Monday, May 6, 2013

Komitmen Merokok?? Mudah!!

Beberapa hari yang lalu lembaga training saya mendapatkan order untuk memberikan pelatihan kepada kurang lebih 60 orang pegawai salah satu instansi pemerintah di Jawa Tengah. Mereka menginap satu malam di Kaliurang dan baru paginya dilaksanakan outbond di salah satu lokasi di daerah Kaliurang Yogyakarta.

Di sela-sela acara, saya menyempatkan diri untuk berbincang dengan seorang bapak yang merupakan pimpinan dari instansi tersebut. Mulai dari menanyakan hal-hal yang umum mengenai keluarga beliau, aktivitas pekerjaan, sampai dengan meminta nasehat kepada beliau tentang bagaimana menjalani kehidupan. Namun sementara ini yang akan saya share-kan bukan tentang nasehat-nasehat apa saja yang beliau berikan kepada saya, melainkan beberapa pengalaman hidup beliau.

Saat ini beliau memiliki tiga anak. Anak nomor pertama masih kuliah di salah satu fakultas kedokteran di salah satu universitas di Jawa. Anak kedua masih SMP kelas 3 dan anak ketiga masih SD kelas 6. Nah, cerita menarik dimulai saat beliau memiliki anak kedua, yang berjenis kelamin laki-laki.

Sebelumnya bapak ini termasuk perokok berat. Bayangkan saja, dalam satu hari, bapak ini bisa menghabiskan 6 bungkus rokok. Enam bungkus rokok itu sudah termasuk 2 bungkus rokok kretek. Jika semuanya adalah rokok filter, maka sang bapak ini bisa menghabiskan 7 bungkus sekaligus. Asumsikan saja dalam satu bungkus rokok berisi 12 batang rokok, artinya dalam satu hari beliau ini merokok kurang lebih 72-84 batang rokok. Jika waktu tidur diasumsikan 8 jam dan masih ada sisa 16 jam (960 menit), maka itu artinya kurang lebih setiap 11 menit sekali bapak itu menghisap satu batang rokok. Wow!! keren sekali bukan?

Kalau dilihat dari statistik di atas dan menurut komentar salah satu teman yang (kebetulan) beliau juga merokok, bapak ini termasuk  perokok berat. Tentu bukan sebuah hal yang mudah untuk berhenti bagi orang yang masuk dalam kategori ini. Namun apa yang terjadi pada bapak ini? Bisakah beliau akhirnya menghentikan kebiasaan rokoknya? atau malah makin parah?

Jawabannya adalah beliau akhirnya total berhenti dari kebiasaan merokok. Lho kok bisa? Iya bisa. Lalu apa yang beliau lakukan sehingga akhirnya beliau berhasil melakukannya? Ya pastinya karena izin Allah dan perantaranya adalah kelahiran anak kedua beliau yang berjenis kelamin laki-laki.

Beliau sadar, bahwa salah satu model kepemimpinan yang efektif bagi seorang anak adalah keteladanan. Beliau sangat tidak ingin anak laki-lakinya nanti ikut merokok seperi ayahnya. Maka demi memberikan contoh kepada anaknya, semenjak kelahiran anak keduanya tersebut, sang bapak ini menanamkan komitmen kepada dirinya bahwa mulai saat itu beliau berhenti dari merokok.

Berhasilkan? iya, berhasil. Sampai terakhir kemarin saya berjumpa dengan beliau, beliau sudah tidak merokok. Komitmen yang disertai dengan ketulusan niat untuk sebuah pendidikan karakter yang baik kepada anaknya telah menjadikan bapak ini berhenti dari kebiasaan merokoknya. Bapaknya pun berkata "Komitmen merokok? Mudah memang. Komitmen berhenti merokok? Bisa jadi juga lebih mudah, asalkan memiliki komitmen  disertai dengan ketulusan niat yang berdasar kuat".

No comments:

Post a Comment