Sunday, September 1, 2013

Memimpin itu Mempengaruhi

Rekan-rekan semua barangkali pernah melihat sebuah film pendek yang mengisahkan tentang anak india dan sebatang pohon yang tumbang di tengah jalan. Dalam film itu dikisahkan, ada sebuah pohon besar yang tumbang di tengah jalan dan menghalangi pengguna jalan untuk melewatinya. Para pengguna jalan pun terpaksa harus menghentikan perjalanannya. Beberapa ada yang menggerutu. Beberapa ada yang melaporkan ke pihak terkait dan menunggu tindakan selanjutnya. Beberapa ada yang hanya berdiam diri dalam kendaraannya.

Tak lama kemudian, ada seorang anak laki-laki kecil yang mendekati pohon yang tumbang tersebut. Dalam keadaan hujan deras, si anak mencoba memindahkan pohon tersebut dengan segenap kekuatannya. Bagaimana hasilnya? Sia-sia!! Ya, memang pohon itu tak bergerak sedikitpun. Hanya saja, apa yang dilakukan oleh anak tersebut menjadikan teman-teman si anak kecil ini ikut mendatangi anak kecil ini untuk mendorong pohon tersebut. Alhasil, tindakan ini pun juga menggerakkan semua pengguna jalan untuk ikut memindahkan pohon tersebut. Dan, Ajaib!! Pohon itu akhirnya bisa dipindahkan bersama-sama dan lalu lintas bisa lancar kembali.

Kalau kita cermati, apa yang dilakukan anak kecil ini sungguh sederhana. Dilihat secara fisik, sebuah hal yang mustahil dia bisa memindahkan pohon besar itu sendirian. Namun keberadaanya bisa mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk melakukan hal yang sama. Bagaimana bisa? Karena si anak kecil memberikan contoh yang nyata, memberikan teladan bagi orang-orang di sekitarnya. Keteladanan, ya inilah yang harus dimiliki untuk bisa mempengaruhi dalam kapasitas sebagai seorang pemimpin.

Mempengaruhi bagi seorang pemimpin adalah melalui proses yang memerlukan waktu. Tidak bisa dengan proses yang instan. Pembentukan karakter tentu saja berbeda dengan mencetak sebuah barang, yang hanya memerlukan waktu singkat. Mempengaruhi berbeda dengan memaksa. Mempengaruhi dekat dengan kesadaran penuh untuk melakukan. Adapun paksaan dekat dengan ketidaknyamanan dan tekanan.
Seperti halnya cerita mengenai perlombaan matahari dan angin. Saat itu matahari dan angin berlomba, siapa yang paling cepat bisa membuat manusia bumi membuka bajunya dengan cepat. Giliran pertama adalah angin. Angin langsung menggunakan kekuatannya untuk menerjang manusia bumi. Apa yang terjadi? Manusia bumi justru semakin kuat memegang bajunya. Semakin diterpa angin, semakin kencang manusia bumi memegang bajunya. Angin pun merasa gagal dan kembali.

Tiba giliran matahari untuk mencoba. Mula-mula matahari hanya menggunakan sedikit pengaruh sinarnya untuk memunculkan kondisi yang gerah pada manusia bumi. Semakin lama, pengaruh sinar sang matahari ini semakin ditingkatkan. Akibatnya, cuaca menjadi semakin gerah. Akhirnya, manusia bumi pun melepas bajunya karena tak tahan dengan suasana gerah yang dialaminya. Matahari pun menang dalam perlombaan tersebut.


Sahabat semua, mari terus belajar, mari terus benahi diri. Mari terus mempantaskan diri agar kita bisa menjadi pemimpin yang memiliki pengaruh. Memimpin diri sendiri adalah sebuah keutamaan. Namun tugas kita tidak hanya berhenti di situ. Setelah ada keutamaan maka bagaimana menebarkan keutamaan itu kepada orang-orang di sekitar kita. Menebarkan pengaruh kebaikan yang menjadikan kualitas kepemimpinan kita semakin bermakna.

No comments:

Post a Comment