Friday, December 21, 2012

Kisah Raden Salasite dan Buto Kungnombu



Alkisah di sebuah desa yang bernama Susumanjaya sedang dilanda musibah. Banyak kebun-kebun yang rusak, banyak warga yang akhirnya mengungsi karena takut di mangsa oleh seorang raksasa. Ya, raksasa ini telah beberapa hari mengusik kenyamanan penduduk desa Susumanjaya. Buto Kuwatir Ngarep Nonton Mburi, demikianlah nama panjang sang raksasa. Raksasa ini memakan semua hasil panen warga, merusak seluruh sumber daya alam yang dimiliki desa Susumanjaya.

Tak lama kemudian, datanglah seorang anak kecil dari negeri seberang. Demi mendengar kekacauan yang ada di desa Susumanjaya ini, berangkatlah anak laki-laki ini ke desa Susumanjaya. Nama anak laki-laki ini adalah Raden Saiki Lakonono Sik Tenanan, atau disingkat Raden Salasite. Begitu sampai di desa Susumanjaya, dihampirilah seorang anak kecil yang sedang berlari-lari. "Hai temanku, hendak ke mana engkau?"tanya Raden Salasite. "Kami mau mengungsi teman, di sana ada Buto Kungnombu yang telah memporak-porandakan desa kami" jawab anak laki-laki tersebut. "Oh begitu, baiklah... bersediakah kau menemani aku untuk menunjukkan di mana raksasa itu berada?" tanya Raden Salasite. "Jangan temanku, ikutlah pergi bersamaku, dari pada nanti kamu dimakan oleh raksasa itu"jawab anak laki-laki tersebut. 

"Tenang temanku, oleh guruku, aku telah dibekali ketapel dengan 4 buah batu bertuah ini, di tiap-tiap batunya sudah diberikan mantra untuk bisa mengalahkan raksasa itu"terang Raden Salasite. "Ah, mana mungkin bisa, ketapel ini terlalu kecil untuk bisa mengalahkannya" sanggah anak laki-laki itu. "Engkau salah temanku, raksasa itu terlalu besar sehingga lebih mudahlah ketapel ini mengenainya" jawab Raden Salasite. 

Melihat kesungguhan Raden Salasite, anak laki-laki itupun akhirnya bersedia mengantarkan Raden Salasite ke tempat di mana raksasa itu tinggal. Dalam perjalanan, Raden Salasite sempat menunjukkan simbol-simbol huruf yang ada di 4 batu bertuah itu, yaitu huruf T, I, U, dan D. Belum sempat Raden Salasite menjelaskan satu per satu, ternyata mereka berdua sudah sampai di tempat sang raksasa yang bernama Buto Kungnombu tersebut. "Ini tempatnya temanku" kata si anak laki-laki menjelaskan. "Baiklah teman, terima kasih. KIni mundurlah sebentar, aku akan mengarahkan ketapelku ini ke raksasa itu" jawab Raden Salasite.

Dilepaskanlah batu bertuliskan "T" ke Buto Kungnombu. Raksasa itu sempat kaget dan terjatuh, namun kemudian bangkit lagi. "hahaha.... aku tetap bisa bangun lagi untuk memakan semua sumber daya yang ada di desa ini" teriak Buto Kungnombu dengan sombongnya. Melihat buto Kungnombu yang masih bisa bangun, berturut-turut dilepaskanlah batu bertuliskan "U", batu "I" dan batu "D" ke arah badan sang Raksasa. Tak berapa lama, robohlah sang raksasa dan tidak bangun kembali.

Menyaksikan sang raksasa yang telah roboh tak berdaya, senanglah anak kecil yang mengantar Raden Salasite. "Wah.. kamu hebat sekali, kamu bisa mengalahkan raksasa itu" teriak anak laki-laki itu. Mendengar teriakan tersebut, Raden Salasite tersenyum, kemudian berkata " temanku, kita semua sebenarnya bisa mengalahkan raksasa itu". "Bagaimana caranya temanku?" tanya anak laki-laki itu. 

"Begini, kamu tahu namaku? Namaku Salasite, artinya Saiki Lakonono Sik Tenanan. Kemudian 4 batu itu adalah batu T yang artinya Tawakal, batu I yang artinya Ikhlas menjalani semuanya, batu U yang artinya Usaha maksimal dan batu D yang artinya iringi dengan Doa. Saat sekarang kita melakukan yang terbaik, diiringi dengan tawakal, ikhlas, usaha dan terus doa, maka dengan mudah kita akan mengalahkan raksasa yang bernama Buto Kungnombu ini" jawab Raden Salasite panjang lebar.

"oh...lalu siapa sebenarnya Buto Kungnombu itu" tanya anak laki-laki itu penasaran. "Buto Kungnombu adalah kependekan dari namanya yaitu Buto Kuwatir Ngarep Nonton Mburi. Saat kita selalu saja melihat masa lalu kita dan terus menyesal, ditambah lagi dengan kita selalu khawatir dengan apa yang akan terjadi di masa depan, maka itulah "raksasa" yang akan menggerogoti semua kemampuan yang kita miliki. Maka ambil hikmah dari masa lalu, syukuri dan lakukan yang terbaik saat ini dan bolehlah kita berharap masa depan yang lebih baik"

Anak laki-laki itu pun tersenyum lebar setelah mendengarkan penjelasan dari Raden Salasite. Dengan dikalahkannya Buto Kungnombu, maka bebaslah desa Susumanjaya dari musibah. Anak laki-laki yang menemani Raden Salasite, saat dewasa akhirnya diangkat menjadi pemimpin desa Susumanjaya dan menjadikan desa tersebut semakin makmur dari waktu ke waktu.

No comments:

Post a Comment