Beberapa
hari yang lalu lembaga training kami (Super Success Indonesia) diundang untuk
berbagi di acara pertemuan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) wilayah Yogyakarta di
sebuah hotel di Kaliurang. Perjalanan bersama hujan, sambil menikmati
pemandangan di sepanjang jalan menuju lokasi cukup menghibur hati, apalagi
begitu sampai lokasinya, view-nya keren sekali, suasananya juga nyaman, sungguh
cocok untuk tempat menginap bersama keluarga.
Ah baiklah,
ada kurang lebih 40 peserta yang hadir di sana, sebagian besar ibu-ibu,
sebagian kecil juga ibu-ibu, artinya pesertanya ibu-ibu semua, sama sekali
tidak ada bapak-bapaknya. Seperti yang sering kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari, lebih familiar kata “ibu bidan” dibandingkan “bapak bidan” bukan? Hehe…
Mengawali
dengan games-games ringan dan beberapa fun
story, akhirnya masuk ke sebuah materi tentang Quantum Happiness.
Tentu saja di sini saya tidak akan
membahas semuanya secara detail. Beberapa konsep umum saja akan saya sharingkan
di blog ini.
Sahabat-sahabat
semua barangkali pernah melihat film kungfu Panda, sebuah film yang sarat akan
nilai-nilai kehidupan. Salah satu ucapan yang cukup terkenal adalah “there are
no accident”. Artinya kurang lebih adalah tidak ada yang kebetulan di dunia
ini, SEMUA TERJADI KARENA SUATU ALASAN.
Cerita
sederhana berikut ini barangkali bisa memberikan ilustrasi untuk hal tersebut
di atas.
Syahdan di sebuah kota
tinggallah seorang bapak, seorang ibu, satu anak lelaki dan satu ekor kuda yang
gagah dan kuat. Bahkan cerita tentang kuda milik bapak ini sudah tersebar ke
seluruh kota. Cerita ini sampai juga ke salah seorang pembesar di kota itu.
Pembesar ini bermaksud membeli kuda milik sang bapak, tapi karena saking
sayangnya dengan kuda tersebut, berapapun pembesar itu ingin membelinya, sang
bapak tidak akan menjualnya.
Akan tetapi tanpa disangka oleh sang
bapak, beberapa hari kemudian, kuda kesayangannya ternyata sudah tidak ada
dikandang. Para tetangga yang mengetahui berita tersebut banyak yang
bersimpati, walaupun ada juga yang menyayangkan kenapa kemarin tidak jadi
dijual. Menanggapi ucapan-ucapan dari para tetangganya ini, bapak ini hanya
tersenyum sambil mengatakan “semua
terjadi karena suatu alas an, disyukuri saja”.
Beberapa hari setelahnya, ternyata
kuda kesayangan bapak itu kembali lagi ke rumah. Bahkan kuda itu tidak hanya
sendiri, tapi mengajak beberapa kuda liar yang juga gagah dan kuat. Melihat
kuda-kuda bapak tersebut jadi bertambah banyak, para tetangga pun mengucapkan selamat.
Bapak itu kembali tersenyum, lalu berkata, “semua
terjadi karena suatu alasan, mari terus bersyukur”.
Suatu hari, anak lelaki dari sang
bapak ini bermain di dekat kandang kuda dan secara tidak sengaja kakinya
terkena sepakan kaki salah satu kuda yang ada di kandang. Kaki anak lelaki ini
akhirnya pincang sehingga jalannya tidak bisa normal seperti dulu. Mengetahui
kabar berita ini, kembali para tetangga berdatangan memberikan simpatinya, ada
yang merasa kasihan, ada yang kembali menyayangkan, kenapa sebagian kuda-kuda
itu tidak dijual saja. Mendengar semuanya, kembali sang bapak tersenyum, lalu
berkata, “semua terjadi karena suatu
alasan, mari renungkan hikmah dan tetap bersyukur”
Beberapa minggu kemudian, ada sebuah
pengumuman dari pimpinan Negara bahwa seluruh pemuda yang tinggal di wilayah Negara
tersebut, termasuk kota tempat bapak tersebut tinggal, harus mengikuti wajib
militer. Para petugas dari Negara mendatangi rumah per rumah untuk mendata
pemuda-pemuda yang ada. Saat mendatangi rumah sang bapak dan melihat kondisi
anak lelakinya yang terpincang-pincang, akhirnya dicoretlah sang anak untuk
mengikuti wajib militer. Betapa bahagianya sang bapak, beliau tampak bersyukur.
Melihat bapaknya yang sangat bahagia, sang anak lelaki pun menghampiri bapaknya
dan berkata, “semua terjadi karena suatu
alasan ya pak, mari terus bersyukur”.
Selalu ada
alasan di setiap hal yang kita alami, setiap hal yang kita jumpai, setiap hal
yang kita lihat dan dengarkan dalam perjalanan hidup kita. Semuanya tidak ada
yang kebetulan, semua terjadi melalui sebuah mekanisme yang telah ditetapkan
olehNya. Kita diciptakan sebagai manusia, “diarahkan” untuk menjalani profesi
tertentu, itu adalah bagian dari skenarioNya, agar kita bisa menjadi
perwakilanNya di dunia ini, untuk menebarkan kasih sayang, memberikan manfaat
sebanyak-banyaknya.
…………to be
continued… (part 2)
No comments:
Post a Comment