Menurut
perspektif humanisme, maka saat orang terlibat dengan narkotika atau
sejenisnya, bisa jadi disebabkan karena kurangnya penerimaan pada lingkungan
terdekatnya. Kurangnya penerimaan ini mengakibatkan mereka kurang memiliki self concept yang baik dan akhirnya
memilih bergabung dengan kelompok tertentu yang lebih bisa menerimanya. JIka
kelompok tempat dia bergabung memberikan pengaruh kaitannya dengan penggunaan
obat-obatan atau alcohol, maka tentu saja sangat mungkin seseorang ini terpengaruh
oleh lingkungannya.
Adapun
kalau kita tinjau dari sisi budaya, misalnya saja terkait dengan perilaku minum
alkohol. Setiap budaya memiliki preferensinya masing-masing untuk obat
psikoaktif tertentu dan memiliki pelarangan masing-masing untuk subtansi-subtansi
yang dianggap tidak diterima. Misalnya saja di korea, para anggotanya
diharapkan minum banyak alkohol pada acara-acara tertentu. Kalau di Indonesia
misalnya adanya tradisi minum arak di Bali sebagai bagian dari perayaan atau
upacara tradisional. Pada Negara-negara yang secara perkembangan sisi
ekonominya kurang berkembang , bisa jadi membatasi ketersediaan obat atau
alkohol sehingga prevalensi pengguna narkotika menjadi rendah.
Untuk
penanganannya, secara biologis bisa dilakukan proses yang disebut dengan agonist substitution. Subtitusi agonis
ini adalah penggantian suatu obat yang membuat seseorang mengalami
ketergantungan dengan obat lain yang memiliki kandungan kimia serupa. Digunakan
untuk ketergantungan subtansi. Bisa juga menggunakan antagonist drugs, obat-obatan yang berfungsi untuk memblokir atau
menangkal efek obat-obatan psikoaktif.
Penanganan aversif juga bisa dilakukan
yaitu dengan cara meresepkan obat yang membuat pemakaian subtansi yang
disalahgunakan itu menjadi sangat tidak menyenangkan.
Pemberian
fasilitas rawat inap untuk pengguna narkotika ini juga akan membantu untuk
mengisolasi yang bersangkutan dari faktor-faktor yang mungkin menjadi stimulus
untuk keinginan pemakai menggunakan lagi. Program Twelve Steps yang disarankan oleh alcoholic Anonymous juga bisa digunakan dengan melakukan variasi
antara poin-poin di dalamnya.
Aversion
Therapy juga bisa digunakan sebagai salah satu solusinya. Terapi ini
menggunakan model conditioning penggunaan
substansi dipasangkan dengan sesuatu yang sangat tidak menyenangkan seperti
kejutan listrik singkat atau perasaan mual. Controlled
drinking untuk peminum alkohol yaitu mengajari peminum untuk minum dengan
tingkat moderat.
Penanganan
secara tradisional, biasanya masyarakat mempercayakan pada dukun atau tokoh
agama yang dianggap mumpuni untuk menyelesaikannya. Pondok-pondok pesantren
yang sekaligus sebagai tempat rehabilitasi untuk narkoba banyak terdapat di
beberapa daerah di Indonesia. Salah satu terapinya adalah seperti yang
dipaparkan di video dimana terapinya dilakukan dengan menenggelamkan pasien ke
dalam air dingin dan berasal dari sumber mata air selama beberapa detik. Selain
itu, pasien diajak mengikuti lomba makan kerupuk dan mengambil uang koin dari
sebuah terong. Menurut pengasuh pondok pesantren, Ustadz Ikhsan Maulana, terapi
ini dimaksudkan agar syaraf-syaraf pasien yang tegang atau yang tertutup
menjadi terbuka kembali dan harapannya pasien bisa sembuh. Ada proses
pengkondisian dan pengalihan untuk aktivitas pasien dengan tidak dibolehkannya
pasien berinteraksi dengan lingkungan luar, sekaligus ada penanganan secara biologis
dengan melibatkan unsur-unsur alam.
No comments:
Post a Comment