Monday, January 13, 2014

Koran Positif Indonesia

"5 Anggota DPRD dipecat karena korupsi..."
"Satu anggota polisi tewas ditembak.."
"Seorang gadis diperkosa oleh kakek-kakek... "

Bagi sahabat yang merupakan penikmat koran, beberapa contoh kalimat headline di atas barangkali bukan hal yang asing lagi. Menarik? ya, sebuah hal yang menarik untuk mengamati kondisi media cetak maupun elektronik yang ada di negara ini. Sebuah hal yang menarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh media di indonesia ini terhadap perkembangan karakter bangsa ini.

Ada sebuah pertanyaan menggelitik untuk Anda. Kira-kira, kalau Anda melihat dua berita di bawah ini, mana lebih dulu Anda baca :
1. "Siswa salah satu SMP di Indonesia berhasil menjuarai olimpiade kimia tingkat internasional"
2. "Seorang juara olimpiade kimia tingkat internasional terbukti memperkosa nenek-nenek"

Ayo, mana yang menarik minat Anda terlebih dahulu untuk membacanya? Hahaha.... sepertinya Anda memilihnya sambil senyum-senyum sendiri bukan? Boleh saya tebak? Kemungkinan besar jawaban Anda adalah berita nomor 2 bukan?

Ah.. oke... anyway, dalam sebuah workshop tentang Hypnosis, dijelaskan bahwa salah satu cara untuk masuknya sebuah sugesti pada seseorang adalah dengan adanya proses repetisi atau pengulangan. Semakin sering kita baca, semakin sering kita dengar dan juga barangkali kita rasakan maka sesuatu hal itu akan lebih mudah tersimpan dalam memori jangka panjang kita. Bisa jadi juga berpengaruh pada perilaku maupun karakter kita. Awalnya mungkin kita melihat berita korupsi, pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, pertengkaran antar anggota dewan, itu semua adalah hal yang aneh. Tapi seiring dengan bertambahnya waktu, dengan semakin seringnya informasi-informasi tersebut diberitakan dalam media-media baik cetak maupun elektronik, menjadi sangat mungkin untuk hal-hal yang tadinya 'asing' tadi berubah menjadi hal yang biasa saja bahkan lumrah.

Seperti kasus seorang whistle blower dari Jawa Timur yang terpaksa  meninggalkan rumahnya sendiri bersama keluarganya karena diusir oleh warga sekitar karena si whistle blower ini melaporkan seorang guru yang memaksa anaknya untuk memberi contekan kepada teman-temannya. Ironis sekali, dari informasi yang saya dapatkan, sebagian besar warga yang melakukan pengusiran justru menyampaikan bahwa yang namanya mencontek itu kan hal yang biasa. Hah!!!! Biasaa???? doeng!!

Begitulah wajah bangsa Indonesia, terwarnai setiap hari dengan sajian media cetak maupun elektronik yang tidak mendukung untuk pembentukan karakter unggul bangsa. Merindukan adanya sebuah koran yang isi didalamnya adalah semua hal positif yang ada di bangsa Indonesia ini. Mengenai kebudayaan bangsa, mengenai prestasi anak-anakbangsa, mengenai keunikan kuliner bangsa, mengenai artikel-artikel yang menginspirasi untuk menjadi lebih baik, mengenai perkembangan pertanian bangsa ini dan pembahasan positif yang lain.

Bolehlah saya usulkan judul korannya "Koran Positif Indonesia" :D


No comments:

Post a Comment