Tuesday, February 25, 2014

About Love Stories (Part 2)

Oke.... kita lanjutkan Lope Story-nya.... hehehe...

Beliau berdua, Pak Sarjiyo dan Pak Parjono adalah penyandang cacat yang terbilang sukses. Walaupun ternyata di balik kisah sukses beliau berdua ternyata ada sebuah kisah cinta yang sangat mempengaruhi perjalanan kesuksesan mereka. Bagaimana bisa?

Pertama, Pak Parjono pun memulai kisahnya. Beliau cacat saat masih berusia 3 bulan. Perjalanan bisnisnya diawali dengan menjadi seorang montir elektronik, kerjaannya apa? Kerjaannya mbenerin kalau ada radio rusak, TV rusak dll. Kemudian dalam perkembangannya, beliau mulai membuka toko kecil-kecilan. Mulai dari toko kecil itu, ternyata pelanggannya mulai banyak, otomatis, jenis dan jumlah barangnya pun semakin bertambah. Bermodalkan semangat dan kejujuran juga kreativitas, akhirnya saat ini Pak Parjono berhasil memiliki 3 toko elektronik. 

Ternyata eh ternyata, ada satu cerita penting yang ditambahkan oleh Pak Parjono ini. Apa itu? Keberadaan isteri beliau yang sangat mensupport beliau untuk maju. Saat ada keraguan dan ketidakyakinan mulai mengghinggapi pak Parjono, isterinya-lah yang menguatkan beliau untuk yakin dan tetap melangkah. Isterinya juga yang tak pernah henti memberikan semangat kepada beliau untuk belajar banyak hal, termasuk belajar naik motor dan belajar mengendarai mobil sendiri. "Isteri saya juga penyandang disabilitas, dan dialah supporter saya yang luar biasa" begitu kata pak Parjono. (..ssst...ngomong-ngomong nih... sambil dengerin cerita beliau, ingatan saya juga langsung melayang ke isteri saya tercinta...dalam hati saya berkata... "Bener sampeyan pak, isteri saya adalah supporter luar biasa juga bagi saya, kita sama-sama beruntung pak, dianugerahi isteri yang sama-sama luar biasa")

Kedua, jatahnya pak Sarjiyo sekarang untuk cerita. Beliau sekarang bergerak di bidang kuliner, warung makan pagi dan malam, ditambah juga mengelola sebuah angkringan. Beliau pun berbagi mengenai bagaimana akhirnya beliau bisa memiliki bisnis dan bersemangat untuk mandiri. 

Beliau mengalami cacat di kakinya pada usia 23 tahun. Dua tahun setelah menderita cacat di kaki, beliau memberanikan diri untuk melamar seorang gadis yang akhirnya menjadi isterinya. Dikaruniai seorang anak, pasangan ini akhirnya memutuskan untuk berpisah. Isteri pertama beliau ini (karena kemudian beliau menikah lagi) ternyata belum bisa menerima apa adanya kondisi pak Sarjiyo yang mengalami cacat ini. 

Sempat mengalami kesedihan yang cukup lama, karena sejatinya keinginan beliau adalah menikah untuk yang pertama sekaligus terakhir (sama seperti saya pak, insya Allah) Pak Sarjiyo pun memutuskan untuk move on dan menikah lagi. Beliau menikah dengan seorang gadis yang sering berkunjung ke usaha giling tepungnya, dia yang mencintai dan mau menerima pak Sarjiyo apa adanya. 

Setelah menikah bisnis pak Sarjiyo pun semakin berkembang. Gilingan tepungnya terus berjalan, lalu merambah ke bisnis warung makan pagi sampai sore. Semakin kreatif lagi dengan membuka warung bakmi dan nasi goreng di malam hari. Kemudian berlanjut dengan mengakuisisi angkringan milik tetangganya. Pak Sarjiyo pun menyampaikan bahwa ada sebuah kalimat luar biasa yang pernah disampaikan isterinya, " Pak, bapak harus semangat selalu, saya menerima njenengan apa adanya. Jadi apa adanya ayo kita jalani hidup sama-sama"

Hmm... cerita dari pak Parjono dan Pak Sarjiyo makin menguatkan ingatan saya tentang kata-kata ini "dibalik pria sukses, pasti ada wanita luar biasa yang menyertainya"




*Sejenak terdiam, menutup mata, lalu berucap syukur atas anugerah luar biasa yang DIA berikan kepada saya, isteri yang sungguh luar biasa

#END


No comments:

Post a Comment