Wednesday, July 31, 2013

Tersenyumlah Bersama Hatimu

taken from remaja.suaramerdeka.com

Tersenyumlah maka menjadi mudah untuk bahagia. Rangkaian kata yang barangkali sudah sering kita dengar atau baca dari seseorang atau dari buku-buku yang membahas mengenai kebahagiaan. Benarkah demikian? Mari kita diskusikan lebih lanjut.

Secara umum, senyum dibagi menjadi dua bagian yaitu senyum standar yaitu senyum yang berlokasi hanya di otot di sekeliling mulut dan senyum sejati (sering disebut dengan senyum Duchenne) yaitu yang menyebar sampai ke mata. Pernah ada sebuah video yang menggambarkan mengenai bagaimana kita tahu seseorang itu tersenyum tulus atau tidak berdasarkan ada atau tidaknya kerutan di matanya saat tersenyum. Bagaimana bisa? Karena senyum melibatkan pikiran bawah sadar yang kemudian memberikan sinyal tertentu kepada otot untuk menghasilkan senyuman yang tulus atau sebaliknya. 

Ada beberapa penelitian yang membahas mengenai manfaat tersenyum ini. Salah satunya yang dilakukan oleh Tara Krafft dan Sarah Pressman dari University of Kansas. Penelitian ini melibatkan 169 orang yang diminta untuk memasukkan semacam sumpit ke dalam mulutnya. Dari 169 orang ini, dibagi menjadi 3 kelompok. Satu kelompok diminta untuk melakukan senyum Duchenne. 

Satu kelompok diminta melakukan senyum netral. Satu kelompok lainnya diminta memasang ekspresi netral. Sambil tetap mempertahankan ekspresi mukanya masing-masing, para partisipan ini diminta untuk melakukan beberapa kegiatan yang memang diarahkan ke arah memunculkan stres. Selama para partisipan ini melakukan beberapa kegiatan tersebut. Peneliti melakukan pengukuran terhadap detak jantung dan level stress masing-masing partisipan.

Hasilnya sunguh menarik. Mereka yang melakukan senyum standar, ternyata level stressnya lebih rendah dibandingkan yang memasang ekspresi netral di wajahnya. Adapun mereka yang memasang ekspresi senyum Duchenne, memiliki tingkat stress yang lebih rendah dibandingkan dua kelompok lainnya. Mereka yang memasang senyum Duchenne ini juga memiliki detak jantung yang lebih rendah dibandingkan yang lain.

Kesimpulannya, saat sedang melakukan aktivitas dengan tingkat stress cukup tinggi, tersenyum bisa menjadi salah satu solusinya. Solusi untuk menjadikan diri kita lebih rileks sehingga mendukung untuk terselesaikannya aktivitas-aktivitas yang kita laksanakan.

Penelitian lain menyebutkan, gerakan tersenyum, akan membuat kelenjar pineal dalam otak mengeluarkan hormon Endorfin, yaitu zat sejenis morfin alami yang kekuatannya 200 kali dari morfin buatan. Endorfin ini membuat perasaan menjadi senang dan bahagia.

Pada kesempatan lain, sebuah survey pernah dilakukan mengenai perbandingan jumlah berapa kali orang tersenyum antara orang dewasa dan anak-anak. Dalam survey ini disebutkan bahwa dalam sehari, rata-rata anak-anak tersenyum 300 kali sehari. Bagaimana dengan orang dewasa? Orang dewasa hanya tersenyum rata-rata 15 kali sehari. Penelitian ini mengungkapkan mengapa anak-anak cenderung lebih bahagia dibandingkan orang dewasa.

Beberapa paparan di atas tentu saja semakin menguatkan kita bahwa ada begitu banyak manfaat dari tersenyum. Bahwa selain bisa bernilai ibadah, selain menyenangkan orang lain, ternyata senyum juga bermanfaat untuk mengurangi tingkat stress yang sedang kita hadapi.

Sekarang pertanyaan lanjutannya adalah bagaimana caranya agar kita bisa tersenyum dari dalam hati? Bukankah itu bukan sesuatu yang mudah? Betul, apalagi bagi mereka yang tidak terbiasa tersenyum kepada yang lainnya. Hanya saja, semuanya bisa kita latih, asalkan kita memang benar-benar tertarik untuk melakukannya. 

Tips-nya mudah, kuncinya adalah mengenai bagaimana memunculkan 'state' atau kondisi tubuh dan pikiran yang 'siap' untuk memberikan senyuman tulus. Nah, 'state' ini tercipta dari gabungan antara kondisi tubuh dan pikiran yang saling menguatkan. Dalam disiplin ilmu Neuro Linguistic Programming, ada sebuah presuposisi yang menyatakan demikian, mind and body connection and affect each other. Kondisi fisik dan pikiran manusia adalah saling mempengaruhi satu dengan yang lain. 

Perhatikan saat ada pemain bola yang mencetak gol, saat merayakannya, sangat jarang yang sambil menundukkan kepala dan berjalan pelan. Saat orang sedang sedih, tak mungkin juga kondisi tubuhnya sama dengan orang yang bersemangat. Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita tahu kondisi tubuh dan fikiran seperti apa yang kita perlukan untuk bisa tersenyum dari dalam hati?

Caranya, duduklah dengan nyaman. Kondisikan diri agar tenang, lalu ingatlah beberapa kenangan kita di masa lalu bersama orang-orang terdekat kita, yang saat kita mengingatnya kita merasa bahagia dan bisa tersenyum dengan tulus. Pilih salah satu yang paling berkesan dan membuat kita paling bahagia. 

Setelah memilih salah satu, maka dalam imajinasi kita masing-masing, bayangkan seolah-olah kita mengalaminya kembali. Seolah-olah kita kembali ke masa lalu, dengan keadaan dan orang-orang yang sama persis dengan yang kita alami dulu. Bayangkan, dengarkan, rasakan saat kita bahagia tersebut. Rasakan saat kita bisa tersenyum dengan tulus. 

Saat kita melakukannya, ingat betul bagaimana rasanya. Itulah 'state' yang kita perlukan untuk bisa tersenyum dengan tulus. Itulah 'state' yang akan memudahkan kita agar senyum kita membuat orang bahagia. Itulah yang perlu kita lakukan saat kita ingin tersenyum bersama hati kita.

Semoga bermanfaat.

2 comments: