Monday, July 29, 2013

Lembayung Bali (Part 2)

Haloo jumpa lagi dengan lanjutan dari Lembayung Bali (part 1)..

(+) Tumben ente lanjutin Ji...biasanya kepending lama tuh
(-) Apanye Ji yang kepending lama?
(+) Nah itu biasanya kalau ente buat tulisan berseri, seri lanjutannya ga muncul2
(-) Hehe... iya yaa... takut idenya ilang lagi Ji.. pengalaman dah dari nyang kemarin
(+)Olraiiit baiklah Jii... lanjut dah kalau gitu...
(-) Nuhun Jiiii....

Mari kita posting lagi liriknya dan kita bahas satu per satu

Menatap lembayung di langit Bali
dan kusadari betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
bebas berandai memulang waktu

Hingga masih bisa kuraih dirimu
Sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
Bilakah diriku berucap maaf
Masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu
oh cinta

Teman yang terhanyut arus waktu
Mekar mendewasa
Masih kusimpan suara tawa kita
Kembalilah sahabat lawasku
Semarakkan keheningan lubuk

Hingga masih bisa kurangkul kalian
Sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
Tegar melawan tempaan semangatmu itu
oh jingga

Hingga masih bisa kujangkau cahaya
Senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
Tak terbangun dari khayal keajaiban ini
oh mimpi

Andai ada satu cara
Tuk kembali menatap agung surya-Mu

Lembayung Bali



melepaskan dari adanya unsur-unsur wilayah di lagu ini (Bali-red), yang saya tangkap lewat lagu ini adalah keberadaan sebuah kenangan yang sangat berharga saat berinteraksi dengan adek-adek siswa. Sebuah interaksi yang mengingatkan bahwa dulu kita pernah memiliki masa yang sama atau bahkan lebih indah dari apa yang mereka rasakan sekarang ini. Ada sebuah keinginan untuk mengenang kembali, mengalami kembali masa-masa itu. Masa penuh keceriaan dan kebahagiaan.

Dan sekarang senyatanya adalah diri ini sudah dewasa dan tak mungkin lagi menjadi anak-anak. Maka berinteraksi dengan adek-adek siswa ini seolah mendekatkan lagi dengan kenangan masa kecil itu. Sehingga yang tercipta pun suasana ceria. Sehingga yang tercipta pun adalah suasana bahagia. Ah... ingin rasanya mengucapkan maaf pada sosok "diri kecil" yang kini pun masih terus membersamai perjalanan hidup ini. Seandainya bisa kembali, ingin rasanya melakukan yang lebiiih banyak lagi saat masa-masa kecil dulu. Namun sudahlah... itu adalah masa lalu yang tak perlu disesali..

Sekarang, dengan segala pengalaman yang sudah kualami dulu. Menjadi salah satu tugasku untuk mengawal perjalanan adek-adek siswa ini. Menjadikan mereka memiliki pengalaman masa kecil yang jauh lebih indah dan bermakna. Ikut berpartisipasi menjadikan mereka menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter.

Sekarang, dengan segala ilmu yang telah kudapatkan. Maka ada sebuah tanggung jawab moral untuk menemani mereka dalam proses mewujudkan impian-impian yang mereka miliki. Sungguh bahagia menatap wajah-wajah penuh semangat, tawa mereka yang membangkitkan hasrat dalam diri untuk melakukan yang lebih baik lagi. Membakar semangat diri ini untuk melakukan lebih baik lagi dalam hidup, membenahi diri dan kehidupan. Agar semakin banyak kemanfaatan yang bisa diberikan. 

Untuk sebuah peradaban yang lebih baik lagi
Untuk Indonesia
Untuk memenuhi amanahNya sebagai hamba

No comments:

Post a Comment