Monday, April 21, 2014

5 Perisai Kedamaian

Pada suatu hari, seorang putera mahkota sedang berdialog dengan penasehat kerajaan. Sebagai putera mahkota, dia merasa harus tahu banyak hal, tidak hanya tentang tata laksana di kerajaan, tetapi juga tentang kebijaksanaan hidup.

"Wahai guru penasehat, aku ingin mengetahui bagaimana cara kita bisa hidup dengan damai dan nyaman. Bisakah kau memberiku nasehat tentang hal itu Guru penasehat?" tanya sang putera mahkota

"Hmm... pertanyaan yang bagus sekali pangeran. Hamba bangga kerajaan ini memiliki putera mahkota sepertimu. Sebelum hamba menjawab, sudikah pangeran menjelaskan kepada hamba, kenapa pangeran menanyakan hal tersebut?" kata penasehat sambil menatap putera mahkota.

"Terima kasih guru penasehat. Begini, untuk menjadi pemimpin, tentu tidak hanya pengetahuan tentang tata laksana kerajaan saja yang diperlukan, tetapi juga kemampuan untuk mengelola diri. Agar tetap tenang, bisa menjadi panutan bagi siapapun yang dipimpinnya" jawab putera mahkota mantap.

"Baiklah pangeran, hamba akan sampaikan mengenai 5 perisai kedamaian" kata Guru penasehat lagi.
"Menarik sekali guru, apakah itu 5 perisai kedamaian?" tanya putera mahkota lagi.

"Begini pangeran, ada 5 perisai yang saat kita mendalami dan mempraktikannya kita akan jauh lebih nyaman dalam menjalani hidup ini. Perisai pertama adalah tidak menyesali masa lalu " terang  penasehat kerajaan.

"Mengapa kita tidak boleh menyesali masa lalu guru penasehat?" tanya pangeran ingin tahu.
"Hmm... pepatah bijak mengatakan, "masa lalu adalah sejarah, tak akan mungkin terulang kembali. Tak ada gunanya menyesali masa lalu. Yang lebih berguna adalah menjadikan masa lalu sebagai bahan bakar untuk menjalani kehidupan saat ini dengan sebaik-baiknya" jawab penasehat dengan bijak.

"Lalu bagaimana kalau kita pernah membuat keputusan yang salah di masa lalu wahai guru penasehat?" sahut pangeran menanggapi.
"Setiap orang, pasti pernah melakukan kesalahan pangeran. Cukup sadari saja, bahwa keputusan yang kita telah buat di masa lalu, salah atau benar, itu adalah keputusan terbaik yang bisa kita buat. Dengan segenap ilmu, pengalaman, yang kita miliki SAAT ITU" ujar penasehat lagi.

"Hmm...aku bisa pahami guru penasehat, terima kasih atas penjelasannya. Masih ada 4 perisai lagi yang ingin aku dengarkan darimu. Hanya aku mohon undur diri sebentar, kanjeng Romo dan Ibu meminta saya menghadap saat ini. Besok mohon guru penasehat berkenan melanjutkan 4 perisai lainnya" kata putera mahkota sambil mohon diri.

"Baiklah pangeran, dengan senang hati hamba akan lanjutkan cerita hamba. Silakan pangeran" kata penasehat menutup pembicaraan.

---to be continued---
 

No comments:

Post a Comment