Jika happiness diterjemahkan sebagai bahagia, maka definisi bahagia
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan
atau perasaan senang dan tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan): -- dunia
akhirat; hidup penuh. Definisi ini tentu saja merupakan definisi yang
sangat umum sekali. Adapun penterjemahan menurut masing-masing individu bisa
menjadi berbeda. Maka untuk memudahkan dalam penyampaian, kata happiness dalam tulisan ini akan tetap
dituliskan sama, tidak diterjemahkan sebagai bahagia.
Hampir setiap orang menginginkan happiness dalam hidupnya bahkan menjadi
tujuan hidupnya. Happines juga
menjadi salah satu indikator dari kualitas hidup seseorang, bagaimana seseorang
merasa puas dalam hidupnya. Penelitian yang dilakukan oleh Heady dan Veehoven
(1989) menyatakan bahwa orang akan merasa puas dalam hidupnya saat bisa
memberikan performa yang baik dalam aktivitasnya dan juga mampu menerima saat
terjadi kesenjangan antara apa yang dia harapkan dan realitas yang dialaminya4.
Happiness
merupakan sebuah
emosi positif yang didefinisikan secara subjektif oleh tiap individu dan
menjadi salah satu bahasan utama dalam psikologi positif. Kesulitan
mendefinisikan happiness lebih
disebabkan oleh aspeknya yang sangat luas dan juga mendalam3.
Tiap-tiap individu tentu saja memiliki pandangan yang sangat subjektif jika
diberikan pertanyaan tentang hal apa yang bisa menyebabkannya bahagia. Para
ahli masih memperdebatkan mengenai apa saja sebenarnya faktor yang memunculkan happiness pada diri seseorang. Pada satu
penelitian disebutkan bahwa faktor spiritual menjadi faktor utama penyebab
happiness, namun ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa kemampuan untuk
berteman dengan baik dan kemampuan memaafkan menjadi faktor penentunya4.
Sebuah penelitian dilakukan pada 467 siswa
setara SMA (usia 14-18 tahun) di Yogyakarta dengan jumlah siswa laki-laki
198 dan jumlah siswa perempuan 269
siswa, untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan mereka bahagia4.
Hasilnya dari total 467 responden, jika diurutkan berdasarkan prosentase
terbesar maka kondisi happiness yang
mereka rasakan disebabkan oleh :
1.
Faktor
keluarga
2.
Faktor
pencapaian atau prestasi
3.
Faktor
spiritualitas atau agama
4.
Faktor
pertemanan
5.
Faktor
keberadaan waktu luang
6.
Faktor
uang
Berdasarkan keenam faktor di atas,
secara ringkas disimpulkan bahwa ada tiga sumber utama untuk munculnya happiness pada remaja. Ketiga faktor
tersebut adalah :
1.
Interpersonal
relation (keluarga, teman, bisa mencintai dan merasa dicintai)
2.
Self
Fullfillment (prestasi, uang, waktu luang)
3.
Relations
with God (spiritualitas)
Dalam perkembangannya, kajian tentang happiness ini terus dilakukan. Happiness sendiri adalah salah satu
dimensi pengukuran dalam psikologi. Berkembangnya psikologi positif membuat
penelitian tentang happiness semakin banyak bermunculan. Salah satunya
adalah keberadaan subjective well being (SWB)
yang sering digunakan dalam banyak asesmen tentang kebahagiaan individu5
Para ahli pun melakukan penelitian
untuk menentukan determinan dari happiness
itu sendiri. Lyubomirsky misalnya, menyebutkan bahwa ada tiga faktor
penting yang berpengaruh terhadap chronic
happiness level. Tiga hal tersebut adalah set point, atau seperangkat kondisi atau keyakinan yang dimiliki
oleh individu dalam memaknai kebahagiaan yang sulit untuk diubah. Kemudian
berikutnya adalah Intentional activity,
melakukan aktivitas yang dilakukan dengan kesadaran dan yang terakhir adalah
faktor circumstances, faktor
demografis, faktor geografis, budaya, termasuk juga past experience yang pernah dialami oleh individu6
Kajian tentang happiness ini tentu erat kaitannya dengan keberadaan happiness sebagai salah satu bagian dari
positive emotion. Bagaimana peran
emosi positif kaitannya dengan psikologi positif? Menurut Barbara Fredrickson
(2011) emosi positif bisa dikatakan sebagai sarana bagi individu untuk
berkembang baik secara individu maupun sosial. Emosi positif mendukung untuk
membangun sumber daya internalnya seperti7 :
1.
Memperluas
sudut pandang seseorang terhadap sesuatu yang akhirnya beriringan dengan
sekumpulan tindakan yang mendukung
2.
Mengurangi
kondisi emosi negatif yang berkepanjangan
3.
Sebagai
bahan utama untuk resiliensi psikologis
4.
Membantu
membangun resiliensi psikologis dan pemicu untuk munculnya peningkatan dalam
kemampuan mengelola emosi
Satu hipotesis yang dimunculkan yaitu
emosi positif berpengaruh pada kesehatan fisik seseorang, walaupun hipotesis
ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, secara umum, emosi positif
sangat erat kaitannya dengan optimalnya fungsi fisik dan psikologis dari
seseorang7.
No comments:
Post a Comment