Sunday, August 25, 2013

Prameks Al Hikmah :D

Artikel ini sebenarnya mau sekalian di tulis saat sedang di Kereta, tapi ternyata udah mepet (maksudnya keretanya udah mau sampai Stasiun Balapan) jadi baru nulis idenya dulu. Lalu sekaranglah diwujudkan dalam bentuk tulisan...

Saya merenung sebentar... selain mendapatkan pelajaran bahwa dalam hidup kita membutuhkan orang lain. Ada beberapa hal lain yang muncul dari perjalanan bersama kereta api ini.

Pertama tentu saja, memerlukan tujuan yang jelas. Akan kemana hidup kita ini kita bawa. Pertanyaan-pertanyaan tentang siapa diri kita, dari mana kita berasal, mengapa kita diciptakan, ke mana kita akan pergi,  adalah pertanyaan-pertanyaan dasar yang akan menjawab ke mana sebenarnya tujuan hidup kita ini. Maka kalau dalam konteks kereta api, tujuan saya adalah menuju Solo. Dalam konteks kehidupan, maka tujuan saya adalah dalam rangka mendapatkan ridhoNya, untuk beribadah kepadaNya.

Kedua, untuk menuju Solo, maka kita harus tahu "peta"nya. Harus memahami alur tentang kereta. Kereta mana yang harus di pilih, jam berapa saja ada keretanya, jam berapa saya bisa membeli tiket. Sederhananya kita membutuhkan semacam "buku panduan" untuk memudahkan perjalanan kita. Hidup pun demikian, kita memerlukan "panduan" untuk hidup. Secara fisik, jelas sudah disebutkan (bagi yang muslim) adalah Al Quran dan hadits. Pengembangannya, adalah dari petunjuk-petunjukNya yang terbaca dari sekian banyak hal yang kita alami dalam hidup ini.

Ketiga, untuk sampai ke Balapan, saya perlu beli tiket, untuk mendapatkan tiket, saya perlu mengeluarkan uang. Perlu modal juga untuk sampai ke Solo. Pun demikian juga kan untuk sampai ke tujuan kita. Untuk menuju ridhoNya, menuju SurgaNya, kita perlu "modal". Untuk mendapatkan "tiket" dariNya, kita perlu mengeluarkan "biaya". Apa bentuk "biaya"nya? Bentuknya ya baik yang berupa bentuk fisik maupun non fisik. Bentuk fisik ya seperti menggunakan anugerahNya berupa tubuh ini untuk kebaikan, menyedekahkan rizki yang diterima, meminjamkan motor atau mobil yang kita miliki untuk keperluan tetangga, dll. Yang non fisik adalah misalnya meluruskan niat kita agar ingat untuk meakukan hal apapun hanya karenaNya, dll.

Keempat, ada kalanya jadwal yang sudah tertera di tiket tidak selalu sama. Terkadang keretanya datang terlambat. Bahkan jauh melebihi jadwal yang sudah ditentukan. Seperti yang saya alami, di jadwal tertulis jam 20.10, eh keretanya baru datang jam 20.45. Belum lagi berhenti lama di bandara adisucipto (Maguwo). Akhirnya baru sampai Solo sekitar jam 22.00. Widiih... jauh banget kan? Terus? perlu marah-marah? Itu tidak akan menyelesaikan masalah. Maka kuncinya adalah syukur dan sabar. Bukankah syukur dan sabar ini juga sangat kita perlukan dalam hidup? Dengan menyadari bahwa tidak ada satupun hal di dunia ini yang terjadi secara kebetulan.

Well... selalu ada hikmah yaa... tinggal bagaimana kita melihatnya :)

Sugeng enjaang
*Salaman*

No comments:

Post a Comment