Wednesday, July 31, 2013

Pangeran Bumi dan Putri Bulan

taken from langitberita.com

Alkisah terdapatlah sebuah kerajaan Bumi yang mempunyai putera Mahkota yang bernama Pangeran Bumi. Pangeran Bumi mempunyai kebiasaan khusus jika ingin mendapatkan ide-ide baru dalam rangka menjalankan tugas-tugas dari Raja Bumi, kebiasaan itu adalah menyendiri di sebuah tempat yang nyaman dan berada di atas. Pada suatu malam saat Pangeran Bumi sedang duduk di sebuah tempat yang semua unsur bangunannya terdiri dari kayu, datanglah dua orang wanita dimana yang satu sudah sangat dikenalnya sedangkan sosok yang satunya belum pernah dikenalnya. Wanita yang sudah dikenal oleh Pangeran Bumi pun memperkenalkan temannya yang ternyata bernama Puteri Bulan. Mereka kebetulan ingin mampir sejenak di Bumi setelah beberapa saat melakukan perjalanan dari bulan. Setelah kenal akhirnya mereka bertiga berbincang dengan akrab. Singkat cerita, pertemuan ini menjadi pertemuan yang begitu berkesan bagi Pangeran Bumi dan ternyata dalam lubuk hati sang Pangeran, muncul perasaan yang berbeda terhadap sang Puteri Bulan.

Waktu terus berlalu, dari pertemuan yang tidak sengaja ini, Pangeran Bumi lalu mencari cara bagaimana bisa bertemu dengan Puteri Bulan. Akhirnya dikirimkanlah utusan untuk menyampaikan surat ke Puteri Bulan dan ternyata surat Pangeran Bumi pun berbalas dan walaupun tidak setiap saat bisa berkirim surat, sejak saat itu hubungan Pangeran Bumi dan Puteri Bulan menjadi semakin dekat. Apa yang dirasakan oleh Pangeran Bumi terhadap Puteri Bulan pun menjadi semakin kuat dari saat ke saatnya.

Suatu hari, Pangeran Bumi mendapatkan kabar bahwa Puteri Bulan akan mengadakan perjalanan ke Bumi bersama rombongannya. Betapa bahagianya sang Pangeran mendengar kabar tersebut, karena memang sudah sangat lama tidak bertemu dengan Puteri Bulan.

Pertemuan yang dinanti pun akhirnya terlaksana. Sebagai tuan rumah yang baik, Pangeran Bumi pun mengajak tamu dan rombongannya mendatangi beberapa tempat yang menarik di bumi. Kunjungan Puteri Bulan tidak berlangsung lama karena Puteri Bulan harus segera kembali ke bulan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

Setelah pertemuan yang kedua kalinya itu, Pangeran Bumi menjadi semakin tahu bagaimana sosok Puteri Bulan yang sesungguhnya. Dan walaupun dengan jarak yang begitu jauh, komunikasi di antara mereka pun tetap terjalin dengan baik. Beberapa kali Pangeran Bumi berkunjung ke bulan dan begitu juga sebaliknya. Pangeran Bumi pun merasa semakin yakin dengan perasaan yang dulu muncul di hatinya pada saat bertemu dengan Puteri Bulan pertama kalinya.

Pada suatu saat Pangeran Bumi bercanda dan menanyakan kepada Puteri Bulan, “wahai puteri, bagaimana jika suatu saat ada seseorang yang datang dan mengaku juga sebagai Pangeran Bumi dan ingin dekat dengan puteri?” Puteri Bulan yang mendapat pertanyaan tersebut justru bertanya kembali kepada Pangeran Bumi “Pangeran Bumi kan hanya satu, bagaimana kalau nanti justru ada banyak Puteri Bulan yang datang kepadamu wahai pangeran”.  Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Pangeran Bumi merasakan dua perasaan sekaligus, senang, sekaligus bertanya-tanya, apakah ini pertanda bahwa perasaanku bersambut ya, tapi apa jangan-jangan juga hanya aku saja yang berpikir berlebihan, gumam sang Pangeran.

Pangeran Bumi akhirnya menemui Gurunya, Begawan Sukma dan menceritakan perihal Putri Bulan kepada sang Begawan. Mendapat cerita dari muridnya, dengan bijak sang Begawan menanyakan kepada Pangeran Bumi “pangeran, apakah engkau memiliki perasaan yang berbeda kepada Puteri Bulan”. Sang Pangeran tampak tersipu mendapatkan pertanyaan dari sang Guru, dia pun menjawab “ sejujurnya iya guru, dari awal memang sudah ada rasa itu, dan sampai sekarang pun menjadi semakin kuat adanya” jawab Pangeran Bumi dengan tenang. Begawan Sukma pun kembali bertanya “ Lalu kenapa engkau tidak menyampaikannya secara langsung pangeran?”. Pangeran Bumi pun menjawab “ Mohon ampun guru, pertimbangan hamba adalah karena hamba masih ada beberapa tugas dari ayahanda Raja Bumi yang harus hamba selesaikan dulu dan sambil hamba juga memantapkan diri hamba untuk menyampaikannya, karena hamba berharap Putri Bulan-lah yang akan mendampingi perjalanan hidup hamba ke depan”. Mendengar jawaban Pangeran Bumi, Begawan Sukma pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Melihat gurunya masih belum memberikan tanggapan, Pangeran Bumi pun melanjutkan perkataannya “ selain itu, yang hamba tahu sekarang, Putri Bulan sedang menjalankan amanah juga di kerajaan bulan, hamba ingin memberikan kesempatan juga kepada Putri Bulan agar Putri menyelesaikan dulu beberapa amanahnya, sambil hamba juga mempersiapkan diri hamba sendiri, Puteri Bulan adalah seorang wanita yang sungguh luar biasa, sepertinya hamba perlu lebih memantaskan diri untuk mendapatkan cintanya, bagaimana kalau menurut Guru?” tanya Pangeran Bumi. Begawan Sukma pun menjawab “Baiklah pangeran kalau memang itu keinginanmu, lalu bagaimana jika ternyata Putri Bulan ternyata sama sekali tidak ada rasa apapun kepada Pangeran dan ternyata sebelum pangeran menyampaikan maksud pangeran, Putri Bulan justru memilih orang lain selain pangeran?” bertanya kembali sang Begawan.

Pangeran Bumi pun menghela nafas sejenak  dan kemudian menjawab pertanyaan sang guru “ Itu adalah resiko yang harus hamba terima dengan ikhlas guru, hamba juga sadar sepenuhnya bahwa tidak ada larangan apapun yang bisa melarang putri Bulan untuk tidak menerima pinangan orang lain, tapi yang jelas, selama memang belum ada orang lain yang menyampaikannya kepada Putri Bulan, hamba akan jaga perasaan ini baik-baik, karena perasaan ini adalah anugerah dari Tuhan dan bukan hal yang mudah bagi hamba untuk bisa memunculkan perasaan seperti ini” jawab pangeran Bumi.

“Jawaban yang bijaksana pangeran, lalu bagaimana engkau akan memaknai hubungan kalian ini” Begawan Sukma kembali bertanya kepada Pangeran Bumi. Mendengar pertanyaan sang Guru, pangeran Bumi pun menjawab “ kami bersahabat Guru, saling membantu dan mendukung sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, dan karena Putri Bulan jauh lebih muda dari saya, tentu hamba akan menganggapnya seperti saudara muda saya”

“Baiklah Pangeran, dari jawaban-jawaban yang kau berikan, guru menganggapmu sudah bijak dalam mengambil keputusan ini, pesan guru adalah jaga hubungan baikmu dengan Putri Bulan, jikapun memang nantinya kalian akan berjodoh tentu akan dipertemukan oleh Dia Yang Maha Kuat, sampai saat terbaik itu tiba, untukmu pangeran, segera selesaikanlah tugas-tugas itu dengan sebaik-baiknya dan pantaskanlah diri pangeran untuk bisa mendapatkan seseorang sebaik Puteri Bulan, dan bukalah segala kemungkinan terbaik yang akan Dia berikan kepada pangeran, kalaupun ternyata pada saat tersebut ternyata Puteri Bulan akhirnya memilih yang lain, maka seperti yang pangeran sampaikan tadi, pangeran harus dengan legawa menerimanya” Demikian nasehat sang Begawan.

“Baik guru, tentu akan hamba laksanakan nasehat guru ini, mohon doa guru semoga kami masing-masing mendapatkan pendamping hidup yang terbaik” demikian Pangeran Bumi mengakhiri percakapannya dengan gurunya dan akhirnya mohon pamit untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan Putri Bulan yang  belum sempat dijawabnya itu….


Bagaimana akhir kisah ini? Waaaah…. Tunggu inspirasi selanjutnya datang ya…hahahaha…. Kalau di dunia sekarang, penulis akan sarankan Pangeran Bumi untuk mendendangkan lagunya “Senandung Rindu” yang dinyanyikan Tohpati bersama Putu Sutha…. Hwehehehehe…..

1 comment:

  1. Yang diharapkan semoga semua bahagia... Pangeran Bumi bahagia, Putri Bulan juga bahagia. Dan semoga, menjadi salah satu kebahagiaan mereka,saat takdir memutuskan mempersatukan mereka. Semoga. Makanya om, bikin kisahnya yang bagus yaaa :)
    Oh ya om, Putri Bulan apanya sailormoon ya om?

    ReplyDelete