Monday, October 31, 2016

Terapi Memaafkan (part 2)

Sebagai lanjutan dari postingan kemarin, di bawah ini kami akan sampaikan beberapa tips yang akan memudahkan Anda untuk melakukan proses pemaafan/ memaafkan/ forgiveness dengan jauh lebih mudah.

Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah menyadari bahwa dibalik perilaku seseorang selalu tersimpan sebuah niatan positif. Maksudnya, kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari apa perilaku nyata yang dimunculkannya. Misalnya saja begini, ada orang yang menghina kita sampai kita malu. Apa kira-kira tujuan positifnya? Bisa jadi dia ingin eksis, bisa jadi dia sengaja untuk melatih mental kita, bisa jadi karena dia ingin lebih mengekspresikan diri, dll. Niatnya selalu benar, hanya caranya saja yang kurang tepat. Dalam hal ini, kalimat singkatnya adalah pisahkan antara seseorang dengan perilakunya.

Hal kedua, saat Anda masih merasa keberatan untuk melakukan proses memaafkan, baca, resapi dan ingat beberapa kalimat di bawah ini :
·         Memaafkan tidak berarti melupakan apa yang terjadi
·         Memaafkan tidak mengharuskan Anda memberitahu orang lain
·         Memaafkan adalah untuk diri Anda dan bukan untuk orang yang menyakiti Anda
·         Memaafkan bukan berarti Anda suka pada apa yang terjadi
·         Memaafkan tidak berarti Anda mengabaikan apa yang terjadi
·         Memaafkan tidak berarti Anda suka pada orang yang menyakiti Anda
·         Memaafkan tidak berarti membiarkan orang yang pernah menyakiti Anda kembali lagi pada kehidupan Anda
·         Memaafkan berarti Anda bebas dari rasa marah, bebas dari rasa dendam dan bahkan Anda bisa jadi menjadi kasihan pada orang yang menyakiti Anda
·         Memaafkan berarti Anda sembuh, sekarang
·         Keputusan yang kita buat di masa lalu adalah KEPUTUSAN TERBAIK, yang bisa kita buat dengan SUMBER DAYA di masa tersebut
·         Masa lalu sudah berlalu, tak mungkin terulang. Masa depan adalah sebuah misteri yang tak terungkap, maka jadikan pengalaman di masa lalu sebagai SUMBER DAYA BARU untuk menjalani MASA SEKARANG sehingga kita boleh berharap keberadaan MASA DEPAN yang lebih baik.

Hal ketiga, proses memaafkan tidak harus bertemu secara fisik dengan yang bersangkutan. Dalam hal ini , kita bisa gunakan imajinasi dalam pikiran kita untuk melakukan proses tersebut. Lho? Bagaimana bisa? Begini, pada dasarnya rumus yang berlaku yaitu KEJADIAN = NETRAL. Saat kita marah, emosi, maka rumusnya menjadi KEJADIAN + EMOSI YANG MELEKAT = RESPON EMOSIONAL. Letak emosi itu dalam pikiran, maka saat kita bisa mengkondisikannya, menjadi lebih mudahlah kita untuk me-netral-kan rasa apapun yang kita rasakan. Jadi saat kita marah dengan seseorang, me-netral-kan = me-maaf-kan. Cara teknis-nya? mari kita simak (contoh untuk teknik memaafkan orang lain)

·         Hadirkan beliau yang membuat kita marah dalam imajinasi kita (boleh duduk atau berdiri), posisikan beliau di depan kita
·         Imajinasikan sosok beliau yang ada didepan kita ini sebagai orang yang akan mengikuti perintah kita. Misalnya saja, beliau kita imajinasikan duduk dengan muka menunduk, tidak akan membalas apapun perlakuan kita, tidak akan berbicara kecuali kalau kita izinkan, dll
·         Ungkapkan seluruh kekesalan yang kita rasakan terhadap beliau imajiner ini. Sampaikan semuanya sampai tuntas. Diijinkan kalau kita ingin melakukan tindakan fisik (memukul, menendang, dan sebagainya—gapapa kaaaan? kan posisinya dalam imajinasi, yang penting kita menjadi lebih lega)
·         Setelah selesai dan kita merasa sudah cukup lega, lihat dan dengarkan bahwa beliau imajiner ini mulai berani menatap kita dan yang keluar dari mulut beliau hanyalah ucapan permintaan maaf dengan wajah penuh penyesalan.
·         Kalau Anda sudah bisa memaafkan, maafkanlah beliau, jika belum, ulangi lagi proses di atas
·         Sebelum membuat beliau imajiner ini hilang dari imajinasi Anda, Anda bisa mengingat kebaikan apapun yang barangkali pernah beliau lakukan terhadap Anda, lalu ucapkan terima kasih dan izinkan beliau imajiner hilang, berlalu dari hadapan Anda

Gimana? Simple sekali kan? Prosesnya sangat sederhana. Kuncinya adalah seberapa serius Anda ingin melepaskan beban emosional dari diri Anda. Kuncinya adalah seberapa serius Anda mempelajari uraian di atas dan sesering mungkin mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

No comments:

Post a Comment