Thursday, October 31, 2013

Your Job is not Your Career

Judul yang saya tulis ini barangkali sudah pernah atau bahkan sering pembaca lihat atau dengar. "Your Job is Not Your Career" adalah judul buku dari seorang Rene Suhardono, seorang career coach, seorang head hunter. Sebuah buku yang membahas dan mengutak-atik seputar passion, purpose of life, value, happiness, fullfillment dan tentu saja sesuai dengan judulnya, memberikan penyadaran lebih mengenai perbedaan JOB dan CAREER.

Job, menurut bang Rene, didefiniskan sebagai alat/instrumen, sarana, jalan, kendaraan, untuk memperoleh pencapaian pribadi, memenuhi kebutuhan hidup baik pribadi maupun kebutuhan organisasi berupa pencapaian tujuannya. Adapun career sepenuhnya adalah mengenai diri sendiri. Mengenai seberapa jauh kita mengetahui uniqueness yang kita miliki. Kemudian apakah kita sudah memiliki pilihan aktivitas yang kita enjoy di dalamnya. Career terkait dengan uniqeness, passion, purpose of life (jalankan hidup lebih bermakna), values of life (ingin diingat seperti apa saat kita meninggal nantinya). Selain itu career juga mencakup keberadaan sebuah motivasi yang berkelanjutan untuk terus melakukan action pada saat ini untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup.

Kalau dengan bahasa yang lebih sederhana, Job itu adalah tampilan secara fisiknya, sedangkan career adalah bagian non fisiknya. Nah, saat Job dan Career (dalam bahasan ini) bisa menyatu dan saling berkolaborasi, tentu akan menjadikan seseorang yang memilikinya jauh lebih mudah mendapatkan pencapaian tinggi dalam hidupnya. Saat mereka bekerja pun, mereka bangga dengan dirinya, sekaligus pekerjaannya. Dalam menjalankan rutinitias sehari-hari pun, mereka bisa menikmati dan memberikan hasil yang optimal. Untuk orang-orang seperti ini, pada tataran tertentu bahkan dia tidak akan membedakan lagi mana yang disebut "JOB"nya dan mana yang dinamakan "CAREER"nya.

Lho kok bisa, karena aktivitas yang dia lakukan itu sudah menyatu dalam dirinya. Seperti yang pernah saya baca dalam sebuah buku yang sangat inspiratif, "Biarkan Hujan Menyembuhkanmu". Penulis buku tersebut, Wahyu Bramastyo menyampaikan bahwa menulis, mengajar, menyembuhkan itu bukan profesi saya, melainkan saya. Tulisan tersebut secara gambang menyampaikan sebuah pesan betapa profesi yang dipilih oleh beliau ini sudah sangat menyatu dalam diri beliau. Sebuah hal yang menurut saya sangat perlu diapresiasi karena tidak semua orang bisa menjadi seperti beliau. Begitu banyak orang yang sebenarnya sudah mati di usai 20 tahun tapi baru dikuburkan di usia 80 tahun.

Maksudnya? Ya karena selama hidupnya, bisa jadi dia "memaksakan diri" untuk terus bertahan dalam sebuah aktivitas yang sebenarnya dia sendiri tidak menyukainya. Mereka yang mengabaikan panggilan nurani, panggilan yang ingin menyampaikan di manakah sebenarnya peran yang sudah Allah tuliskan dalam hidup mereka.




No comments:

Post a Comment