Saturday, February 1, 2014

Doraemon dari Abad 19

Aku ingin begini... Aku ingin begitu... Ingin ini.. Ingin itu banyak sekali.. Semua...semua....semua... dapat dikabulkan... dapat dikabulkan dengan kantong ajaaib....


Familiar dengan lirik lagu di atas?
Aha... betul sekali. Lirik lagu di atas adalah penggalan lirik dari soundtrack Doraemon, film kartun terkenal yang sudah eksis dari jaman saya kecil dan sampai sekarang pun, saya masih melihatnya di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia.

Doraemon, dengan segala peralatan yang dimilikinya, adalah dewa penolong bagi seorang anak malas bernama Nobita. Setiap hari, Nobita selalu berkeluh kesah dengan segala permasalahan yang ada. Entah itu tentang kenakalan temannya, tentang pelajaran sekolahnya, tentang orang tuanya, tentang PRnya yang tidak dikerjakan, dan masih banyak lagi. 

Sedangkan Doraemon, hadir sebagai problem solver. Dengan segala macam peralatannya, seperti tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan. Dengan branding "Datang dari Abad ke - 22", Doraemon menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Nobita ini dengan teknologi yang dibawanya dari masa depan. 

Oke, sejenak mari kita lupakan khayalan Doraemon. Sekarang saya ajak Anda semua untuk berpikir, mungkinkah kita menjadi Doraemon? Hehehe... hampir tidak mungkin. Sudah jelas kita adalah manusia, sedangkan Doraemon digambarkan sebagai seekor kucing raksasa bertubuh bulat dan berwarna biru, dengan kantung ajaib yang selalu dibawanya di depan perutnya. Sekali lagi, secara fisik, hampir tidak mungkin.

Pun begitu kalau kita ingin punya teknologi ataupun peralatan yang dimiliki oleh Doraemon. Sudah jelas saat ini kita masih hidup di Abad 21. Dengan segala keterbatasan teknologi dan kemampuan manusia, sebuah hal yang amat sangat sulit untuk membuat semacam "mobil 3 dimensi", "pintu kemana saja", "pesawat ruang waktu", "laci meja untuk menembus dimensi waktu", "Senter pengecil", dan peralatan Doraemon yang lain.

Nah, dengan segala ketidakmungkinan itu, saya tawarkan solusi yang lebih mudah, menjadi seperti Doraemon Abad 19. Lah maksudnya? Begini, Doraemon adalah problem solver, kita pun juga memiliki potensi untuk menjadi problem solver, baik bagi diri kita, maupun orang lain. Doraemon punya peralatan canggih dari Abad 22, sedangkan kita memiliki banyak pengalaman dari jaman kita dikandungan sampai kita dewasa. Ada banyak buku, pelatihan, pengalaman pribadi, sekolah dari Play Group, TK, SD, SMP, SMA/K, Kuliah, D3, S-1,S-2,S-3, belum lagi pengalaman organisasi. Semua memory yang tidak akan pernah hilang dari pikiran kita atau otak kita. 

Saat kita ingin PD, bukankah tinggal mengakses atau mengingat lagi pengalaman PD yang pernah kita alami di masa sebelumnya? Saat kita menghadapi permasalahan, bukankah kita bisa memunculkan seluruh pemikiran kebijaksanaan yang pernah kita miliki sebelumnya? Dalam ilmu Neuro Linguistic Programming, dikenal sebuah presuposisi yang berbunyi "Setiap manusia sudah memiliki seluruh sumber daya yang diperlukannya untuk menjadi sukses". Apa saja? Mulai dari aspek fisik, mata, hidung, telinga, tangan, kaki, paru-paru, jantung, ginjal dan masih banyak lagi. Belum lagi otak kita, dengan segenap potensi pikirnya. 

So, kalau di TV ada Doraemon dari Abad 22, kita juga bisa kok jadi Doraemon dari Abad 19. Kuncinya, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga terus belajar. Kunci kedua adalah, memiliki kemampuan untuk mengakses dan mendayagunakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk keberhasilan yang ingin dicapai.

No comments:

Post a Comment