Friday, February 28, 2014

It’s About Learning Styles of Children (Part 2)



   …..
Sebelumnya kita sudah membahas mengenai Visual styles. Sebelum kita lanjutkan ke dua model yang lain (Auditori dan Kinestetik), barangkali ada yang bertanya, lalu bagaimana kalau ternyata orang tua atau pengasuhnya memiliki model yang berbeda dengan sang anak? Nah, di sinilah fleksibilitas diperlukan. Pilihannya adalah bertahan dengan modelnya sendiri dan mengabaikan bagaimana model sang anak dengan hasil yang sangat mungkin tidak optimal atau mencoba untuk masuk ke dunianya anak dengan model yang dia sukai sehingga bisa memberikan hasil yang optimal. Semuanya dikemballikan ke masing-masing.

Oya, satu lagi yang perlu dicermati mengenai representasi internal ini yaitu mengenai konteks penggunaannya. Kali ini yang sedang kita bahas adalah bagaimana model representasi seseorang (anak) terkait dengan model belajarnya. Pertanyaannya, apakah mungkin seorang anak yang visual dalam hal belajar, tetapi bisa menjadi auditory dalam hal lain? Sangat mungkin. Perlu kecermatan lebih dari orang tua atau pendidik untuk mengetahuinya.

Baik, mari kita lanjutkan ke model berikutnya. Model lain selain visual adalah auditori dan kinestetik. Anak dengan model belajar auditori, biasanya lebih suka mendengarkan seseorang membacakan sebuah buku kepadanya dari pada dia membacanya sendiri. Kalaupun dia membacanya sendiri, maka dia akan cenderung mem-verbal-kan bacaannya ketimbang diam. Mereka juga suka berbicara dengan dirinya sendiri.

Anak auditori adalah anak yang lebih mudah dalam belajar musik. Saat mendengar orang menyanyi, dia akan dengan mudah tahu apakah nada yang dinyanyikan oleh penyanyi selaras dengan irama musiknya. Saat si anak pintar memainkan alat music, maka saat dia mendengarkan sebuah lagu, biasanya lebih mudah baginya untuk mendendangkan lagu tersebut dengan alat musiknya, tanpa dia tahu sebelumnya apa chord dari lagu tersebut.

Untuk memperbanyak kosakata bagi anak auditori, disarankan untuk membakan cerita menjelang waktu tidurnya. Belajar dengan menyuarakan kata-kata dengan mimik atau suara lucu juga akan membuat belajarnya menyenangkan.

Untuk memotivasi anak auditori, gunakan memori auditory yang dimiliki. Kalau dia memiliki sosok yang dia kagumi, minta dia untuk membayangkan sosok yang dia kagumi untuk berbicara kepadanya. Bisa juga untuk meminta dia membayangkan suara-suara apa saja yang dia ingat saat dulu dia mengalami momentum yang menyenangkan dalam hidupnya. Begitupun kalau dia merasa jengkel dengan temannya. Akan lebih mudah membuat amarahnya mereda saat memintanya untuk mengubah suara teman yang membuatnya marah itu dengan suara lain yang membuatnya tertawa.

Sekarang kita masuk ke model Kinestetik. Anak kinestetik biasanya aktif dan cenderung gelisah kalau diminta hanya diam saja. Model pembelajaran anak model ini adalah dengan memperbanyak praktik. Dia bisa memberikan respon baik saat belajar dengan menggunakan komputer karena biasanya media pembelajarannya adalah interaktif. Maka carilah media pembelajaran via komputer yang menarik untuknya.

Anak kinestetik akan sangat memperhatikan terhadap suhu sebuah ruangan tempat dia beraktivitas. Saat dia merasakan suhu ruangan terlalu panas atau terlalu dingin tentu saja itu akan membuatnya tidak nyaman, termasuk saat dia belajar.

Anak kinestetik akan menikmati model pembelajaran berpasangan. Dimana mereka akan saling mempraktikkan satu sama lain pembelajaran yang mereka terima. Belajar dengan menggunakan contoh atau tutorial juga akan lebih dia nikmati.

Model kinestetik akan banyak mengingat peristiwa atau hal apapun yang sangat berarti untuknya, tentunya dengan lebih banyak melibatkan rasanya. Tidak selalu hal yang menarik menurut orang visual menarik juga menurut orang kinestetik.Saat memakai pakaian misalnya, bagi anak kinestetik yang penting pakaian itu adalah nyaman untuknya, meskipun mungkin orang visual akan melihatnya sebagai pakaian yang tidak pas dari komposisi warnanya.

-end-

No comments:

Post a Comment