Sunday, February 6, 2011

episode Perjalanan Makna--Back To Zero

Tentu kita harus menyadari bahwa semua hal yang terjadi dalam hidup kita tidak pernah lepas dari campur tangan Dia Yang Maha Tahu. Apapun aktivitas Anda saat ini, itulah garis yang telah ditentukanNya. Tak ada satupun manusia yang bisa mencegah jika Dia sudah berkehendak. Satu hal yang bisa dilakukan oleh manusia adalah memilih untuk mensyukuri semuanya, menyerap sari-sari hikmah yang ada di dalamnya dan menjadikannya sebagai bahan untuk di kemudian hari menyemai benih-benih kehidupan yang jauuh lebih baik lagi dari sebelumnya. Tak ada yang bisa dilakukan oleh manusia kecuali dengan bersyukur yaitu memilih untuk mempergunakan segala nikmat yang diterimanya untuk menebarkan sebanyak mungkin kemanfaatan, menjadikan dirinya sebagai seorang hamba yang bertugas untuk selalu khidmat menjalankan segala perintah yang telah tertulis dalam sebuah untaian kata penuh sarat makna dalam kitab suciNya dan dalam perkataan-perkataan yang dilewatkanNya melalui pesuruhNya, nabiNya yang sungguh mulia, Muhammad.

Dalam hidup ada suka ada duka, ada marah, ada benci, ada ramah, ada dendam, ada ketulusan, ada kejujuran, ada keangkara murkaan dan masih banyak lagi. Memang begitulah warna-warni dunia ini. Memang begitulah kehendakNya agar hidup ini seimbang, agar orang bisa memilah dan memilih jalan mana yang akan ditempuhnya. Bagaimanapun semua orang sedikit atau banyak sebentar atau lama pastilah akan mengalami kondisi-kondisi yang berbeda dari satu saat ke saatnya. Bisa jadi orang sekarang menjadi sukses, tapi sebelumnya atau mungkin dalam perjalanan kesuksesannya bisa jadi beliau juga pernah menjumpai sebuah kegagalan walaupun bisa jadi kecil. Ibarat berjalan, tidak selalu jalan itu lurus, tidak selalu jalan itu rata, kadangkala kita menjumpai belokan, kadang kala kita menjumpai kerikil atau gundukan yang membuat jalan tidak lagi rata. Kuncinya bagaimana seseorang bisa tetap dengan nyaman berjalan disana adalah ketika dia memiliki keseimbangan. Ya, keseimbangan yang berpusat pada hati. Keseimbangan yang berakar dari adanya pemahaman mengenai kekosongan.. Iya betul, kosong. Karena kita bukan apa-apa, karena kasih sayangNya kita hidup, karena kemurahanNya kita bertahan, karena ampunanNya kita masih diperpanjang usianya untuk bertaubat. Maka senang atau susah, berhasil atau gagal, lebih baik tidak larut didalamnya, biarkan semuanya terlepas, kita kembalikan kepadaNya dalam bentuk rasa syukur yang dalam, kita kembalikan kepadaNya dalam bentuk kepasrahan...melepaskan..mengembalikan semua yang berasal dariNya agar kembali padaNya...dengan sepenuh keyakinan, keyakinan akan keadilannya, keyakinan mengenai sebuah keputusan terbaik untuk sebuah hikmah yang luar biasa bagi hambaNya yang mau mengerti, bagi hambaNya yang ingin mencicipi secuil rasa yang begitu nikmat dari yang namanya roti kehidupan ini...


Modinan, 6 Februari 2011....09.05 WIB

No comments:

Post a Comment