Monday, September 30, 2013

Kado Ulang Tahun Salma (3)


........
"Ssst... jangan masuk dulu Salma, ke sini mendekatlah kemari. Rupanya anak-anak yang ada di dalam rumah ini sedang saling bicara" kata kakek sambil mengajak Salma lebih mendekat dengan dinding rumah sederhana itu.

Salma pun mendekat, dan setelah mendekat, dari celah-celah dinding rumah tersebut terlihat ada 3 orang anak wanita. Salah satunya Salma kenal, ya.. dia adalah Fatima, salah seorang temannya yang diundang ke ulang tahun Salma. "Berarti dua anak yang lain adalah adik-adik Fatima" batin Salma.

Sayup-sayup dari dalam rumah terdengarlah suara Fatima dan adik-adiknya. Tampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius.

"Jadi kakak benar-benar memberikan mantel itu?" tanya Andini, adik Fatima
"Iya, dik, karena Salma adalah teman baik kakak. Kakak ingin berikan hadiah yang terbaik di hari ulang tahun Salma" terang Fatima
"Tapi Kak... mantel itu kan hadiah ulang tahun dari bapak untuk kakak. Walaupun mantel itu sudah usang, tapi aku lihat kakak sangat senang memilikinya" kata Andini lagi.
"Iya Dik, kamu benar, kakak memang sayang sekali dengan mantel itu. Kakak tahu bapak pun membelikannya dengan susah payah. Tapi itu satu-satunya harta berharga yang bisa kakak berikan sebagai hadiah untuk Salma. Salma adalah salah satu teman terbaik kakak" jawab Fatima sambil menatap lembut wajah Andini.

"Kita berdoa ya Andini, agar keluarga kita diberikan rizki yang cukup untuk bisa membeli mantel lagi" ujar Fatima melanjutkan ucapannya, sambil membelai rambut Andini.
Andini tak menjawab apapun, ia hanya mengangguk dan kemudian memeluk kakaknya sambil berlinang air mata.

Mendengar pembicaraan adek dan kakak tersebut, Salma hanya terdiam. Salma merasa bersalah karena sudah membuang mantel usang itu. Tersadar dari lamunannya, saat menoleh ke samping kanan dan kirinya, ternyata sang Kakek berjanggut putih ternyata telah pergi dari tempat tersebut.

####

"Kakek... kakek.... kakek ke mana... kakeeek... "Salma pun berteriak dalam kamarnya. Mendengar teriakan Salma, Ibu pun terbangun dan segera menuju kamar Salma. Dibukanya kamar Salma perlahan lalu ibu pun duduk di dekat Salma. Saat ibu duduk di samping Salma, Salma pun langsung terjaga dari mimpinya, terbangun dan didapatinya sang ibu sudah didekatnya.

"Salma... Salma baik-baik saja kan?" tanya ibu sambil membelai rambut Salma.
"Iya bu.. Salma tidak apa-apa. Tadi Salma hanya bermimpi, diajak jalan-jalan oleh kakek baik hati ke rumah Fatima. Dalam mimpi itu, ternyata dia yang memberi hadiah mantel usang itu ibu. Padahal itu adalah mantel kesayangan Fatima, hadiah ulang tahun dari ayahnya" jawab Salma sambil terisak.

Mendengar cerita Salma, ibu hanya tersenyum, lalu berkata " Oh begitu.. lalu apa yang Salma rasakan sekarang ini?" tanya Ibu.
"Salma merasa bersalah bu, tadi Salma langsung membuang kado itu tanpa melihat siapa yang memberikannya. Padahal barangkali itu barang berharga satu-satunya yang dimiliki Fatima" jawab Salma.
"Sudahlah nak... Ibu paham kok. Tadi malam mantelnya sudah ibu ambil kok dari tempat sampah. Memang benar, itu hadiah dari Fatima. Ada sepucuk surat dalam hadiah itu. Salma belum membacanya kan? Fatima adalah sahabatmu yang baik nak" ujar ibu.
"Iya bu... Salma menyesal sekali. Nanti siang kita ke rumah Fatima ya bu, Salma ingin memberikan hadiah mantel yang bagus untuk Fatima" kata Salma.

"Boleh nak, sekarang sudah waktunya shalat subuh, ayo kita shalat dulu" kata ibu sambil beranjak.
Belum sempat Salma menjawab, dari luar rumah terdengar suara pintu diketuk. Salma dan ibu pun segera menuju pintu ruang depan. Ternyata yang mengetuk pintu adalah ayah Salma, yang baru saja sampai dari luar kota.

" Haloo Salma, selamat ulang tahun yaa... maaf Ayah kemarin tidak bisa datang. Ini ayah belikan kado untukmu. Ayo dibuka yaa" kata Ayah sambil menggendong Salma.
"Iya Ayah... tidak apa-apa.. Wah.. apa ini Ayah? Salma buka yaa " teriak Salma kegirangan.

Salma pun segera membuka bungkusan dari Ayah. Apa isinya? Ternyata isi bungkusan itu adalah sebuah mantel warna-warni yang sangaat indah. Salma pun terkejut, tertegun sebentar dan berkatalah kepada Ayahnya, "Ayah... bagus sekali. Salma senaaang sekali dengan hadiah dari Ayah. Emm, bolehkah Salma minta satu permintaan Ayah?" tanya Salma kepada ayahnya.

"Oh..boleh sekali nak, ayo sebutkan saja" jawab ayah bijak
"Ayah... ada temanku yang sangat menginginkan mantel yang bagus ini. Sementara Salma masih punya mantel banyak di rumah. Bolehkah Salma menghadiahkan pemberian Ayah ini untuknya?" tanya Salma sambil menatap ayahnya dengan tatapan penuh keraguan
"Oooh... itu permintaanmu nak. Tentu boleh sekali Salma, Ayah justru bangga  dengan niatmu ini. Ayah bangga memiliki anak yang peduli dan baik hati seperti Salma. Ayo kapan mau diantarkan? Nanti sekalian ditemani Ayah sama Ibu" ujar Ayah.
"Alhamdulillaaah... terima kasih Ayah, ini adalah kado ulang tahun terbaik untuk Salma. Nanti siang antar Salma ke rumah Fatima ya Ayaah" teriak Salma sambil memeluk ayahnya dengan gembira.

#END

No comments:

Post a Comment