Teringat pada sebuah exercise yang diberikan pengampu mata kuliah positive psychology, Dr. Neila Ramdhani, M.Si, M.Ed, saat di pertemuan pertama kuliah. Beliau meminta seluruh peserta kuliah membuat tiga kotak kosong dalam sebuah kertas. Sebut saja kotak pertama, kotak kedua dan kotak ketiga.
Kotak pertama diminta mengisi tentang
apa yang saat ini menjadi sebuah masalah dalam hidup dan saya pun mengisinya
dengan kalimat “mengalami kesulitan dalam hal komitmen terhadap waktu yang
telah disepakati dan atau direncanakan”. Menarik sekali, saat menuliskan isian
di kotak pertama ini, maka pikiran saya berfokus kepada hal atau peristiwa apa
saja yang mendukung pernyataan ‘masalah’ yang saya tulis. Berbagai macam hal
saat saya janjian terlambat, dengan mudahnya membatalkan janji, melewatkan
banyak hal yang seharusnya diikuti dan masih banyak lagi.
Waktu untuk mengerjakan kotak pertama
pun habis. Kami pun diminta melanjutkan mengisi kotak kedua, yang isinya
merupakan jawaban dari pertanyaan “Hal apa yang membuatmu senang?” Jawaban yang
saya tuliskan pada kotak kedua ini adalah “Saat saya bisa bersyukur dengan
sepenuh hati atas sekecil apapun anugerah Tuhan yang di ‘titip’ kan kepada
saya”. Berbeda dengan yang pertama, saat saya menuliskan jawaban untuk kotak
kedua ini, pikiran dan perasaan saya seolah berlomba untuk menemukan hal-hal
atau peristiwa apa saja yang bisa saya syukuri atau bahkan memunculkan hal-hal
yang selama ini terlewatkan untuk saya syukuri. Muncul perasaan tenang, damai, ah.. rasanya begitu menyenangkan.
Sebelum melanjutkan untuk mengisi
kotak yang ketiga, bu Neila pun meminta kami untuk menuliskan positive strength, apa saja hal yang
membuat kita menjadi berdaya, menjadi kuat, menjadi positif. Terdapat begitu
banyak hal positif, karakter positif kalau kita mau mengumpulkannya, walaupun
kalau saya sendiri mengumpulkannya menjadi tiga hal, yang sekaligus menjadi
prinsip hidup saya yaitu Loving God,
Blessing Others and Self Improvement.
Melakukan aktivitas yang kaitannya dengan kecintaan terhadap Tuhan, kemanfaatan
kepada sesama dan semangat untuk terus bertumbuh dan berkembang dengan terus
belajar. Saat menuliskan beberapa hal tersebut, semakin semangat saja rasanya,
semangat untuk mendayagunakan semua titipanNya dengan sebaik-baiknya.
Pembahasan pun dilanjutkan, mengisi
kotak ketiga. Pada kotak ketiga, kami diminta mengisi tentang apa saja yang
dipelajari setelah mengisi dua kotak sebelumnya dan setelah menuliskan positive strength. Menurut saya, hal
penting yang saya dapatkan yaitu proses menjadi ngeh tentang kondisi pikiran dan perasaan yang berbeda saat mengisi
kotak pertama dan kedua. Pertanyaan yang berbeda akan membuat fokus pikiran dan
perasaan kita menuju pada jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan tersebut.
Sangat menarik dan betapa pikiran kita begitu cerdas untuk memunculkan ingatan
di masa lampau, mengkreasi sebuah gambaran jawaban yang bahkan tidak pernah
terpikirkan, yang semuanya muncul untuk menguatkan apapun jawaban dari pertanyaan
yang kita ajukan tersebut.
Aktivitas mengisi tiga kotak kosong
tersebut di atas adalah aktivitas pembuka yang digunakan sebagai pengantar oleh
bu Neila untuk memberikan landasan dasar mengenai apa itu disiplin ilmu positive psychology dan apa sebenarnya
tujuan dimunculkannya positive psychology,
What (and Why) Positive Psychology.
No comments:
Post a Comment