. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah keberadaan psikologi positif ditujukan untuk membuat pola keseimbangan pada pembelajaran di dunia psikologi sendiri2 agar orang awam tidak beranggapan bahwa psikologi hanya selalu berkutat dengan pertanyaan what’s wrong with you (Seligman, 2004).

Kritik selanjutnya menyebutkan bahwa mereka yang belajar tentang psikologi positif berpotensi gagal untuk menyadari keberadaan sisi negatif yang mungkin muncul dalam kehidupannya. Menanggapi kritik ini, keberadaan psikologi positif bukan untuk untuk menggantikan hal-hal yang bersifat patologis, kondisi sedih ataupun kondisi disfungsional yang dialami oleh seseorang. Keberadaan psikologi positif adalah untuk membuat orang paham tentang kemampuan manusia untuk melakukan resiliensi, tentang potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh manusia dan kemudian mengintegrasikannya dengan pengetahuan apapun yang telah ada sebelumnya.

No comments:

Post a Comment