Monday, April 28, 2014

5 Perisai Kedamaian (bagian 2)

..............................................................

Setelah selesai menghadap Baginda Raja, pangeran pun bergegas menemui penasehat untuk melanjutkan perbincangannya mengenai 5 perisai kedamaian. Tampak dari kejauhan penasehat sedang duduk di pendopo sambil membaca kitab tua. Tak ragu, putera mahkota pun segera menyapa, "Maaf telah lama menunggu Guru penasehat", ucap putera mahkota dengan perlahan.

"Oh... tidak mengapa pangeran, salah satu tugas hamba di sini selain juga sebagai penasehat kerajaan, juga ditugaskan untuk mendidik pangeran. Mempersiapkan pangeran untuk kelak menjadi raja pengganti" terang penasehat sambil membetulkan posisi duduknya.

"Terima kasih guru penasehat, sekarang saya ingin engkau ceritakan lagi mengenai perisai selanjutnya. Tadi sudah engkau sampaikan mengenai tidak menyesali masa lalu. Selanjutnya apa wahai guru penasehat" tanya putera mahkota.

"Baik pangeran, perisai selanjutnya adalah mensyukuri masa sekarang" kata penasehat singkat.
"Apa maksudnya mensyukuri masa sekarang wahai guru penasehat? Aku setiap hari selalu mengucapkan terima kasih pada Tuhan. Kira-kira apakah itu sudah cukup?"tanya putera mahkota dengan antusias.

"Begini pangeran, sebagaimana yang telah hamba sampaikan kemarin, ada beberapa orang yang sebenarnya mereka hidup di masa ini, tetapi tidak bisa menikmatinya. Pikiran mereka dipenuhi dengan penyesalan masa lalu dan kekhawatiran tentang masa depan. Padahal masa kini adalah masa depan untuk masa lalu, begitu juga masa kini adalah masa lalu untuk masa depan. Bersyukur dalam hal ini tidak hanya secara lisan pangeran, tetapi juga dalam bentuk perbuatan nyata" jawab penasehat.

"Oh...iya, betul sekali guru penasehat, saya bisa memahaminya. Pertanyaan saya selanjutnya apa kaitan antara bersyukur dengan melakukan tindakan nyata sebagaimana yang guru penasehat sampaikan tadi?" tanya pangeran lagi.

"Pangeran memang cerdas, begini pangeran, bersyukur itu ada tiga tingkatan. Bersyukur dengan hati, bersyukur dengan lisan, lalu bersyukur dengan perbuatan nyata. Penjelasannya begini, kita semua tidak akan bisa hidup tanpa 'fasilitas' dariNya. Pemberian fasilitas itu bukan tanpa alasan, nantinya haris dipertanggungjawabkan. Bentuk pertanggungjawaban itu adalah menggunakannya untuk sebaik mungkin. Menggunakannya untuk melakukan perbuatan nyata, sebagai wujud syukur kita atas pemberiaNya tersebut" terang guru penasehat.

"Hmm baiklah guru penasehat, aku mengerti, terima kasih atas penjelasannya. Lalu apa perisai yang ketiga guru?" ujar putera mahkota ingin tahu.
"Semangat belajar pangeran hebat sekali. Pangeran tunggulah di sini sebentar, saya akan masuk ke dalam sebentar" kata penasehat.

"Baiklah guru penasehat, saya akan tunggu di sini, silakan" jawab pangeran.

---------------------------

No comments:

Post a Comment