Sunday, July 28, 2013

Lembayung Bali (Part 1)

Pertama kali mendengar lagu berjudul "Lembayung Bali" adalah saat bersama rekan-rekan Inspirator Muda Purworejo dipertemukan dengan alumni Indonesia Mengajar di Magister Administrasi Publik UGM. Saat itu kami difasilitasi oleh Bapak Dwi Atmaji, beliau adalah salah satu direktur di Bappenas. Oleh pemateri (namanya mbak Oka) lagu ini dijadikan background music dari movie yang berisi foto-foto beliau selama bertugas di salah satu daerah terpencil di Kalimantan.




Eh...begitu di- searching di Google, ternyata lagu ini termasuk stok lagu lama.Lho..kok saya ndak tahu yaa.. And finally ini liriknya : 

Menatap lembayung di langit Bali
dan kusadari betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
bebas berandai memulang waktu

Hingga masih bisa kuraih dirimu
Sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
Bilakah diriku berucap maaf
Masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu
oh cinta

Teman yang terhanyut arus waktu
Mekar mendewasa
Masih kusimpan suara tawa kita
Kembalilah sahabat lawasku
Semarakkan keheningan lubuk

Hingga masih bisa kurangkul kalian
Sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
Tegar melawan tempaan semangatmu itu
oh jingga

Hingga masih bisa kujangkau cahaya
Senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
Tak terbangun dari khayal keajaiban ini
oh mimpi

Andai ada satu cara
Tuk kembali menatap agung surya-Mu

Lembayung Bali

Entah apa maksud asli dari si pencipta lagu ini. Kalau melihat video klipnya sih, lagu ini menceritakan mengenai kisah persahabatan antara dua orang. Persahabatan yang pada suatu harus terpisahkan karena sesuatu yang terjadi di antara mereka. Lagu ini dimaksudkan untuk mengenang masa-masa indah yang pernah mereka lalui dulu.

Ya tapi itu menurut video klipnya dan menurut beberapa ulasan mengenai lagu ini. Bagi saya, lagu ini terasa spesial karena emosi yang muncul saat saya mendengar lagu ini adalah mengenai semangat untuk mengabdi. Semangat untuk berbagi, menjadikan diri menjadi bermanfaat bagi orang lain. Apalagi gambar yang muncul bersama lagu ini adalah saat mbak Oka ini berinteraksi dengan adek-adek sekolah dasar tempat mbak Oka bertugas sebagai pengajar muda.

Betapa masa saat kita menjadi seorang anak adalah masa yang sangat menyenangkan. Masa dimana kita bebas mengekspresikan apa saja tanpa perlu dibatasi oleh pemikiran-pemikiran yang membelenggu. Masa di mana seolah apa saja bisa kita dapatkan, tanpa khawatir akan terjadi sesuatu yang akan menghambat terwujudnya keinginan itu.

Ah barangkali karena sosok anak kecil ini lebih dekat kali ya hubungannya dengan Tuhan. Jiwa mereka, pemikiran mereka, belum terlekatkan oleh sekat-sekat yang berpotensi meruntuhkan keimanan kita kepadaNya. Oleh sebab jiwa dan pemikiran mereka sering ter-connect denganNya, sehingga dengan mudah mereka menyerap semua ilmu-ilmuNya. Dengan mudah mereka memunculkan suasana ceria kepada orang-orang di sekitarnya. Merekalah yang sering disebut sebagai pembelajar yang luar biasa. Menyerap ilmu, belajar tanpa tendensi apapun, karena 'sadar' bahwa ember di kepala mereka masih perlu diisi dengan berbagai macam ilmu dan pengalaman. 

Lalu perlukah kita kembali menjadi seperti mereka? Apa bisa? Apa gunannya. Hehe... pertanyaan ini silakan dijawab masing-masing saja. Kalau menurut saya, kalau kita berubah bentuk lagi menjadi seperti mereka, itu sesuatu yang mustahal (kakaknya mustahil), kecuali DIA berkehendak demikian,, hehe... Jadi yang bisa diakusisi dari anak-anak adalah pola pemikiran mereka. Rasa ingin tahu, melakukan sesuatu dengan totally, menjalankan sebuah proses dengan tulus tanpa embel-embel apapun, 'sadar diri' bahwa mereka adalah makhluk yang lemah dan bodoh yang membutuhkan banyak 'nutrisi' untuk melanjutkan hidup.

Dan tetiba berpikir, waah... seandainya masa kecil kita terkawal dengan pola pendidikan yang baik. Terbimbing dengan sosok-sosok yang mengerti bagaimana si anak kecil ini diarahkan, wow.... tentu luar biasa sekali bukan? Lalu siapa yang seharusnya bertanggung jawab untuk ini? Dinas pendidikan saja? Guru saja? Saya kira tidak. Setiap orang yang ngeh mengenai betapa besarnya peran pendidikan terhadap perkembangan pribadi, masyarakat, dan bangsa, seharusnya bersedia untuk melibatkan diri di dalamnya. 

Lha kalau belum ngeh? Ya yang sudah lebih ngeh mengajak mereka untuk menjadi ngeh. Caranya? Semoga gerakan-gerakan seperti Indonesia Mengajar, Sekolah Guru Indonesia, UGM Mengajar, Inspirator Muda Purworejo, akan menjadi media-media yang bisa memfasilitasinya...

Laah.. ini malah lembayung Bali-nya belum terbahas nih...hehehe.... kayaknya perlu nambah satu part lagi nih.... kalau dibahas di sini semua, takutnya kepanjangan. Biar ada jedanya juga kaan?

Okkeeh... cu to the next chapter, masih tentang Lembayung Bali...

Ndalu
*Salaman*

4 comments:

  1. tetiba aku jadi suka ini lagu :)

    ReplyDelete
  2. Saya juga jadi suka lagu ini karena penyanyinya adalah dosen S2 saya di UI.

    ReplyDelete
  3. Saya juga jadi suka lagu ini karena penyanyinya adalah dosen S2 saya di UI.

    ReplyDelete
  4. Saya sudah tau lagu ini sejak pertama muncul..sempat jadi top hits di bbrapa radio Surabaya

    ReplyDelete