Wednesday, May 8, 2013

Merajut Makna, Menebar Kasih (Part 1)

Artikel ini sebenarnya merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul "Komitmen Merokok?Mudah!!". Rencana awalnya memang hanya sampai pembahasan di artikel kemarin saja. Akan tetapi, setelah saya pertimbangkan lagi, ternyata masih banyak hal yang sepertinya memang perlu saya sharing di sini.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa sungguh semua yang terjadi di dunia ini tidak terjadi secara kebetulan. Master Ogway dalam film kungfu panda mengatakan there are no accidents , tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua terjadi karena suatu alasan. Artinya, siapapun, apapun yang kita temui dalam hidup ini, sesungguhnya mengandung sebuah makna yang sangat berharga apabila kita mau mencarinya.

Sebuah pepatah bijak mengatakan, setiap orang adalah guru bagi diri kita, setiap kejadian yang dialami adalah kelas untuk tempat kita belajar dan setiap detik yang kita lalui adalah pelajaran bagi diri kita. Kalau kita ambil salah satu kalimat dalam pepatah bijak tadi, misal dalam kata setiap orang adalah guru bagi diri kita, itu artinya, siapapun yang kita temui dalam hidup ini, baik itu menyenangkan ataupun tidak, pada dasarnya mereka adalah guru-guru luar biasa yang dikirimkanNya agar kita belajar.

Begitu juga menurut saya ketika dalam dua hari bertemu dengan bapak pimpinan institusi pemerintah ini (yang saya ceritakan dalam artikel Komitmen Merokok? Mudah!). Saya banyak belajar dari beliau mengenai bagaimana menjalani hidup ini dengan lebih menyenangkan. Selain nasehat mengenai komitmen dan niat yang tulus, saat saya tanya apa tips bapak menjalani hidup dan menjalankan amanah bapak? Beliau menjawab seperti ini.

"Pertama mas, perbanyaklah bersyukur, nikmati segala sesuatu yang kita terima, permudahlah jika memang bisa dimudahkan. Saya punya anak 3, dan saya memberikan keleluasaan bagi anak-anak saya untuk menentukan pilihan hidupnya masing-masing. Mereka mau ambil profesi apapun, ambil kuliah jurusan apapun, asalkan mereka senang dan bahagia, maka itu pula yang saya rasakan. Saya pun berupaya juga untuk tidak menjaga jarak dengan mereka.

Begitu juga dengan rekan-rekan partner kerja yang saya pimpin, saya berusaha untuk bisa dekat dengan merekal. Untuk meminta tanda tangan saya, tidak harus selalu di atas meja, kapanpun melihat saya dan mereka memerlukan, ya saya tanda tangani saat itu juga."

"Kedua mas, mengenai rejeki, tenang saja, semuanya sudah diatur dengan baik oleh Tuhan. Tidak perlu khawatir dengan pekerjaan apapun yang kita pilih, asal kita tekun, bersyukur, insya Allah pasti akan ada rejeki kok"

"Ketiga mas, perbanyak shalat malam ya mas. Saya sudah mengalaminya sendiri betapa luar biasanya dampak dari rajin menegakkan sholat malam ini. Alhamdulillaah..begitu banyak kemudahan, ketenangan yang  saya rasakan dalam menjalani hidup dan semua amanah di dalamnya". 

Sekedar tambahan saja, saya memang melihat beliau ini memiliki wibawa yang luar biasa sekali saat berbicara. Semua yang dipimpinnya begitu segan dengan beliau, tapi juga bisa tetap dekat. Wallahu Alam, apakah ini salah satunya juga pengaruh dari sholat malam yang rutin beliau tegakkan.

"Keempat mas, kalau saya sendiri hampir setiap hari mennyempatkan untuk olah raga, minimal jalan kaki mas. Yah, untuk mensyukuri nikmat dan titipanNya berupa tubuh ini mas. Selain itu, kalau sehari saja saya tidak jalan kaki mas, rasanya tubuh ini menjadi kurang nyaman" (batin saya, ooo..pantes di usianya yang sudah mendekati pensiun, beliau masih tampak bugar).

Karena masih terkait dengan fisik, saya pun iseng bertanya "Ngomong-ngomong, bapak istirahat sehari berapa jam pak?" Beliau pun menjawab " Tidak pasti mas, saya memang mengurangi waktu istirahat saya". "Lho terus dipakai buat apa pak, kok dikurangi?" tanya saya lagi.

"Ya itu tadi mas, saya gunakan untuk lebih banyak mendekat kepada Tuhan, berdzikir, sholat malam. Saya pernah tidur jam 1 jam 2 pagi dan saya tetap bisa bangun jam 3 atau jam 4 dalam keadaan segar. Kuncinya ya minta sama Tuhan saja mas, karena Dia yang Maha Mengatur, kalau kita mintanya beneran dan dengan tulus, insya Allah dikabulin kok. Ya walaupun usahakan bisa seimbang, tidak terlalu sering sampai larut."

Wah...Subhanallah Alhamdulillaaah... saya bersyukur sekali bisa mendapatkan begitu banyak ilmu dan pengalaman lewat seorang 'guru' yang Allah kirimkan ini. Nah, yang saya tahu, ilmu itu akan semakin berkah saat disyukuri dan dibagi. Salah satu wujud syukur adalah Alhamdulillaah, atau Terima Kasih yang artinya juga saat kita sudah menjalani proses terima maka langkah selanjutnya adalah kasihkan kepada siapapun yang memerlukannya.

Sampai jumpa ke part 2, karena masih ada lagi hal-hal bermakna yang Alhamdulillaah saya dapatkan dari pengalaman mengelola pelatihan bersama institusi pemerintah ini. CU next time....

Sugeng enjang.... :)

No comments:

Post a Comment