…..
Sebelumnya kita sudah membahas mengenai Visual
styles. Sebelum kita lanjutkan ke dua model yang lain (Auditori dan
Kinestetik), barangkali ada yang bertanya, lalu bagaimana kalau ternyata orang
tua atau pengasuhnya memiliki model yang berbeda dengan sang anak? Nah, di
sinilah fleksibilitas diperlukan. Pilihannya adalah bertahan dengan modelnya
sendiri dan mengabaikan bagaimana model sang anak dengan hasil yang sangat
mungkin tidak optimal atau mencoba untuk masuk ke dunianya anak dengan model
yang dia sukai sehingga bisa memberikan hasil yang optimal. Semuanya
dikemballikan ke masing-masing.
Oya, satu
lagi yang perlu dicermati mengenai representasi
internal ini yaitu mengenai konteks penggunaannya. Kali ini yang sedang
kita bahas adalah bagaimana model representasi seseorang (anak) terkait dengan
model belajarnya. Pertanyaannya, apakah mungkin seorang anak yang visual dalam
hal belajar, tetapi bisa menjadi auditory dalam hal lain? Sangat mungkin. Perlu
kecermatan lebih dari orang tua atau pendidik untuk mengetahuinya.
Baik, mari
kita lanjutkan ke model berikutnya. Model lain selain visual adalah auditori
dan kinestetik. Anak dengan model belajar auditori, biasanya lebih suka
mendengarkan seseorang membacakan sebuah buku kepadanya dari pada dia
membacanya sendiri. Kalaupun dia membacanya sendiri, maka dia akan cenderung
mem-verbal-kan bacaannya ketimbang diam. Mereka juga suka berbicara dengan
dirinya sendiri.
Anak
auditori adalah anak yang lebih mudah dalam belajar musik. Saat mendengar orang
menyanyi, dia akan dengan mudah tahu apakah nada yang dinyanyikan oleh penyanyi
selaras dengan irama musiknya. Saat si anak pintar memainkan alat music, maka
saat dia mendengarkan sebuah lagu, biasanya lebih mudah baginya untuk
mendendangkan lagu tersebut dengan alat musiknya, tanpa dia tahu sebelumnya apa
chord dari lagu tersebut.
Untuk
memperbanyak kosakata bagi anak auditori, disarankan untuk membakan cerita
menjelang waktu tidurnya. Belajar dengan menyuarakan kata-kata dengan mimik
atau suara lucu juga akan membuat belajarnya menyenangkan.
Untuk
memotivasi anak auditori, gunakan memori auditory yang dimiliki. Kalau dia
memiliki sosok yang dia kagumi, minta dia untuk membayangkan sosok yang dia
kagumi untuk berbicara kepadanya. Bisa juga untuk meminta dia membayangkan
suara-suara apa saja yang dia ingat saat dulu dia mengalami momentum yang
menyenangkan dalam hidupnya. Begitupun kalau dia merasa jengkel dengan
temannya. Akan lebih mudah membuat amarahnya mereda saat memintanya untuk
mengubah suara teman yang membuatnya marah itu dengan suara lain yang
membuatnya tertawa.
Sekarang kita masuk ke model Kinestetik. Anak kinestetik biasanya aktif dan cenderung gelisah kalau diminta hanya diam saja. Model pembelajaran anak model ini adalah dengan memperbanyak praktik. Dia bisa memberikan respon baik saat belajar dengan menggunakan komputer karena biasanya media pembelajarannya adalah interaktif. Maka carilah media pembelajaran via komputer yang menarik untuknya.
Anak kinestetik akan sangat memperhatikan terhadap suhu sebuah ruangan tempat dia beraktivitas. Saat dia merasakan suhu ruangan terlalu panas atau terlalu dingin tentu saja itu akan membuatnya tidak nyaman, termasuk saat dia belajar.
Anak kinestetik akan menikmati model pembelajaran berpasangan. Dimana mereka akan saling mempraktikkan satu sama lain pembelajaran yang mereka terima. Belajar dengan menggunakan contoh atau tutorial juga akan lebih dia nikmati.
Model kinestetik akan banyak mengingat peristiwa atau hal apapun yang sangat berarti untuknya, tentunya dengan lebih banyak melibatkan rasanya. Tidak selalu hal yang menarik menurut orang visual menarik juga menurut orang kinestetik.Saat memakai pakaian misalnya, bagi anak kinestetik yang penting pakaian itu adalah nyaman untuknya, meskipun mungkin orang visual akan melihatnya sebagai pakaian yang tidak pas dari komposisi warnanya.
-end-
No comments:
Post a Comment