Thursday, June 7, 2012

Hati Hati dengan Hatimu

Hati-hati dengan hatimu...

Begitu sebuah pernyataan yang mungkin pernah kita dengar atau pernah kita baca dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan yang sangat sederhana tapi maknanya jero alias mendalam. Nah, aplikasi sederhana saya dapatkan ketika saya makan di sebuah tempat makan dia area kampus UGM.

Cerita bermula ketika saya datang di area tersebut dan bermaksud makan makanan yang cukup saya suka yang bernama Cap Cay (tahu lah yaa cap cay... temennya Cap Jempol... karena rasanya enak... *ra ono hubungane). Ternyata langganan saya ada warungnya, tapi yang jaga (yang biasanya buatin Cap Cay kesukaan saya--- porsi dikit, agak pedes, kecap banyak) tidak ada di tempat. Waa... akhirnya saya alihkan ke warung lain yang menjual makanan yang sama. Pesanlah saya , "Pak Cap Cay satu...". Eh, bapaknya engga denger ternyata pemirsa. Maka dengan sabar saya ulangi lagi..."Paaak, Cap Cay satu". Akhirnya bapaknya noleh, dan tanpa menjawab langsung menyodorkan kertas dan bolpen. Yaa...saya segera proaktif (halah..) menuliskan menu di sana.... Selesaii dan saya serahkan ke bapaknya...

Lalu bapaknya bertanya.. "Cap Cay opo mas, sik berkuah opo goreng?" (tanpa ekspresi)" Saya jawab " yang berkuah aja pak, cenderung 'nyemek' ya". Lalu bapaknya menjawab " Yo nek nyemek kui Goreng mas, bukan kuah" (masih dengan tanpa ekspresi ramah). Saya jawab lagi " oh baik pak, berarti goreng ada kuahnya, intinya nyemek tadi, kecap banyak ya pak". Kemudian bapaknya menjawab " Piye ki mas, sidane berarti  goreng yo kasih kuah"(tegas tapi ga nyaman didengerin). Dengan perasaan yang sudah mulai ga nyaman, saya jawab " iya pak, kecap banyak ya".

Sudah menunggu sebentar, datanglah minuman pesanan, beserta nasi...hehe.. diletakkan begitu saja... no smile.. no expression. Tak berapa lama, datanglah Cap Cay pesanan, daaan.. tanpa kecap banyak... Membuat saya akhirnya minta kecap, "minta kecap ya mas". Eh, masnya ga jawab, hanya diam saja langsung ke warungnya... tak brapa lama membawa piring besar dengan sudah ada kecap di atasnya... (kecapnya di tuang di atas piring maksudnya) terus pergi lagi...

Rasanya Cap Cay....?? standard di lidah saya.. (walaupun standar rasa saya cuma 2.. ENak dan ENak banget, hahaha...) Ya, tapi okelah... tetep saya makan sampai selesai... dan akhirnya saya bayar. Selesai membayar, dikembalikan sisa uang pembayaran saya dan masih dengan (tanpa ekspresi).

Welll...menarik sekali, saat saya membayar... saya akhirnya membuat keputusan... wiiis ga maneh2 saya ke sini...karena saya merasa tidak diperlakukan "dengan hati..."

Pertanyaannya seberapa banyak kita melibatkan hati kita saat menjalani aktivitas2 kita?? Berjumpa dengan teman, melayani pelanggan, mendengarkan teman cerita, Berbagi ilmu kepada orang, belajar di kelas...dan masih banyak lagi... bahkan ketika berjumpa denganNya saat ibadah??

mari renungkan sejenak....


No comments:

Post a Comment