Sunday, June 30, 2013

Kembali Kepada Niat

Segala amal perbuatan kembali kepada niatnya.
Salah satu perkataan mulia yang barangkali pernah kita dengar atau kita baca. Yah, niat memang memegang peranan penting dalam memberikan nyawa  dalam setiap aktivitas yang kita lakukan.

Seperti kita ketahui bersama, selalu ada maksud mengapa Tuhan menciptakan kita di dunia ini. Dalam sebuah firmanNya dikatakan "dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu". Sebuah pernyataan yang sangat jelas dariNya bahwa apapun yang manusia lakukan di dunia ini, seharusnya selalu menuju kepadaNya, bukan kepada yang lain.

Untuk selalu membuat kita ngeh tentang hal ini, maka kita perlu membiasakan diri kita untuk mengasah kesadaran kita dalam mensetting mengenai intensi atau niat ini. Oke, mari kita mulai dari hal sederhana terkait ibadah kita. Misalkan saja kita berdoa, boleh memang kita berdoa karena niatnya ingin meminta sesuatu. Namun alangkah indahnya saat kita berdoa dengan menyadari bahwa yang namanya doa itu adalah perintahNya (Maka berdoalah kepada-Ku , niscaya akan kuperkenankan bagimu). Jadi niatnya bigimina sebaiknya? Bisa jadi seperti ini , bismillah.. Ya Allah...karena Engkau memerintahkan saya untuk berdoa, maka saya akan berdoa dalam rangka menjalankan perintahMu ini. Lalu.... berdoa...

Contoh lain apalagi? Misalnya kita mau sholat. Tidak salah memang saat kita mau sholat itu karena ingin mendapatkan ketenangan dan sebagainya. Namun akan lebih baik saat kita sadar dengan meniatkan seperti ini. Ya Allah engkau memerintahkan hamba untuk sholat, sehingga saya jalankan ini dalam rangka menjalankan perintahMu. Mengenai efek setelah sholat kita menjadi tenang damai dan bahagia, itu adalah efek dan merupakan konsekuensi dari niat yang telah kita sampaikan.

Yang lainnya? Mari kita lanjutkan esok harii.... :)

Tuesday, June 25, 2013

Kupu-Kupu ; Bercerita Tentangmu


Beberapa hari yang lalu, saya mengikuti acara pengajian di masjid dekat rumah tempat saya tinggal di Jogja. Karena menjelang bulan Ramadhan, maka ustadz yang mengisi pun membahas mengenai bagaimana mempersiapkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

Selain topik tentang Ramadhan, beliau sempat bercerita mengenai bagaimana kita bisa belajar dari hewan yang bernama kupu-kupu. Beliau menyampaikan, dari kupu-kupu, sebenarnya kita bisa belajar mengenai bagaimana seharusnya manusia berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Ah, keren sekali ini, pikir saya waktu itu. Ternyata memang benar, berikut penggambaran kupu-kupu dikaitkan dengan manusia menurut versi bapak ustadnya.

Pertama, kupu-kupu itu kalau terbang teratur, tidak oyak-oyakan (balapan terbang). Tidak saling menyerobot satu sama lain. Mereka terbang dengan harmonis. Seolah-olah memahami peran dan fungsinya masing-masing. Alangkah indahnya juga apabila manusia seperti itu. Memahami peran dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga terciptalah yang disebut dengan keseimbangan hidup.

Kedua, Kupu-kupu itu, hinggap di manapun tidak pernah menimbulkan kerusakan. Bahkan ketika hinggap di bunga, justru bisa memberikan manfaat (dalam proses fotosintesis). Seandainya manusia memiliki prinsip ini, maka kebahagiaan akan bertebaran di mana-mana. Saat manusia saling peduli satu dengan yang lain. Saat keberadaan manusia selalu dirindukan oleh orang-orang sekitar karena kebaikan dan manfaatnya. Bukankah ini sejalan juga dengan sebuah kalimat mulia, sebaik-baik mamnusia adalah manusia yang mampu memberikan manfaat untuk lingkungannya.

Ketiga, Kupu-kupu tidak asal dalam memilih makanan dan mereka makan secukupnya. Mereka hanya makan apa yang memang mereka perlukan dalam kehidupan mereka. Mereka tahu makanan mana yang itu menjadi santapan mereka dan makanan mana yang itu sebaiknya menjadi santapan hewan yang lain. Mereka tahu kapan mereka perlu untuk makan, kapan perlu mencukupkan makan. Dalam dunia per-manusia-an, setiap orang diciptakan di dunia ini dengan rejekinya masing-masing. Tak usahlah saling berebut, justru seharusnya saling berbagi. Mensyukuri apa yang menjadi haknya, membagikan apa yang menjadi hak orang lain.

Keempat, Kupu-Kupu itu seluruh bagian tubuhnya terbalut dengan rapi dan indah. Gampangnya (kalau kata pak ustadz) kupu-kupu itu menutup auratnya, hehe... Oleh karena itu, kupu-kupu biasanya enak dilihat entah apapun 'pakaian'nya. Baik itu kupu-kupu hitam, putih, kuning, warna-warni, dsb. Bukankah manusia juga demikian adanya? Siapa yang bisa menjaga 'aurat'nya, maka dia akan menjadi sosok yang dicintai dan dihormati. Tentu tidak hanya tampilan fisik saja yang terbalut busana rapi, tetapi juga bagaimana 'membalut' rohani dengan pakaian iman dan taqwa.

Kelima, sebelum menjadi kupu-kupu yang indah, ada sebuah fase 'bertapa' yang harus dilalui oleh sang ulat yaitu menjadi kepompong. Kalau diamati, saat 'bertapa' ini, posisi kepala kupu-kupu biasanya di bawah. Manusia di dunia ini pada dasarnya sedang diminta untuk 'bertapa' bukan? Oleh karena itu, sebagaimana kupu-kupu yang kepalanya di bawah saat 'bertapa', manusia diminta untuk memperbanyak 'sujud'. Melakukan aktivitas sehari-hari dengan sadar dan penuh makna bahwa semua hanya dariNya dan untukNya.  

Semoga bermanfaat, sugeng enjang.
*Salaman*

Saturday, June 15, 2013

Warming Up Session!!



Alkisah ada sebuah suku di sebuah pedalaman kerajaan Puter yang terkenal karena ketahanan tubuhnya. Penduduk suku ini mampu berlari 100 km tanpa henti, bahkan tetap dengan detak jantung yang normal. Bagi mereka semua, itu berlari sejauh 100 km adalah hal yang sudah biasa mereka lakukan.

Ihwal mengenai kekuatan suku ini akhirnya sampai ke Baginda Raja Halimuter-muter. Raja memerintahkan prajuritnya agar mengikutsertakan beberapa orang dari suku ini untuk mengikuti lomba lari antar kerajaan yang akan dilaksanakan beberapa minggu lagi. Maka dipilihlah beberapa pemuda yang kuat badannya agar mereka bisa memenangkan perlombaan nantinya. 

Pada hari pelaksanaan perlombaan, para utusan dari kerajaan Puter ini mengikuti lomba lari sejauh 30 km. Baginda Raja Halimuter-muter sudah sangat yakin bahwa peserta dari kerajaannya-lah yang akan memenangkan pertandingan. Kalau 100 km saja sudah biasa, apalagi kalau hanya 30 km, demikian batin sang Raja.

Namun kenyataannya ternyata sangat jauh berbeda. Para utusan dari kerajaan Puter tidak ada satupun yang memenangkan perlombaan lari ini. Semuanya tercecer di belakang, walaupun tidak ada satupun dari mereka yang berhenti atau tidak berlari. Mendapati kenyataan tersebut, Sang Raja akhirnya penasaran, dan bertanyalah sang Raja kepada para utusannya tersebut.

"Wahai para utusan, aku heran pada kalian, bukankah jarak 100 km bagi kalian sudah biasa? Kenapa hanya jarak 30 km saja kalian tidak mampu memenangkannya?" demikian tanya Sang Raja.

Mendengar pertanyaan sang Raja, salah satu dari utusan itu pun menjawab, "Ampun beribu ampun baginda, sungguh kami tidak diberitahu sebelumnya bahwa lomba lari ini hanya menempuh jarak 30 km. Kami mengira lomba ini 100 km sehingga di 30 km yang pertama, kami gunakan untuk pemanasan kami dulu. Maafkan kami baginda" kata utusan sambil terus menunduk.

Baginda Raja Halimuter-muter pun tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban dari salah satu utusannya tersebut. Rasa penasaran beliau terjawab sudah, ternyata mereka kalah bukan karena mereka tidak mampu, tapi mereka tidak tahu bahwa sebenarnya jarak lomba yang mereka ikuti baru seperempat dari jarak yang mereka biasanya mampu dan mudah untuk melakukannya.

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna. Walaupun kesempurnaan manusia terletak pada ketidaksempurnaannya. Sebagai makhluk ciptaanNya, manusia dibekali dengan berbagai macam potensi agar manusia bisa survive menghadapi berbagi macam tantangan dalam hidup ini. Sejauh apa batasan potensi yang dimiliki manusia? Tak ada satupun manusia yang mampu menjawabnya. Jika menilik dari salah satu namaNya yang mulia yaitu Maha Kuasa, maka tak ada yang tak mungkin jika Dia telah berkehendak.

Maka bolehlah (dengan segala keterbatasan yang dimiliki manusia), kita mengasumsikan bahwa manusia punya potensi yang tak terbatas. Artinya, potensi yang sudah kita keluarkan sampai saat ini guna menjalani hidup barangkali baru nol koma nol...nol...nol...sekian dari total potensi yang kita miliki. 

Jadi, saat kita merasa capek, kalah, merasa lelah, merasa sudah tak ada ide dan semangat untuk melanjutkan amanah atau aktivitas yang sedang kita jalani, bolehlah kita mengatakan "Hmm, tenaang INI BARU PEMANASAN, tunggu aksi saya selanjutnya yang lebih baik lagi".

Anda siap untuk melanjutkan aksi positif Anda dalam perjalanan hidup Anda dengan penuh antusias? Mari!!

Salam damai dan bahagia
*Salaman*

#Inspired from "Pemimpin Bersuara Emas" karya RH Wiwoho

Serial Amazing Words (1) "Tapi" dan "Meskipun"

taken from drjitesharora.com
Satu kata berjuta makna. Ungkapan klise yang barangkali sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Betapa luar biasanya pengaruh kata-kata dalam keseharian kita. Bagaimana sebuah pilihan kata mampu mengubah respon pendengarnya.

Baru saja saya membaca sebuah artikel dari buku salah satu pakar NLP di Indonesia yaitu bapak RH Wiwoho yang berjudul “Pemimpin Bersuara Emas”. Dalam buku tersebut berisi beberapa artikel pendek yang isinya sangat renyah , sederhana dan mudah dipahami. Menggambarkan begitu luar biasanya pemahaman pak RH Wiwoho ini mengenai aplikasi NLP dalam kehidupan sehari-hari.

Artikel yang saya baca ini membahas mengenai “tapi” dan “meskipun”. Sama-sama merupakan kata sambung, namun ketika diterapkan dalam sebuah kalimat, bisa menimbulkan makna yang berbeda bagi pembacanya atau bagi siapapun yang mengucapkannya sendiri.

Oke, mari kita praktikkan dalam beberapa contoh kalimat berikut ini.

(1)  Aku akan melakukan yang terbaik ……..Aku belum tahu caranya
(2) Aku ingin tersenyum kepadanya …. Ucapannya membuatku kecewa
(3) Dia begitu bijaksana …… wajahnya tak begitu menarik

Nah, sekarang, mari kita isi titik-titik yang ada dengan kata “tapi” dan “meskipun”. Maka kalimat pertama akan menjadi :

a.    Aku akan melakukan yang terbaik, tapi aku belum tahu caranya
b.    Aku akan melakukan yang terbaik, meskipun belum tahu caranya

Sudah melihat perbedaannya? Pada kalimat a, keinginan positif di awal (untuk melakukan yang terbaik) kemudian menjadi terhapus karena penempatan kata “tapi” di tengahnya. Fokusnya berubah dan cenderung menguatkan kalimat yang kedua.

Bedakan dengan kalimat yang b, penekanan tetap berada dalam kalimat yang pertama. Seolah-olah kalimat yang kedua hanya sebagai penambah informasi saja dan fokus tetap terjaga pada kalimat pertama yang mengarah kepada hal positif yang ingin dilakukan.

Oke, kita lanjutkan ke kalimat kedua dan ketiga.

(2) a. Aku ingin tersenyum kepadanya, tapi ucapannya membuatku kecewa
     b. Aku ingin tersenyum kepadanya, meskipun ucapannya membuatku kecewa
(3) a. Dia begitu bijaksana, tapi wajahnya tak begitu menarik
     b. Dia begitu bijaksana, meskipun wajahnya tak begitu menarik

See? Sudah semakin terlihat perbedaannya? Aha!! Dan saya menjadi penasaran tentang seberapa besar keinginan Anda untuk segera praktikkan pengetahuan ini untuk membantu orang-orang di sekitar Anda. Sambil Anda mulai berpikir kapan anda akan praktikkan pengetahuan ini, mungkin anda mulai menyadari betapa luar biasa pengaruh sebuah kata. Sehingga membuat Anda semakin tertarik untuk mempelajarinya.

Kata “tapi” jika diterapkan dalam kalimat yang berpasangan, cenderung mengaburkan makna kalimat awal yang mendahuluinya dan menguatkan kalimat yang diletakkan sesudahnya.
Kata “meskipun” jika diterapkan dalam kalimat yang berpasangan, cenderung tetap menjaga makna dari kalimat yang mendahuluinya dan seolah mengesampingkan keberadaan kalimat yang diletakkan sesudahnya.

Bagaimana penerapannya? Sangat fleksibel! Mau lebih paham? Mari sama-sama praktikkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pamit rumiyin, kapan-kapan kita lanjutkan lagi.
*Salaman*


Thursday, June 13, 2013

The Go - Giver

Buku ini menurut saya sangatlah menarik untuk dibaca. Menyajikan sebuah tips yang sungguh berharga. Tips yang seolah biasa saja tetapi sebenarnya memiliki makna yang dalam adanya.

Dalam buku ini diceritakan bagaimana sosok Joe yang berupaya untuk mencari tahu apa sebenarnya makna kesuksesan yang sebenarnya. Pada akhirnya, oleh rekannya diminta oleh seseorang yang sering disebut dengan ‘orang tua’. Nama orang tersebut adalah Pindar.

Pindar ini akhirnya membantu Joe untuk menemukan apa yang dicarinya dengan cara mempertemukannya dengan beberapa rekannya. Beberapa pertemuan yang membuat Joe memahami mengenai 5 hukum kesuksesan dalam hidup. Walaupun syarat untuk mendapatkan ke 5 hukum ini bukanlah hal yang mudah. Setiap hari di waktu makan siang, Pindar akan meluangkan waktu untuk bercerita dan mempertemukan Joe dengan rekan-rekannya yang sukses itu.

Lalu apa syaratnya? Jika dalam satu hari Joe telah mendapatkan satu hukum, maka di hari yang sama, haruslah dipraktekkannya. Jika tidak, tak ada kesempatan untuk bertemu Pindar di hari selanjutnya. Untuk apa? tentu saja melanjutkan petualangannya untuk melengkapi 5 hukum kesuksesan yang ingin dipelajarinya dari Pindar, sosok yang banyak orang begitu mengaguminya. Berikut adalah kelima hukum-hukum itu.

Pertama adalah nilai anda ditentukan oleh seberapa banyak yang bisa Anda berikan dalam bentuk nilai lebih daripada pembayaran yang Anda peroleh.

Berbuat baik kepada orang lain tak akan pernah melukai diri kita sendiri.  Seperti halnya cerita Pindar yang pada waktu ingin kencan pertama kali dengan pacarnya dulu. Saat ingin masuk rumah pacarnya, dia sangat grogi, tak berapa lama, lewatlah seorang laki-laki tua yang seolah tak melihatnya dan menabraknya. Laki-laki tua itu akhirnya meminta maaf kepada Pindar karena telah membuatnya tidak nyaman. 

Apa yang Pindar lakukan? Alih-alih menjadi semakin marah karena merasa menang, Pindar justru berkata “Oh tidak, saya tidak apa-apa. Kepala saya kuat sekali. Saya justru khawatir Anda cidera karena  sengaja ingin mengadu kepala Anda dengan kepala saya”. Jawaban yang membuat si laki-laki tua ini tertawa. Dan guess what? Laki-laki tua ini ternyata adalah ayah pacarnya yang sampai pada saat Pindar menceritakan kisah ini, telah menjadi istri Pindar.

Oleh Pindar, Joe dipertemukan dengan sahabatnya yang dulunya adalah penjual hotdog dan sekarang telah menjadi seorang pemilik kafe minuman juga mengembangkan bisnis property. Rekan Pindar yang pertama ini menceritakan bagaima bisnisnya berkembang dari hanya menjual hotdog sampai akhirnya menjadi berhasil seperti sekarang ini. Ternyata kuncinya adalah memberikan lebih dari apa ekpsektasi mereka.

Ernesto, nama sahabat Pindar ini memiliki keahlian untuk mengingat warna favorit dari setiap pelanggannya, mengingat moment-moment special dari anak-anak yang datang. Karena keunikannya, anak-anak yang datang mengajak teman-temannya. Lalu menceritakan kepada orang tua mereka. Orang tuanya mengajak rekan-rekannya juga ke warung Ernesto dan jadilah Ernesto sosok yang dikenal, disukai orang lain dan akhirnya dipercaya untuk menjadi partner bisnis para pelanggannya.

Lalu bagaimana Joe menerapkan hukum yang pertama ini?

Selepas makan siang bersama Pindar, Joe kembali ke kantornya. Tak lama kemudian, telepon berbunyi. Ternyata itu dari temannya yang mengabarkan bahwa dia tak bisa membantu untuk merekomendasikan kantor Joe guna memenangi sebuah proyek besar. Tentu saja Joe sedih dan tak ingin berlama-lama berbincang dengan rekannya tersebut. Namun, Joe ingat untuk menerapkan hukum yang perrtama ini. Apa yang dia lakukan? Dia meminta temannya itu untuk menunggu sebentar, lalu Joe mencari sebuah kartu nama seseorang dan merekomendasikan ke temannya tersebut karena pemilik kartu nama ini akan bisa membantu untuk menyelesaikan proyek besar itu. Joe telah berhasil mengalahkan egonya. Joe justru memberikan rekomendasi ke temannya untuk menghubungi salah satu pesaing besar perusahaannya dalam bisnis yang sama.

Joe LULUS!!

Hukum kedua, pendapatan Anda ditentukan oleh berapa banyak orang yang Anda layani dan sebaik apa Anda melayani mereka.
--to be continued--


Wednesday, June 12, 2013

Nyanyian Nurani

Engkau berbisik merdu
Sentuhanmu melembutkan kalbu
Mengikis tembok-tembok kesombongan
Meruntuhkan keperkasaan egoisme

Tanpamu aku bagai debu
Atau bahkan bukan debu
Hampir tak terlihat
Tak terasa

Maka biarkan aku sejenak bermanja denganmu
Berdua berbagi rasa
Sesuatu yang sudah lama ingin kau dengar
Sehingga engkau memanggilku

Maka biarkan aku bersandar
Pada kokohnya kasihmu
Mengijinkannya kembali berpendar
Mengisi setiap bagian dalam raga ini
Juga jiwa di dalamnya

Lalu tetaplah bersamaku kekasih
Terangi setiap jengkal langkah
Tuntun aku menikmati jalan penuh pesona
Menyusuri setiap garis arah yang kau tetapkan
Untuk kemudian …
Kembali bertemu…



Sunday, June 9, 2013

Edisi 1,2,3,4,5 (Part 1)

Picture taken from Theinspirationroom.com

Menuliskan judul 1,2,3,4,5, bukan berarti kali ini kita akan membahas atau mengutak-atik seputar hitung-hitungan. Bukan berarti juga akan membahas kalimat gombal yang mengandung unsur 1,2,3,4 seperti dialog berikut ini,

+"Yank, kamu tahu ga sih kalau hubungan kita itu ibarat angka"
- "Lho kok bisa, angka berapa emangnya?"
+"Itu lhoo..rangkaian angka 1,2,3,4, masak u gag teu (bahasa alay muncul)"
- "Iiih..cuueeeer (swear maksudnya), emang apaan ciih?"
+" Gini lhoo.. 1 itu AKU, 2 itu KAMU, 3 itu KITA, 4 itu CINTA"
- "Co..cweeeetttoooss (sambil guling-guling)"

Ahahhaha...sekedar untuk intermezo saja brother and sister semua... Anyway, mari kita lanjutkan. Unsur 1,2,3,4, dan 5 ini saya kutip dari sebuah buku yang saya baca sekitar tahun 2007, buku yang sangat luar biasa isinya. Merupakan buku lanjutan dari buku CHANGE karya Rhenald Kasali, judul buku ini adalah Re-Code Your Change DNA. Ada beberapa kalimat yang sangat menarik :

1 kata yang terpenting adalah, Change!
2 kata terindah di hati manusia, Terima Kasih.
3 kata yang menghimpit di hati, Negeriku Sulit Berubah.
4 kata yang membunuh, Negeriku Tidak Bisa Berubah.
5 kata yang memanggil, Negeriku Butuh Aku untuk Berubah.

Kata perubahan atau CHANGE adalah kata yang sering didengungkan oleh banyak pihak. Mulai dari motivator, politisi, presiden, menteri, dosen, dan masih banyak lagi. Walaupun tidak sedikit juga yang kemudian menjadi resisten dengan kata-kata ini. Seolah-olah hanya menjadi pemanis bibir saja tapi di lapangan jarang sesuai dengan apa yang disampaikan.

Sebenarnya kalau mau melihat lebih jauh, kata CHANGE ini memang melekat dalam kehidupan kita sebagai seorang manusia. Seperti yang kita alami kaitannya dengan pertumbuhan kita dari kecil sampai dewasa. Dari mulai bayi yang hanya bisa menangis, kemudian merangkak, bisa berjalan berlari, makan sendiri, mandi sendiri, dan seterusnya. Ada tahapan-tahapan yang harus kita lalui di dalamnya. Apa itu? Yap, tahapan-tahapan perubahan. Artinya berubah adalah fitrahnya manusia, untuk mengarahkan perubahan menuju kebaikan, kita dibekali akal dan hati dan tubuh.

Sebuah perkataan bijak mengatakan, perubahan terjadi setiap saat, maka setiap saat perubahan itu harus diciptakan. Kemudian ada lagi yang mengatakan, tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Dan masih banyak kalimat-kalimat lain yang serupa, yang menekankan pada pentingnya perubahan.

Ada 3 macam tipe orang dalam menyikapi sebuah perubahan yang ingin dilakukan.
Pertama, mereka yang begitu mendapat ide perubahan, mereka tertarik untuk mengikuti ide perubahan karena memang bisa diterima dengan logika berpikir mereka.
Kedua, mereka yang cenderung menunggu mengenai keberadaan bukti berupa hasul nyata dari adanya perubahan tersebut. Setelah terlihat betul apa hasilnya, baru mereka mulai mempertimbangkan untuk ikut berubah.
Ketiga, mereka yang sangat resisten sekali dengan perubahan apapun yang ada di sekitarnya. Pemikiran mereka ini terlalu kolot, perlu perjuangan yang ekstra untuk meyakinkan kelompok terakhir ini.

Bagaimana memulai perubahan yang efektif? Apa kaitan perubahan dengan kalimat "terima kasih" (baca :syukur)? Kita bahas di artikel lanjutannya ya..
*sudah malam :D

Sosok itu Bernama Mahasiswa (Part 1)

Picture taken from fikrimet05.wordpress.com

Terbangun di pagi hari, menyadari bahwa dunia baru telah menanti. Dunia yang sungguh berbeda dari sebelumnya. Sehari-hari yang biasanya dekat dengan keluarga, sekarang paling tidak seminggu sekali baru bertemu. Sehari-hari yang biasanya full mengikuti pelajaran dari jam 7 sampai jam 2 atau bahkan lebih sore lagi, sekarang sehari paling hanya beberapa mata kuliah saja. Pergaulan yang dulunya lokal satu kota saja, sekarang harus berinteraksi dengan pribadi-pribadi baru dari hampir seluruh kota di Indonesia. Dan masih begitu banyak hal lain yang semuanya serba baru...

Memutuskan untuk belajar di perguruan tinggi dan menyandang status sebagai mahasiswa, tentu bukanlah hal yang sederhana. Ada begitu banyak tantangan yang harus dilalui. Kalau dilihat dari statusnya saja, sudah bukan seorang siswa lagi, tapi MAHA siswa. Tingkatan yang jauh lebih tinggi dari pada seorang siswa. Tingkatan yang seharusnya juga mencerminkan perubahan pola pikir dan perilaku yang lebih baik dari pada perillaku dan pola pikir seorang siswa.

Namun sayangnya, tidak banyak yang memahamkan dirinya dengan baik pengertian MAHAsiswa ini saat memasuki dunia perkuliahan. Anggapan sederhana yang seringkali muncul adalah bahwa kuliah itu melanjutkan SMA, kuliah saja yang benar, dapat IPK baik, lulus cepat dan diterima di perusahaan atau lembaga bonafide.

Akibatnya saat kuliah hanya fokus mengejar nilai saja, tanpa berpikir untuk belajar hal-hal lain yang bisa membantu untuk perubahan karakter menjadi lebih baik lagi. Tidak salah memang hanya belajar saja di kelas, tetapi alangkah baiknya dengan status MAHAsiswa ini jika, sekali lagi, harus memiliki pola pikir yang lebih dibandingkan seorang siswa. Kalau pada saat kuliah hanya belajar di kelas saja, itu artinya sama dengan pada saat jaman sekolah dulu.

Salah satu dosen saya dulu pernah berujar seperti ini "Saat kamu lulus nanti, seharusnya tidak hanya lulus nilainya, tetapi juga lulus untuk karakternya. Karakter pemuda-pemudi yang sudah siap mendarmabaktikan 'ilmu' nya dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Tidak hanya egois mengejar kepentingan pribadi, tapi juga mendistribusikan sebuah kemanfaatan yang besar kepada lingkungannya"

Kalau kita berbicara mengenai kebermanfaatan kita di masyarakat, betapa masih sangat banyak ilmu yang kita pelajari lagi. Ilmu berkomunikasi, leadership, berpikir kreatif, peka tehadap keadaaan, kecerdasan 'srawung', dan masih banyak lagi. Itu artinya, selain hanya kuliah saja, diperlukan juga untuk belajar ilmu soft skill yang lain sebagaimana tersebut di atas. Lalu bagaimanakah membangun kesadaran untuk semuanya?

to be continued... Part 2

Sunday, June 2, 2013

Show Must Go ON!!



Saat ragamu berkata
Aku lelah sahabat
Katakanlah..
Baiklah... mari istirahat sejenak
Dan mari lanjutkan
Karena
Show Must Go On!

Saat pikirmu berbisik
Sudah seadanya saja
Tak usahlah memaksa
Katakanlah
Mari kita menambah sumber daya lagi
Belajar.. Membaca..
Karena
Show Must Go On!

Saat hatimu meragu
Berjalan pelan untuk sebuah keputusan
Katakanlah
Mari kita diskusikan
Mari mohonkan petunjuk
Lalu segera mantapkan langkah
Karena
Show Must Go On!

Maka temukanlan makna
Maka temukanlah pembeda
Maka temukan cinta
Maka bersatulah dengan cahaya
Dan teruslah melaju
Show Must Go On!

Hadirkan wajah-wajah bahagia
Hadirkan suara-suara penuh syukur
Hadirkan wajah-wajah penuh kasih
Hadirkan pelukan hangat nan menenangkan
Lalu satukan semua
Show Must Go On!

#Inspired from The Show Must Go On  - Queen

Seri Syukur (1) : Menjaga Kesehatan

Sudah kita pahami bersama bahwa orang hidup ini selayaknya tukang parkir. Kalau tukang parkir tugasnya adalah menjaga titipan motor atau mobil dari pemiliknya. Sedangkan kita sebagai manusia, tugasnya adalah menjaga titipan atau amanah dari Allah sebaik-baiknya. Apa saja itu? Banyak sekali, salah satunya adalah titipanNya berupa tubuh ini. Lalu bagaimana cara menjaga dan mensyukurinya?

Tidak lain tidak bukan adalah dengan cara merawatnya dengan baik. Selain itu dengan mempergunakannya sebagaimana mestinya untuk sebuah niatan kebaikan. Kedua hal ini saling terkait menurut saya. Tubuh tanpa dirawat dengan baik tidak akan sehat dan otomatis ketika tidak sehat maka fungsinya untuk bisa bermanfaat sudah pasti berkurang. Pun demikian juga saat tubuh kita terawat dengan sangat baik, tetapi kemudian tidak dipergunakan untuk sebuah kebaikan, maka itu juga berarti titipanNya tersebut belum dijaga dengan baik. 

Tidak ada pengecualian usia mengenai kapan waktu yang tepat untuk melakukan kedua hal tersebut di atas. Bahkan ketika sedari muda atau bahkan kecil membiasakan untuk menjaga keduanya, tentu akan lebih baik lagi. Menjaga pola makan, menjaga pola istirahat, rutin olah raga adalah beberapa diantaranya yang bisa kita lakukan untuk menjaga titipanNya berupa tubuh ini. Ibarat kata, inilah nutrisi fisik yang kita perlukan. Kemudian diseimbangkan lagi dengan asupan-asupan ilmu pengetahuan untuk nutrisi fikir kita. Kemudian melakukan aktivitas seperti berdzikir, sholat, sedekah dsb sebagai nutrisi batin kita. 

Saat nutrisi fisik, pikir, dan batin sudah terkontrol dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah menyadari betul bagaimana seharusnya tubuh dipergunakan untuk menebarkan sebanyak mungkin kemanfaatan bagi sekitarnya. 

#Ketika saya menuliskan artikel ini, sekaligus saya juga berkomitmen untuk menjaga rutinitas olah raga setiap hari dan cukup minum air putih serta mengatur pola makan dan istirahat dengan baik dan penuh kesadaran(tidur tidak melebihi jam 11 malam, kecuali ada acara insidental yang memang mengharuskan sampai malam)

Dan semoga video yang sungguh inspiratif ini semakin menguatkan kesadaran kita semua untuk menjaga amanahNya dengan sebaik-baiknya. Senantiasa bersyukur agar semakin ditambahkan nikmatNya kepada kita semua.


Saturday, June 1, 2013

Only Time Will Tell (2)

Melanjutkan kembali tulisan sebelumnya mengenai "Only Time Will Tell". Kali ini saya ingin menuliskan sebuah kisah yang semoga semakin menyadarkan diri kita akan pentingnya sebuah waktu. Bagaimana seharusnya kita mensyukuri setiap detik waktu yang masih diberikanNya kepada kita. Bagaimana seharusnya kita memberikan perhatian terbaik terhadap siapapun orang-orang terdekat kita. Bagaimana seharusnya kita mengoptimalkan potensi apapun yang dimiliki untuk memberikan sebanyak mungkin kemanfaatan kepada sesama. Menyadari betul keberadaan diri sebagai seorang hamba yang wajib berbakti kepada "BOSS" Yang Maha Agung, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.


Tersebutlah ada seorang ibu yang memiliki satu anak laki-laki yang masih kecil. Namun karena kesibukannya, sangat jarang sekali sang ibu ini bisa bersama anaknya dalam kesehariannya. Bahkan pada hari libur sekalipun, karena saking banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan oleh ibu ini. Suaminya pun sama sibuknya dengan si ibu ini. Pada suatu hari, ibu ini ditugaskan oleh kantor tempat dia bekerja untuk pergi ke luar kota. Mengetahui ibunya akan pergi, sang anak pun merengek meminta ibunya untuk memandikannya terlebih dahulu sebelum berangkat ke luar kota.

Namun karena sudah terburu-buru harus berangkat, permintaan anaknya ini tidak ditanggapinya. Ibu ini kemudian hanya berkata “ besok ya nak, kapan-kapan kalau ibu luang, ibu akan mandikan kamu”. Selalu begitu perkataan ibu ini untuk setiap permintaan anaknya. Entah sudah berapa kali diulangnya.
Akhirnya berangkatlah ibu ini ke luar kota. Masa tugas beliau di luar kota ini selama 1 minggu. Untuk sementara (dan seperti biasanya) tugas merawat anak diserahkan kepada pembantunya. Tepat pada hari ketiga, ibu ini mendapat kabar dari pembantunya bahwa anaknya sakit dan si anak terus menyebut nama ibunya. Mendengar kabar ini, si ibu ini menjadi bimbang, antara pulang ke rumah atau tetap melanjutkan tugasnya. Dalam telepon akhirnya pembantunya diminta membawa anaknya ke dokter atau rumah sakit untuk diperiksa dan si ibu memutuskan untuk tetap melanjutkan kerjanya.

Pada hari keempat, pembantunya menelepon lagi bahwa anak si ibu ini ternyata harus opname di rumah sakit dengan kondisi yang sudah lemah. Tanpa berpikir panjang, ibu ini pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Perlu waktu beberapa jam untuk sampai ke rumah sakit tempat anaknya dirawat. Namun sayang sekali, begitu sampai di rumah sakit, ternyata nyawa anaknya sudah tidak tertolong lagi. Mengetahui hal ini, menjadi sangat sedihlah si ibu. Sambil terus menangis di dekat jenazah anaknya, ibu ini pun teringat permintaan terakhir anaknya untuk dimandikan oleh ibunya. Sebuah permintaan yang akhirnya dilakukan oleh si ibu, namun dengan keadaan anaknya yang sudah meninggal.

Only Time Will Tell...

Senyumku Untukmu

Taufik Hidayat, siswa SDN Mayungsari, Bener, Purworejo

Kakak...lihatlah badanku ini, sekilas aku terlihat makmur sentosa ya. Bisa jadi ada yang menyangka aku bukan anak desa  dengan wajahku yang imut ini. Namun ketahuilah kakak... aku ini adalah siswa sebuah SD di wilayah perbatasan Purworejo dan Magelang. Iya, SD ku tempat aku belajar adalah SD Mayungsari, kecamatan Bener Purworejo. Kalau kakak-kakak yang belum tergabung di Inspirator Muda Purworejo ingin berkenalan denganku, silakan bisa menemuiku di SD Mayungsari, 45 menit dari kota Purworejo. Namaku Taufik Hidayat, sekarang aku baru kelas 3, tahun ini aku akan naik di kelas 4.

Melihat wajahku yang super imut dan menggemaskan ini, pasti kakak-kakak akan senang bertemu denganku. Aku juga penurut kok kalau diajari. Semoga aku bisa selalu bertemu dengan kakak-kakak yang bisa memberikan inspirasi kepadaku. Inspirasi untuk menjadi seorang pemuda yang hebat nantinya. Pemuda yang bisa berperan untuk memajukan bangsa Indonesia.

Doakan aku ya kak, dukung aku agar aku bisa mengembangkan potensiku sebaik-baiknya. Agar aku bisa menjadi seorang yang bermanfaat. Dengan tetap membawa unsur imut pada diriku. Sehingga banyak orang yang bahagia dengan keberadaanku. Selalu ada senyuman tulus dariku untukmu wahai kakak-kakak yang telah dengan tulus mendoakan dan mendukungku selalu. Semoga kakak semua selalu dimudahkan untuk setiap angan dan cita-cita. Semoga kebaikan yang telah kakak semua tanam akan berbuah kebaikan pula, bahkan kebaikan yang lebih besar lagi. Senyumku untukmu...Doaku padamu..

Salam,


Taufik Hidayat

#tulisan yang saya posting juga di website ini
www.inspiratormuda.org