Saturday, October 12, 2013

Per-HATI-an!!


Seorang bijak pernah berkata, "kalau kau 'gunakan' hatimu saat melakukan aktivitasmu, maka hasil produksinya adalah ketulusan. Ketulusan akan memantik bahagia dan bahagia adalah energi positif yang diperlukan semua orang".

Sebuah perkataan yang menarik menurut saya. Melibatkan hati dalam setiap aktivitas adalah sesuatu yang tidak mudah, tetapi bisa dilakukan asal ada kemauan dan kesadaran dari pelakunya. Tidak mudahnya karena kita harus melawan sesuatu yang besar yang justru munculnya dari diri kita, ego. Melibatkan hati adalah pengertian. Melibatkan hati adalah saat perasaan saling terkoneksi muncul. Koneksi yang muncul karena pancaran ucapan ataupun aktivitas yang kita lakukan bisa ditangkap oleh sinyal hati sang penerima ucapan.

Bagaimana bisa terkoneksi? Tentu saat berada di frekuensi yang sama, di jalur yang sama. Mudahnya, dikeluarkan oleh 'hati' maka ditangkap pula oleh 'hati'. Wow, kok keren? Iya lah keren, urusan hati emang super keren. Wow, kok susah ya? Tenang, itu hal yang wajar, kita perlu banyak berlatih (termasuk yang nulis ini, hehehe...)

Belajar tentang ketulusan dan urusan per-HATI-an, barangkali kita bisa mendapatkan ilmunya dari anak-anak. Mereka itu kalau melakukan sesuatu sifatnya nothing to lose. Seolah tanpa tendensi. Kalaupun ada niatan, ya niatan yang tidak ada rentetan panjang di belakangnya. Tidak ada skenario khusus, kecuali apa yang mereka lakukan saat itu juga.

Nah, beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan pengalaman menarik mengenai per-HATI-an ini. Ini terjadi saat saya mengajar di SD Mayungsari untuk komunitas Inspirator Muda Purworejo . Saat saya berangkat mengajar, Ayah saya sedang terbaring di tempat tidur karena beliau baru mengalami kecelakaan. Sebenarnya berat untuk meninggalkan Ayah saya. Hanya karena saya sudah berjanji untuk berangkat hari itu, saya mohon ijin pada ibu saya untuk tetap berangkat mengajar, Alhamdulillaah diijinkan. Saat di kelas, saya sampaikan ke adik-adik, sekaligus mohon doa mereka untuk kesembuhan ayah saya.

Seperti di artikel sebelumnya, itu adalah salah satu pengalaman uniknya. Satu pengalaman yang akan saya share kali ini adalah saat saya selesai mengajar. Seperti biasanya, saat kami selesai mengajar, kami berada di depan kelas yang kami ajar. Kemudian mereka keluar dari kelas dan menyalami kami satu per satu. Saat itu saya menyalami mereka sambil berjongkok (posisi pacing kalau kata NLP-menyamakan pandangan mata-) karena mereka kan belum setinggi saya, hehe...

Beberapa siswa keluar menyalami para pengajar hari itu, termasuk saya. Saat itu tibalah giliran seorang siswi yang namanya Puput, dia adalah siswa kelas 3. Begitu mendekati saya, saya ajak bersalaman, tapi si Puput ini tidak langsun melepaskan jabatan tangan saya. Puput melihat saya sebentar, seolah ragu untuk mengatakan apa yang ingin dikatakannya. Hanya sebentar saja, setelah itu Puput pun berkata, "Kak Bayu..Kak Bayu... Emm... Semoga Ayah kak Bayu lekas sembuh yaa".

Degh... sesuatu yang luar biasa saya rasakan saat itu juga. Semacam perasaan terharu, bahagiaa sekali saat mendengar kalimat itu diucapkan oleh Puput ini. Masya Allah....
Saya pun spontan langsun mengusap kepala Puput ini, sambil saya sampaikan "Aamiin... iyaa...terima kasih sayang atas doanya". Allahu Akbar, terima kasih atas kebahagiaan yang Engkau berikan ya Rabb....

Yah, entah Puput belajar dari mana ilmu komunikasinya. Barangkali juga si Puput ini belum tahu sama sekali tentang ilmu komunikasi dan segala trik-triknya, tetapi Puput memiliki hati. Hati yang kondisinya masih cukup bersih, belum terlekati dengan berbagai macam kepentingan di dalamnya. Komunikasi hati dalam bentuk ucapan per-HATI-an yang menyentuh.

No comments:

Post a Comment