Monday, December 23, 2013

Mainkan Dalam Pikiranmu

Beberapa waktu yang lalu, kami mengadakan sebuah pelatihan yang isinya adalah salah satu aplikasi Neuro Linguistic Programming. Namanya sebut saja Perceptual Position (PerPos), teknik ini memungkinkan seseorang untuk melihat sebuah hal dari banyak persepsi. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada dasarnya setiap orang sudah memiliki seluruh sumber daya yang ia perlukan untuk mencapai atau mendapatkan apa yang ia inginkan.

Menggunakan teknik ini, akan memudahkan kita untuk mengekspolrasi sumber daya yang kita miliki untuk menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi. Apa saja fungsinya? Bisa digunakan saat kita mengalami perbedaan persepsi dengan orang lain yang membuat kita tidak nyaman. Bisa juga digunakan saat kita memerlukan tambahan ide untuk bisnis yang sedang digeluti dan masih banyak lagi.

Kalau dalam ilmu Psychology, ada istilah empty chair yang masuk dalam kategori gestalt therapy. Prinsip PerPos ini mirip dengan istilah yang saya sebutkan tadi. Inti dari teknik ini adalah terhadap permasalahan yang sedang kita hadapi, kita memperankan diri kita menjadi peran yang berbeda-beda. Beberapa kali teknik ini saya praktikkan untuk membantu beberapa sahabat saya.

Seperti saat sahabat saya memiliki permasalahan dengan sahabatnya. Sambil ngobrol di sebuah kafe, saya praktikkan teknik ini. Pertama saya minta dia untuk duduk di sebuah kursi dan saya siapkan satu kursi kosong di depannya. Saya minta dia untuk bayangkan sahabatnya ini duduk di kursi tersebut. Setelah itu, saya minta dia untuk menyampaikan semua unek-uneknya itu kepada 'sahabat'nya yang ada di kursi tersebut.
Saya katakan padanya bahwa 'sahabatnya' yang ada di kursi ini tidak akan bisa melakukan apapun, dia hanya diam dan akan mendengarkan semua yang disampaikan.

Satu sesi perbincangan selesai. Selanjutnya saya minta dia untuk berpindah ke kursi yang ada di depannya, dia saya minta untuk berperan seolah-olah menjadi sahabatnya ini. Dalam posisi ini, saya minta si 'sahabat' ini menjawab apa yang disampaikan oleh seseorang yang ada di kursi depannya.

Dua sesi perbincangan selesai. Setelah selesai di kursi kedua, saya minta dia untuk berdiri, berperan menjadi sosok bijaksana yang dia kagumi. Saya minta 'sosok bijaksana' ini untuk memberikan nasehat kepada sosok 'dia' yang ada di kursi paling awal tadi. Apa saja yang sebaiknya dilakukan agar permasalahannya segera terselesaikan.

Finally, saya minta dia untuk kembali ke kursi awalnya lagi. Saya minta dia untuk meresapi semua hikmah yang telah didapatkannya selama proses tadi. Amazing, mulailah dia menangis, sambil menyampaikan bahwa ternyata ada banyak hal yang lebih perlu dia pahami dari sahabatnya. Dia pun sadar harus memulai sebuah perubahan dari dirinya sendiri terlebih dahulu jika ingin mengharapkan orang berubah.


1 comment: