Wednesday, May 20, 2015

Money and Happiness

Pernahkah sahabat mendengar sebuah cerita klasik dari Anthony De Mello, menceritakan tentang dialog antara seorang nelayan dengan seorang pengusaha yang mendatanginya.

Pada suatu hari, saat melihat ada seorang nelayan sedang begitu santainya duduk di depan perahunya, pengusaha kaya pun mendatanginya dan bertanya, "Kenapa kamu justru bersantai-santai saja? Bukankah kamu seharusnya lebih rajin bekerja, mencari lebih banyak ikan, sehingga akhirnya kamu bisa menabung dan bisa membeli sebuah kapal penangkap ikan?"

Nelayan yang sedang bersantai di depan perahunya pun tersenyum dan balik bertanya,  "Hehehe... lha memangnya kalau sudah punya kapal penangkap ikan lalu apa yang akan terjadi?"

"Ya.. kamu akan bisa menangkap ikan lebih banyak dan kalau kamu bisa menangkap ikan lebih banyak, kamu bisa punya banyak uang" jawab pengusaha kaya itu.

"Lha kalau aku sudah punya banyak uang, lalu apa lagi yang akan terjadi?" tanya nelayan itu lagi.

"Kamu bisa membangun rumah, menyekolahkan anak-anakmu, membeli lebih banyak kapal, dan masih banyak lagi" jawab pengusaha kaya dengan mantap.

"Oo.. begitu, memangnya kalau sudah punya semua itu apa lagi yang bisa kudapatkan?" nelayan itu masih melanjutkan pertanyaannya.

"Sederhana saja, kamu akan merasakan yang namanya bahagia" ujar pengusaha kaya sambil menepuk pundak si nelayan.

"Hahahaha... kalau bahagia yang dicari, dari tadi aku duduk di sini saja sudah merasakan sangat bahagia" kata nelayan sambil ngeloyor pergi meninggalkan si pengusaha kaya yang diam terbengong.
Sebuah cerita yang sangat kreatif, menceritakan bagaimana kebahagiaan yang dirasakan seseorang tidak selalu berkorelasi dengan banyaknya materi yang dia terima dalam kehidupan sehari-hari.  Bahkan terdapat sebuah penelitian menarik di Amerika yang menyebutkan bahwa semakin tingginya kekayaan seseorang ternyata tidak selalu selaras dengan semakin tingginya kebahagiaan.

Penelitian lain menyebutkan bahwa saat seseorang sama-sama memiliki uang dalam jumlah yang sama, mereka yang menggunakan uangnya untuk kepentingan dirinya saja ternyata tidak lebih bahagia dibandingkan mereka yang menggunakan seluruh atau sebagian uangnya untuk membantu orang lain. Data tambahan terkait dengan memberi kepada orang lain yaitu memberikan uang kepada seseorang yang lebih kuat ikatan emosionalnya akan membuat orang lebih bahagia dibandingkan memberikan kepada orang yang lemah secara ikatan sosialnya. Niat seseorang dalam memberikan juga berpengaruh terhadap tingkat kebahagiaannya.

Pertanyaannya, sebenarnya uang itu ada pengaruhnya ngga sih terhadap kebahagiaan? Ya, uang berpengaruh tetapi tidak segala-galanya. Ada batasan tertentu di mana uang itu tidak lagi berpengaruh kepada subjective well being seseorang. Orang kaya yang sudah sampai pada level pendapatan tertentu akan lebih senang untuk ditanyakan yang tidak berkaitan dekat dengan pendapatan atau uang.
Orientasi materialisme, menurut Kasser (2004) paling tinggi berada pada masa remaja, dan menariknya semakin turun tingkat materialisme seseorang, semakin tinggi tingkat kebahagiaan.

*Berbagi catatan dari presentasi dengan tema "Money and Happiness" di kelas Psikologi Positif

No comments:

Post a Comment